Kisah Sepotong Roti dari Balik Penjara! Kesan Angker Lapas Narkotika Hilang! Ini Videonya!

Dapur Roti Jaman Now, begitu nama rumah produksi roti di Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang di Km 18 Kijang

tribunbatam/aminnudin
Warga binaan Lapas Tanjungpinang khusus narkotika saat unjuk kebolehan membuat roti, Selasa (27/3/2018) 

TRIBUNBINTAN.COM, KIJANG-Dapur Roti Jaman Now, begitu nama rumah produksi roti di Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang di Km 18 Kijang.

Dapur roti ini gagasan kepala Lapas Narkotika, Mishabahuddin. Mishba punya konsep dan gagasan idealis yang sudah lama terpendam agar setiap napi bisa menjadi orang baik di masyarakat.

Baca: Tajir dan Berlimpah Kekayaan, Siapa Sangka Rumah Penyanyi Dangdut Ini Kondisinya Memprihatinkan!

Baca: Kejati Kepri Periksa Anggota DPRD Bintan! Aspidsus: Ini Nama-nama Terperiksa Dugaan Mark Up Tarif!

Baca: Heboh! Jarang Terekspos, Suami Dian Sastro Diam-diam Diperiksa KPK. Ini Dugaan Kasusnya!

Baca: BREAKINGNEWS: SDN 02 Sungai Panas di Batam Dibobol! Maling Tak Kuat Bawa Hasil Curian!  

Makanya, ia mengaku sangat sedih dan terpukul bila mendengar ada napi yang kemudian bebas malah terjerat tindak pidana yang kedua kali.

Bara yang menggebu untuk menjauhkan mantap napi dari kejahatan kedua kali seperti padam seketika. Tapi Mishbahuddin tak patah arang. Ia percaya, ada banyak napi baik yang bisa dibina menjadi orang baik.

Bagi Mishba, penjara memang tempat orang orang bersalah dihukum atas tindak pidana yang dilanggar. Tapi, setiap kesalahan seyogyanya harus sekali untuk seumur hidup. Jangan ada peluang melakukan kesalahan dua kali.

Baca: Malas Dengan Grup yang Berisik! Begini Cara Keluar dari Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan!

Baca: Heboh! Deddy Corbuzier Unggah Video Bakal Bongkar Uang Gelap di Belakang Endorsement Artis!

Baca: Tragis! Jenderal Amerika Ini Tewas Tertembak Pasukannya Sendiri! Mengenaskan Kisahnya!

Alias masuk penjara berkali kali. Karena itu, agar hal itu tak terjadi, Mishba mencoba meramu konsep memberdayakan warga binaan untuk punya keahlian.

Keahlian itu akan menjadi bekal warga binaan menggeluti dunia baru ketika keluar dari tembok penjara.

"Nah salah satu caranya membuat dapur roti ini. Ini adalah usaha rintisan untuk memberdayakan para napi yang punya keahlian di bidang roti untuk dikembangkan di sini.

Jika usaha roti ini sukses, kesusksesan ini diharapkan lanjutkan mereka di luar nanti, sekaligus menjadi cikal bakal produk khas ala lapas,"kata Mishbahuddin.

TribunBintan.com sempat diajak melihat lebih dekat Dapur Roti Jaman Now dan dipersilahkan mencicipi produk roti racikan napi. Diselingi segelas kopi mocca, cita rasa roti tersebut ternyata sangat menggoda lidah.

Rotinya lembut dan kenyal dan di setiap gigitan menawarkan sensasi rasa yang khas. Sepintas, produk roti Dapur Jaman Now mirip dengan roti pada umumnya. Namun yang membedakannya, cita rasa. Dan pastinya juga cerita dibalik pembuatan roti yang tidak biasa.

Tangan tangan terampil dibalik cita rasa roti Dapur Jaman Now ala lapas ini adalah Topan, Ari dan Das.

Mereka adalah warga binaan yang berlatar belakang pengalaman koki dan staf restoran sebelum terjerat dunia obat terlarang.

Topan dan Ari pernah bekerja di kapal sebagai koki. Oleh Mishbahuddin, keahlian koki tiga napi tersebut dirasa akan sia sia bila tidak diasah.

Penjara jangan sampai turut membunuh keahlian warga binaan apalagi bila skill tersebut positif dan berguna untuk hidup di luar penjara.

Dapur Roti Jaman Now bersebelahan dengan ruang komunikasi pengunjung dengan warga binaan. Ruanganya tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung oven,

alat pembakaran roti. Selain oven, tersedia meja untuk meracik adonan roti yang juga sekaligus tempat penyimpanan terigu, margarin, telur, dan bahan masak.

Di ruang itulah Ari, Topan dan Das berkolaborasi meracik adonan sehingga menjadi roti siap saji yang menggugah selera. Terdapat petugas Polsuspas yang on time mengawasi kegiatan para warga binaan meracik roti.

"Bahan roti kami ada terigu, gula, mentega, telur dan lainnya. Lalu kita buat adonan dan setelah itu dipanggang di oven. Lama sekali masak bisa 15 menit,"kata Ari, sang cheff.

Ari mengatakan, sejak berkecimpung sebagai peracik roti Dapur Roti Zaman Now, semangat hidupnya untuk berkarya di luar makin menggebu gebu.

Ia merasa, obat terlarang yang menjeratnya beberapa tahun silam yang kemudian membawanya ke bilik penjara narkotika adalah kesalahan fatal.

"Saya seperti menyia nyiakan hidup saya. Lewat kegiatan ini, saya seperti diingatkan agar jangan lagi kembali ke sana (perkara narkotika),"ujanya.

Kalapas Mishbahuddin mengatakan, pangsa pasar produk Dapur Roti Zaman Now diakui masih terbatas. Hasil penjualan sementara roti tersebut dipakai untuk menambal kekurangan biaya operasional pengembangan Lapas. Untuk memperbesar pangsa pasar, Mishbahuddin berencana bekerja

sama dengan outlet di luar lapas untuk turut memasarkan roti produk ala lapas. Harapan dia, masyarakat bisa menerima produk tersebut. "Makanya kita akan terus upayakan bagaimana standar produk dapur roti bisa diterima pasar ataupun kalau perlu bisa bersaing.

Kita akui ini tidak akan mudah. Tapi setidaknya kita bekerja keras berusaha agar produknya bisa tembus pangsa pasar lebih beras. Untuk sementara ini kita pelan pelan dulu, kita mulai setahap demi setahap," kata Mishbahuddin.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved