Mellennial
Makan Junk Food Bahaya Lho! Simak Apa Saja Akibat Buruknya
Meski bukan termasuk healthy food, kedua jenis makanan ini tetap saja menjadi favorit dan banyak dipilih untuk dikonsumsi.
JUNK food dan fast food, rasanya semua setuju jika kedua jenis makanan tersebut dinilai kurang sehat terutama dari kecukupan serat, vitamin serta mineral. Cara pengolahan yang cepat dan bahannya yang kebanyakan tinggi lemak, garam serta gula juga bisa diklaim bisa mengganggu kesehatan.
Sayangnya, meski bukan termasuk healthy food, kedua jenis makanan ini tetap saja menjadi favorit dan banyak dipilih untuk dikonsumsi. Terutama oleh kalangan Mellennial. Alasannya sudah pasti beragam.
Namun, kebanyakan karena selain rasanya yang lebih tasty, baik junk food maupun fast food sangat mudah didapatkan bagi yang butuh makanan yang instant.
Rara Candita, siswa SMA Pelita Utama mengakui jika junkfood adalah makanan sampah yang sangat miskin nutrisi dan bisa dibilang makanan kurang sehat.
Pendapat yang sama juga dikatakan Salwa. Siswa SMK 7 ini juga setuju jika junkfood adalah makanan sampah karena kurang nutrisinya. Ia mengaku lebih menyukai fast food dibandingkan junk food.
Sementara Eva Mariana yang bersekolah di SMAN 8 Batam, mengungkapkan, karena tahu efek buruh junk food untuk kesehatannya, dia hanya mengonsumsi junk food sesekali saja. Baginya junk food adalah makanan sampah.
Lantas apa kata ahli gizi terkait dua jenis makanan tersebut?
Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Awal Bros, dr Brain Gantoro SpGK, junk food tidak baik untuk kesehatan karena tinggi lemak, garam dan gula. Junk food juga kurang serat, vitamin dan mineral.
"Junk food berbahaya karena tinggi lemak, garam dan gula disebut dengan Zero-Calories," katanya.
Akibat jika keseringan mengonsumsi junk food, jumlah lemak badan menjadi tidak seimbang. Sehingga akan terjadi percepatan penuaan, peningkatan risiko penyakit degenerative (DM, hipertensi, penyakit jantung koroner dan kanker).
Dr. Brain juga menyebutkan bahwa selain junk food, fast food juga banyak disenangi banyak orang. Kedua tipe makanan tersebut sering disamakan karena isinya hampir sama, praktis, enak, dan terjangkau.
Namun junk food dan fast food mempunyai sedikit perbedaaan. Junk food merupakan makanan yang tinggi lemak, garam, gula kurang serat, vitamin, dan mineral. Sedangkan fast food adalah makanan cepat saji, makanan olahan, umumnya digoreng sehingga tinggi lemak.
Misalnya saja, gorengan, makanan kaleng, sosis, daging ham, asinan, manisan kering, es krim, jeroan, keju olahan, makanan beku, dan sebagainya.
"Supaya rasanya enak terkadang juga diberi garam yang melebihi kecukupan dalam sehari. Padahal, seharusnya jumlah asupan garam hanyalah lima gram per hari. Kemudian ada juga yang memberi gula yang banyak melebihi anjuran kesehatan. Padahal, normalnya maksimal 50 gram atau setara empat sendok sehari. Begitu juga penyedap rasa atau MSG yang normalnya hanya lima gram per hari," katanya.
Menurutnya, kedua tipe makanan tersebut sering disamakan karena isinya hampir sama, namun penyajiannya berbeda karena fast food diolah lebih lama ketimbang junk food sehingga kandungan vitaminnya hilang. Dan ia menyarankan agar makan buah dan sayur setelah konsumsi junk food atau fast food.