Wakapolres Tembak Adik Ipar

Paman Kompol Fahrizal Blak-blakan. Begini Hubungan Sebenarnya Pelaku dengan Adik Iparnya

Dari pernyataan Fahrizal yang menyatakan tidak menyesal telah memberondong Jumingan, penembakan ini kemungkinan bermotif dendam.

Tribun Medan
Jasad Jumingan, korban penembakan Kompol Fahrizal tiba di rumah duka, Kamis malam 

Laporan wartawan Tribun Medan Frengki Marbun

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Motif penembakan yang dilakukan Kompol Fahrizal terhadap adik piarnya, Jumingan (33) alias Jun masih misterius.

Penembakan itu terjadi Rabu (4/4/2018) malam di kediaman orangtua pelaku di di Jalan Tirtosari, Kecamatan Medan Tembung, Medan, Sumatera Utara.

Kompol Fahrizal (40) yang saat ini menjabat Wakapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat itu pulang bersama istrinya ke Medan untuk menjenguk ibunya, Wak Kartini, yang sedang sakit.

Tidak hanya warga Medan, kepolisian dan keluarga sendiri masih bingung dengan kasus ini.

Dari pernyataan Fahrizal yang menyatakan tidak menyesal telah memberondong Jumingan, penembakan ini kemungkinan bermotif dendam.

Baca: Awalnya Ngobrol Akrab. Benarkah Kompol Fahrizal Eksekusi Mati Adik Iparnya Bermotif Dendam?

Baca: Sebelum Tembak Adik Ipar, Kompol Fahrizal Sempat Todongkan Senjata ke Ibunya Sendiri

Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Sumut saat ekspose di Polda Medan, Kamis sore.

Namun, Teguh Muliono (56), paman Fahrizal tidak yakin jika penembakan itu bermotif dendam.

Teguh mengungkapkan, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan itu dan Jumingan sama sekali tidak memiliki masalah atau percekcokan di dalam keluarga.

"Saya sangat terkejut terhadap berita ini. Setahu saya Fahrizal dan Jumingan tidak memiliki masalah, baik itu masalah keluarga maupun pribadi," ujar Teguh kepada wartawan di rumah duka, Kamis malam.

Teguh mengakui bahwa Fahrizal awalnya ingin menembak ibu kandungnya sediri, namun dicegah oleh Jumingan.

"Semalam sehabis Salat Isa. Fahrizal datang dan sempat duduk-duduk sambil ngobrol baik-baik. Nah, masalah penembakan itu, memang awalnya ibunya mau ditembak. Datanglah Jumingan menghalau, tetapi ia langsung ditembak. Yang saya dengar (tembakan) sekali," ujarnya lagi.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Fahrizal disebut-sebut menghabiskan enam peluru di pistol Revolver-nya, mengarah tiga tembakan ke kepala dan tiga tembakan di selangkangan korban.

Baca: Kompol Fahrizal Tidak Menyesal Tembak Adik Iparnya. Apa Dendam Kesumatnya?

Informasi lain menyebutkan, awalnya Fahrizal menembak dua kali, kemudian mengejar adiknya Heni --suami Jun-- yang lari ke kamar dan mengunci pintu.

Setelah itu Fahrizal kembali lagi ke Jumingan dan menembaknya lagi, sebelum akhirnya berlalu.

Seorang warga mengatakan mendengar setidaknya enam kali tembakan di rumah tersebut.

Peristiwa ini memang sangat menyita perhatian warga setempat.

Mereka juga penasaran karena keluarga Fahrizal selama ini dikenal rukun, termasuk hubungannya dengan keluarga Jumingan.

Tidak pernah terdengar masalah atau percekcokan keluarga.

Teguh juga membenarkan hal tersebut.

"Enggak ada masalah keluarga. Waktu lebaran kemarin, baik-baik ajanya, enggak ada masalah atau cekcok gitulah. Apalagi soal harta warisan, enggak ada," ucapnya lagi.

Jenazah Jumingan, setelah diotopsi di RS Bhayangkara Polda Sumut, dibawa ke rumah duka, Kamis malam sekitar pukul 18.30 WIB.

Sebelum dibawa ke rumah duka, jasad Jun disalatkan dulu di masjid setempat.

Jenazah Jumingan hanya sebentar disemayamkan di rumah duka, selanjutnya dibawa ke kampung halamannya di Kisaran untuk dimakamkan, malam ini juga.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Paman Kompol Fahrizal Ceritakan Kronologi Penembakan Jumingan, ternyata. . ."

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved