VIRAL! Bermodal Jeriken, Pria Ini Pertaruhkan Nyawa Selamatkan Wanita yang Loncat dari Jembatan

Wanita berusia 28 tahun itu terjun dari jembatan setinggi hampir 20 meter ke tengah lautan berarus deras pasa pukul 11.05 waktu setempat.

screengrab

TRIBUNBATAM.id, PULAU PINANG - Seorang anggota polisi bantuan di Pulau Pinang Malaysia mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan wanita yang nekat bunuh diri di jembatan Abdul Halim Muadzam Shah (JAHMS), Gerofetown, Pulau Pinang, Kamis (19/4/2018).

Wanita berusia 28 tahun itu terjun dari jembatan setinggi hampir 20 meter ke tengah lautan berarus deras pasa pukul 11.05 waktu setempat.

Wanita berjilbab berusia 28 tahun yang tidak disebutkan namanya itu meninggalkan mobilnya di tengah jembatan di Kilometer 9.9 sebelum terjun ke laut.

Aksi wanita itu dilihat oleh seorang polisi bantuan yang dipekerjakan di jembatan itu saat sedang patroli.

Pria bernama Zaidi Salleh (52) ini kemudian melakukan aksi heroik untuk menyelamatkan wanita tersebut.

Bermodalkan jeriken ukuran 5 liter dan tali yang ada dimobil patrolinya, ia kemudian meloncat ke laut dan menyambar tubuh wanita tersebut.

Sekitar 40 menit lamanya Zaidi dan wanita itu bertahan melawan arus air yang cukup deras, menunggu bantuan datang.

Ia bahkan sempat melepas jeriken untuk wanita itu karena benda yang digunakan sebagai pengapung itu sudah tak kuat menahan tubuh mereka berdua.

Untunglah, tak lama kemudian, sebuah pompong nelayan datang dan menyelamatkan dua orang itu.

Satu di antara nelayan itu sempat merekam ke dua otang itu dinaikkan ke pompong dan menjadi viral di media sosial.

Zaidi Salleh (freemalaysiatoday.com)

Kepala Kepolisian Daerah Seberang Perai Selatan, Superintendan Shafee Abd Samad seperti dilansir Berita Harian mengatakan, korban berhasil diselamatkan dan saat ini mendapat perawatan di rumah sakit setempat.

"Korban dibawa ke Hospital Sungai Bakap (HSB). Hasil pemeriksaan awal, korban nekat melakukan itu karena dalam kondisi tertekan," katanya tanpa merinci lebih jauh.

Kepada The Star Malaysia, Zaidi mengatakan, saat berpatroli di jembatan, ia melihat mobil ditinggal di jembatan dan tidak ada orang di sekitar mobil tersebut.

Ia langsung melihat ke air dan melihat seorang wanita sedang kepayahan di tengah ombak.

Menurut Zaidi dua alat bantu yang menjadi penyambung nyawanya dan wanita itu memang selalu ada di mobilnya.

Jeriken biasanya digunakan untuk membawa air untuk menyiram mesin loti yang panas dan mogok di tengah jembatan, sementara tali biasanya digunakan untuk menarik kendaraan.

Dalam waktu cepat, ia langsung mengosongkan jeriken tersebut dan mengikatkan ke pinggangnya.

Sedangkan ujung tali yang lainnya diikatkan ke tiang listrik di jembatan.

Pensiunan Handau (Resimen Pertahanan Darat Angkatan Udara Malaysia) ini lalu meluncur menggunakan tali itu ke air dan berenang ke arah wanita tersebut.

Namun bantuan tak segera datang karena tidak ada kapal yang lewat sehingga keduanya mengapung selama 40 menit di dalam ait.

Selama mengapung itu, Zaidi terus menguatkan wanita itu agar tetap kuat dan tidak putus asa.

"Saya katakan padanya untuk tetap kuat dan hidup itu berharga," katanya.

 Awalnya mereka berdua berpegangan pada jeriken tetapi itu tidak kuat menahan mereka berdua.

"Saya memutuskan untuk memberikan jeriken pada wanita itu karena dia terus menangis dan syok," katanya.

Sementara itu, Zaidi bertahan sendiri dan hanya berpegangan pada tali agar tidak terbawa arus.

Dalam video yang diambil nelayan yang diposting di Facebook saat keduanya diangkat ke dalam kapal, wanita yang mengenakan hijab hitam, celana panjang hitam dan blus hitam-putih itu terlihat menangis tak terkendali.

Ia berulangkali mengatakan tidak mau pulang saat ditarik ke atas perahu.

Video itu juga menunjukkan bahwa wanita itu memiliki tas punggung dan kacamata.

Zaidi terus menghiburnya meskipun terlihat kelelahan di atas boat.

Wakil direktur komunikasi korporat JKSB, Azizi Azizan, mengatakan salut atas kesigapan Zaidi dalam bertindak dalam waktu cepat.

Duduga, hal itu karena pengalaman ayah tiga anak ini sebagai prajurit Royal Malaysian Air Force dan penyelam scuba berlisensi.

"Menggunakan jeriken bukanlah prosedur standar kami. Zaidi melakukan itu sesuai dengan kemampuan instingnya," kata Azizi.

Zaidi mengatakan, ketika terjun menolong wanita itu, ia seperti melihat anaknya sendiri sehingga dirinya memutuskan untuk turun.

"Tak sampai hati saya melihatnya. Asalkan nyawa wanita itu dapat diselamatkan, saya tidak memikirkan diri saya sendiri," katanya dilansir NSTP.

Selain itu, Zaidi juga yakin bisa melakukan hal berbahaya itu karena ia lebih 20 tahun bertugas di AU dengan berbagai latihan, termasuk teknik meluncur menggunakan tali dan berenang.

"Syukur, dengan kelebihan yang dianugerahkan kepada saya, saya dapat berbakti dan menolong otang lain," katanya.

"Saya tahu korban tidak sadar dengan apa yang dilakukannya karena berada dalam keadaan yang amat tertekan. Jika sadar, dia tidak akan menjerit ketakutan seperti itu setelah berada di air," katanya.

LIHAT VIDEONYA:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved