Rupiah Terus Bergejolak, Perusahaan pun Tempuh Sejumlah Strategi Ini untuk Bertahan

Fluktuasi rupiah turut menekan pasar saham Indonesia. Harga sejumlah saham emiten yang memiliki impor besar terkoreksi.

Istimewa
Ilustrasi mata uang asing terhadap rupiah 

Perubahan kurs mata uang asing membuat saldo kas ACES turun Rp 1,21 miliar pada kuartal I-2018. Setahun sebelumnya, saldo kas turun Rp 4,12 juta akibat kurs.

Di sektor penerbangan, Garuda Indonesia (GIAA) juga menerapkan strategi hedging. Emiten ini meningkatkan pendapatan dolar AS.

Di antaranya lewat penambahan rute internasional dan penambahan frekuensi.

"Kami buka di Cina dan India. Kami juga menambah frekuensi di Australia," kata Ikhsan Rosan, VP Corporate Communication GIAA kepada KONTAN, Kamis (4/5).

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, strategi investor saat ini lebih tepat wait and see.

Penguatan dolar AS bisa membebani pasar. Selama apresiasi dollar AS masih terus berlanjut di atas level fundamental rupiah di Rp 13.500 per dolar AS, maka pelemahan rupiah bisa membebani IHSG dan mengakibatkan koreksi lanjutan.

"Pelemahan rupiah juga meningkatkan risiko investasi," ujar Bertoni, kemarin.

Peningkatan risiko pasar searah risiko emiten, seperti KLBF dan KAEF. Bertoni melihat, secara teknikal KAEF telah menembus level support potensi uji ke support selanjutnya di Rp 1.960 per saham dan KLBF support selanjutnya Rp 1.420.

"Sebaiknya wait and see hingga ada sinyal positif penguatan rupiah dan meredanya aksi jual investor asing," kata Bertoni.

(kontan.co.id/Dede Suprayitno)

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved