Dari Kawan jadi Lawan sampai Kembalinya Mahathir, Inilah 4 Keunikan Pemilu Malaysia Kali Ini
pPada pemilu Malaysia kali ini, ada empat keunikan yang mungkin bakal segera mengubah negara tersebut.
2. 'Putri Reformasi' yang 'berdamai' dengan musuh
Nurul Izzah Anwar mengaku sepakat bekerja sama dengan Mahathir, sosok yang pertama kali menjebloskan ayahnya, Anwar Ibrahim, ke penjara. Foto: ANTHONY KWAN/GETTY IMAGES
Nurul Izzah Anwar mengaku sepakat bekerja sama dengan Mahathir karena pemilu kali ini bukanlah tentang dirinya, tapi tentang Malaysia, tentang para pemilihnya.
Meski demikian, dia memilih bersikap optimistis sekaligus waspada saat berkolaborasi dengan sosok yang menjebloskan ayahnya, Anwar Ibrahim, ke sel penjara pada 1999 lalu.
Hukuman kepada ayahnya saat itu adalah kali pertama dari serangkaian hukuman berikutnya atas tuduhan sodomi. Saat ini pun Anwar Ibrahim masih menjalani hukuman.
"Sudah ada permintaan maaf sehingga kami menanggapi hal ini dengan lapang dada. Jelas, ini bukan proses yang mudah, tapi saya menilainya berdasarkan perbuatannya," kata Nurul Izzah kepada BBC Indonesia.
Mahathir dan Anwar dulu berstatus sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri sebelum Anwar kemudian dipecat pada 1998 dan dituduh melakukan korupsi.
Anwar lantas memulai gerakan Reformasi dan membentuk Partai Keadilan Rakyat—parpol yang semula dimaksudkan sebagai gerakan melengserkan Mahathir dari kursi perdana menteri.
Menariknya, kali ini Mahathir memakai atribut PKR guna bersaing melawan Barisan Nasional—koalisi berkuasa Malaysia sejak 1974 yang pernah dibelanya.
3. Perdana Menteri tertua di dunia?

Mahathir bakal berusia 93 tahun pada Juli ini dan, jika sukses memenangi pemilu, dia akan menjadi pemimpin tertua di dunia.
Sebagai sosok andalan kubu oposisi untuk menjadi perdana menteri, dia menantang Najib yang berusia 64 tahun dalam pemilu yang diikuti oleh sebagian besar pemilih muda.
"Saya pikir kita akan memilih pemerintah untuk masa depan, menatap 30 tahun ke depan, 2050," kata Menteri Pemuda dan Olahraga, Khairy Jamaluddin.
"Atau Anda ingin memutar jarum jam, kembali ke era represi, kembali ke masa kapitalisme kroni, kembali ke masa ketika semua reformasi institusi yang dia janjikan hari ini harus dilakukan karena kerusakan yang dia timbulkan saat dia menjadi perdana menteri," tambah Khairy.