TEROR BOM DI SURABAYA

Risma: Nalarku Nggak Sampai. Kita yang Mengandung, Disusui, Disuapi, Kemudian Diajak Mati

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak habis pikir bagaimana seorang ayah dan ibu tega mengajak anaknya melakukan aksi bom bunuh diri.

Twitter @yks65
Walikota Surabaya Tri Rismaharini berkeliling kota menggunakan sepeda motor untuk mengecek keamanan rumah ibadah dan tempat keramaian, Senin (14/5/2018). 

TRIBUNBATAM.id, SURABAYA - Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak habis pikir bagaimana seorang ayah dan ibu tega mengajak anaknya melakukan aksi bom bunuh diri.

Ungkapan itu disampaikan Risma menanggapi aksi bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018)  dan Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).

Peristiwa ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo mengakibatkan banyak korban.

Hingga Senin (14/5/2018) pukul 21.00 WIB, ada sebanyak 25 orang tewas dan 57 dirawat di rumah sakit.

Data yang diperoleh Surya.co.id menyebutkan, dari 25 orang itu, 13 di antaranya adalah pelaku. 

Baca: VIDEO. Risma Berkeliling Surabaya Naik Motor Pastikan Seluruh Gereja Aman, Tiba-tiba Lemas

Baca: Setelah Bom Meledak, Perwira Polisi Ini Langsung Sambar Anak Pelaku Bom: Saya Takut Mobil Terbakar

Baca: Setahun Tak Berkunjung, Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Temui Orangtuanya Sebelum Aksi

Baca: Pelaku Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya Juga Satu Keluarga. Anak Paling Kecil Selamat

Rinciannya, 6 orang tewas bom bunuh diri di 3 gereja, 4 orang tewas bom di Polrestabes Surabaya dan 3 orang tewas di Rusun Wonocolo, Sepanjang Sidoarjo.

Sementara 12 korban tewas lainnya adalah warga sekitar ledakan.

Rinciannya, di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jl Ngagel sebanyak 5 orang dan di  Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) sebanyak 7 orang.

"Semua jenazah korban masyarakat yang meninggal sudah diserahkan ke keluarga, ada 12 orang," sebut Kabid Huas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018) malam.

Sedangkan untuk korban yang dirawat di rumah sakit, lanjut Barung, ada 57 orang.

Mereka masih menjalani perawatan di bebrbagai rumah sakit di Surabaya.

"Kami mohon doa, semoga korban yang dirawat di rumah sakit segera sembuh," harap Barung.

Atas insiden itu Walikota Risma sangat prihatin, terlebih pelakunya melibatkan anak-anaknya yang masih di bawah umur.

Walikota Surabaya di depan gereja yang diserang teroris.

Seperti diketahui, ada tujuh anak yang dilibatkan orangtuanya dalam aksi bunuh diri ini.

Di antaranya, empat anak dalam peledakan tiga gereja, serta tiga anak dalam peledakan bom di Polrestabes Surabaya, namun satu orang Ais (7) selamat.

Itu belum termasuk bom yang meledak di kediaman seorang teroris di Rusunawa Sidoarjo.

"Nalarku nggak sampai. Kita yang mengandung, disusui, disuapi kemudian diajak mati. Sakit saja (anak) saya susahnya setengah mati. Nggak masuk di nalar saya," kata Risma, Senin (15/5/2018).

Risma sangat menyesalkan para pelaku teroris yang melibatkan anak-anak yang menurutnya mempunyai kepercayaan yang menyesatkan.

"Apa yang ada di balik itu. Saya hanya mikir untuk apa dia dibesarkan. Doktrin apa yg disampaikan hingga anak pun harus ikut," kata walikota perempuan tersebut.

Sekalipun ada yang mengatakan anak pelaku tersebut pernah mengatakan ingin mati syahid, bagi Risma, anak tersebut tidak sesungguhnya mengerti arti mati syahid.

Bagi Risma, anak-anak harusnya dilindungi karena mereka belum banyak mengerti, bukan malah dikorbankan.

"Anakku sampai sudah punya anak itu kalau dia sakit, aku nangis. Kok malah diajak mati," tandasnya.

Menurutnya, agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan. Walaupun dulu ada perang, alasannya jelas dan semuanya dilakukan secara berhadap-hadapan.

"Dulu juga perangnya ada lawan, hadap-hadapan. Ini nggak ada perang, perang lawan siapa saya nggak ngerti," kata Risma.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Risma: Nalarku Gak Sampai. Kita yang Mengandung, Disusui, Disuapi kemudian Diajak Mati"

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved