Ramadan dan Lebaran 2018
MENIKMATI 3 Tradisi Warga Islam dan Hindu di Bali yang Bikin Ramadan Makin Adem
Meski mayoritas warga Bali menganut agama Hindu, antusias masyarakatnya dalam menyambut bulan Ramadan tidak kalah dengan tempat lain.
TRIBUNBATAM.id- Meski mayoritas warga Bali menganut agama Hindu, antusias masyarakatnya dalam menyambut bulan Ramadan tidak kalah dengan mereka yang ada di Pulau Jawa.
Yang paling mengejutkan, kerabat non-Muslim pun turut hadir dalam kemeriahan ini.
Memang sudah biasa bagi penduduk ber-KTP Bali untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
Lalu, penasaran bagaimana tradisi masyarakat Bali menghabiskan waktu Ramadan?
Simak tiga tradisi unik umat Muslim di Bali saat bulan puasa!
Megibung

Megibung merupakan tradisi turun-temurun yang masih dijaga oleh masyarakat Bali dan Lombok. Arti ‘gibung’ sendiri adalah kegiatan saling berbagi, duduk bersama untuk makan sambil berdiskusi.
Jadi, jangan heran kalau kamu melihat ada suguhan lauk-pauk yang diletakkan di atas daun pisang. Hampir mirip dengan Liliwetan!
Megibung rutin diselenggarakan oleh masyarakat Muslim di Bali, tepatnya di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, bagian timur Pulau Dewata.
Menu lauk yang disajikan antara lain ayam bakar, sate lilit khas Bali, ikan asin, nasi putih, sambal terasi, serta tidak lupa sayur dengan tempe dan tahunya.
Menariknya, tidak hanya umat Islam saja yang bisa makan bersama. Teman atau kerabat yang berbeda agama boleh ikut merasakan suasana ini. Biasanya mereka bergotong royong untuk melaksanakan tradisi Megibung.
Sate Susu

Kolak, gorengan, dan es buah mungkin sering kamu temui di deretan jajanan takjil. Berbeda dengan di Bali, justru sate susulah yang paling laris dibeli oleh masyarakat sana.
