MENILIK Penjara Apac Brasil yang Penuh Cinta: tak Ada Sipir dan Disediakan Kamar Suami-Istri
Bahkan, para pengunjung disambut oleh seorang narapidana yang membuka pintu utama penjara yang lalu membawanya ke sel para perempuan.
Mereka harus belajar dan bekerja, terkadang bekerja sama dengan masyarakat setempat. Jika mereka tidak - atau jika mereka mencoba melarikan diri - mereka berisiko dikembalikan ke lembaga pemasyarakatan biasa.
Memang pernah terjadi perkelahian fisik tetapi tidak pernah ada peristiwa pembunuhan di penjara Apac, kata Sabatiello.
Ia mengungkapkan ketiadaan sipir telah mengurangi ketegangan.
Beberapa perempuan napi di sini menjalani hukuman seumur hidup untuk kejahatan keji namun suasana di sana bisa tenang.
"Saya masih berusaha melupakan nomor tahanan saya yang lama," kata Aguimara Patricia Silvia Campos, napi yang mengepalai dewan penjara yang merupakan penghubung dengan pengelola.
Campos menjalani penjara empat bulan di LP biasa setelah ditangkap karena perdagangan narkoba dan menyimpan 26 gram kokain di rumah yang ia tempati bersama mantan suaminya.
"Di sana kami semua digabung dalam satu ruangan, ada 20 narapidana tidur di lantai beralaskan kasur kotor, dan makanannya tidak bisa disantap," katanya.
Ia mengatakan semua kerabatnya digeledah setiap kunjungan ke tahanan, praktik ini banyak dikeluhkan para napi perempuan.
Digabung dengan penjahat yang lebih keji
Namun situasi Campos juga mencerminkan masalah yang lebih luas dalam sistem penjara Brasil.
Para pakar mengatakan kalangan perempuan sering terjebak dalam kejahatan oleh pasangan prianya dan kemudian dijebloskan ke dalam sel yang diisi para pelaku kejahatan yang lebih keji.
Ini adalah salah satu penyebab jumlah penjara perempuan di Brasil mengalami peningkatan tajam dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya tidak tahu apa-apa tentang kejahatan ketika saya dijebloskan ke penjara itu," kata Campos. "Perempuan yang satu ruangan dengan saya memenggal kepala tetangganya dan membawanya dalam koper."
Ibu dua anak itu melakukan pekerjaan di dalam penjara agar hukuman delapan tahunnya bisa dikurangi.
Mengurangi hukuman dengan cara bekerja dan belajar juga diperbolehkan di lembaga pemasyarakatan biasa tetapi jarang diterapkan, kata Hakim Antonio de Carvalho, yang mendukung sistem Apac di Itaúna.