Gerindra Jabar Tolak Hasil Hitungan Cepat. Ridwan Kamil Tak Khawatir dengan Hasil Hitungan KPU
DPD Partai Gerindra Jawa Barat menolak hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Jawa Barat 2018 dari seluruh lembaga survei
Pesaing pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum yaitu pasangan Sudrajat-Ahmad Syaiku yang diusung Gerindra, PAN, dan PKS meyakini bahwa merekalah pemenang Pilkada.
Baca: Daus Mini Bangga, Begini Jawaban Sang Putra saat Diledek Teman Soal Postur Kecil Ayahnya
Baca: Gerindra Klaim Sudrajat-Ahmad Syaikhu Menang, Tolak Quick Count Semua Lembaga
Dalam quick count sejumlah lembaga survei, suara Ridwan-Uu (Rindu) unggul 3-4 persen dari pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
"Enggak (khawatir). Saya dari dulu saat meniatkan luar biasa tegang dinamikanya, saat mendaftar juga sama, saat berkompetisi sama, detik akhirnya positif. Berita belum pasti ini tidak akan menggelisahkan karena saya meyakini angka kita yang benar," tutur Ridwan saat ditemui di kediaman Solihin GP, Jalan Cisitu, Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/6/2018).
HASIL AKHIR 5 LEMBAGA SURVEI PILKADA JABAR (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)
Ia pun tak khawatir jika kemenangannya di Pilkada Jabar digugat. Menurut dia, hal itu wajar terjadi dalam proses demokrasi. Apalagi, ia pun pernah digugat pada Pilkada Kota Bandung 2013 lalu.
"Sama, saya 2013 bayangin menang 45 persen digugat mereka yang 17 persen. Jadi beda jauh juga ada yang ingin meluapkan rasa penasarannya dengan tidak logis. Ya kalau terjadi lagi, saya ulang kaset 2013. Ada tim lawyer-nya kita debat di MK. Nanti juga ada titik berhentinya," papar Emil, sapaan akrabnya.
Sambil menunggu hasil penghitungan resmi KPU, Emil berkomitmen untuk terus melanjutkan kewajibannya memimpin Kota Bandung.
"Saya kan Wali Kota Bandung, saya akan menyibukkan diri mengurus Kota Bandung," kata dia.
Namun, ia tetap menginstruksikan kepada timnya untuk terus mengawal proses penghitungan langsung oleh KPU.
"Tapi terus memonitor, menitipkan kepada tim gabungan untuk menjaga suara yang akan dihitung manual. Jangan sampai ada rekayasa yang terjadi. Karena hasil quick count ini sama ke semua konsultan, 3-5 persen. Akan jadi ke MK kalau perbedaannya 0,5 persen," jelasnya.(*)