Walikota di Filipina Tewas Ditembak Sniper saat Upacara Bendera. LIHAT VIDEONYA

Walikota Antonio Cando Halili ditembak ketika menghadiri upacara pengibaran bendera mingguan untuk pejabat pemerintah, kata polisi.

net
Antonio Cando Halili 

"Tidak ada yang aman: walikota, gubernur, anggota kongres kadang hanya jadi korban laporan palsu intelijen dan polisi, bisa berakhir mematikan," katanya.

"Saya punya perasaan bahwa mereka (polisi) mengejar burung kecil untuk menakut-nakuti orang," katanya.

Seorang penyelidik kepolisian mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa senapan jarak jauh bertenaga tinggi digunakan dalam serangan itu.

Kepala polisi kota Renato Mercado mengatakan kepada AFP bahwa pelaku menembak Antonio dari jarak sekitar 150 meter.

”Jarak dari posisi itu luar biasa. Itu tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Skillnya bisa disamakan dengan sniper terlatih, ” katanya.

Mercado mengatakan bahwa pembunuhan itu mungkin terkait dengan tuduhan obat-obatan terlarang.

Para politisi lokal mengecam pembunuhan tersebut sebagai dampak dari perang obat Duterte yang dianggap berlebihan.

"Ini jelas merupakan dampak dari EJK (pembunuhan ekstra-yudisial) dari apa yang disebut perang narkoba oleh pemerintah," kata pemimpin oposisi Senator Francis Pangilinan dalam sebuah pernyataan.

Tiga walikota dalam "daftar narco" telah ditembak mati, salah satunya ketika ditahan di dalam sel penjara.

Juru bicara Duterte, Harry Roque, mengutuk kejahatan itu dan memuji Antonio sebagai salah satu walikota yang paling progresif dalam memerangi narkoba.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved