Hari Tasyrik Setelah Hari Raya Idul Adha. Ini Penjelasannya Kenapa Tidak Boleh Puasa di Hari Tasyrik

Umat Islam di seluruh dunia dilarang berpuasa pada hari Tasyrik. Nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai hari makan dan minum

Editor: Mairi Nandarson
FOTO/TRIBUNJOGJA/ILUSTRASI SON
Ilustrasi Hari Tasyrik 

Setelah mereka lelah dengan memperbanyak ibadah, selanjutnya mereka beristirahat, menikmati hidangan daging qurban di hari tasyrik.

Allah SWT mensyariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum, agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.

Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.

Nikmat yang kita terima, menjadi sarana untuk membantu agar semakin giat melakukan ibadah.

Amalan di Hari Tasyrik

Mengingat keistimewaan hari tasyrik, sebagai orang yang beriman, hendaknya kita maksimalkan upaya untuk mendapatkan limpahan rahmat dan pahala dari Allah di hari itu.

Berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan, memperbanyak amal soleh dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah.

Berikut beberapa amalan yang disyariatkan untuk dilakukan di hari tasyrik:

  • Anjuran memperbanyak berdzikir.
  • Melakukan Takbiran setiap selesai shalat wajib.
  • Mengingat Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa dilaksanakan sampai hari tasyrik berakhir.
  • Mengingat Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan.
  • Mengingat Allah dengan memperbanyak bertakbir secara mutlak, di manapun dan kapanpun.
  • Memperbanyak berdoa kepada Allah.
  • Doa Sapu Jagad dianjurkan untuk dibaca pada hari tasyrik: Rabbanaa aatinaa fid-dun-yaa hasanah wa fil aa-khirati hasanah, wa qinaa adzaaban-naar.

Sementara menurut Ustad Abdul Somad dalam sebuah video ceramahnya yang dipublikasikan Fodamara TV pada 9 Maret 2017, disebut hari tasyrik karena di hari tersebut orang Arab menjemur daging.

“Kata tasyrik berarti cahaya matahari, diambil dari kata syarraqa, yusyarriqu, tasyriq. Mengapa disebut tasyrik atau tasyriq, karena saat itu ada cahaya matahari dan itu waktu yang tepat buat orang-orang Arab menjemur daging,” jelasnya.

Mengapa pula tak boleh berpuasa di hari tasyrik?

“Karena itu masih dalam rangka hari raya Idul Adha. Di hari tasyrik kita wajib makan dan minum, masih boleh memotong daging,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved