Historia
Inilah Sejarah Berdirinya Paspampres, Berawal Dari 8 Pemuda Yang Jadi Perisai Hidup Soekarno
Semua bermula pada 3 Januari 1946, ketika Bung Karno bersama keluarganya, menaiki sebuah kereta api luar biasa dari Jakarta menuju Jogjakarta
TRIBUNBATAM.ID-Kehadiran pengawal presiden menjadi vital bagi sebuah negara.
Maklum, pasukan ini adalah tameng terakhir nyawa presiden.
Keberadaan presiden atau kepala negara sendiri disebut sebagai simbol masih berdirinya negara.
Di Indonesia, pasukan ini disebut Paspampres atau Pasukan Pengamanan Presiden.
Nah, sejarah berdirinya Paspampres ternyata tak lepas dari perjalanan kereta api yang dilakukan Presiden pertama RI, Soekarno.
Baca: Inilah 5 Fakta Kasus Pungli SIM yang Menjerat Kapolres Kediri, Segini Setoran Punglinya Per Minggu
Baca: Kisah-kisah Tak Terungkap! Inilah 7 Cerita Paspampres Kawal Presiden RI, dari Soekarno hingga Jokowi
Baca: NASA Prediksi Asteroid Besar Setinggi Piramida Giza Akan Lintasi Bumi, Bahaya Ini Mengintai
Baca: Kabarnya Penerimaaan CPNS Akhir Agustus, Termasuk di Kepri. Begini Jawaban BKD Pemprov
Semua bermula pada 3 Januari 1946, ketika Bung Karno bersama keluarganya, menaiki sebuah kereta api luar biasa dari Jakarta menuju Jogjakarta.
Dicukil dari buku 70 Tahun Paspampres, ada pula Wapres Mohammad Hatta, dan jajaran menteri, staff, dan keluarga mereka.
Perjalanan kereta ini ternyata di luar jadwal kereta yang ada.
Perjalanannya dirahasiakan, pengamanan dilakukan ekstra ketat.
Tak hanya di dalam kereta, pengamanan juga dilakukan di jalur jalan raya yang bersinggungan dengan jalur kereta.
Sebuah gerbong kosong diletakkan sebagai barikade untuk menghalangi serangan yang sewaktu-waktu bisa dilakukan kelompok anti-pemerintah.
Tujuannya, adalah Yogyakarta.
Kereta sendiri akhirnya tiba 4 Januari 1946 pukul 07.00 WIB.
Mulai di hari itulah, kegiatan kepresidenan dan kemudian diikuti kegiatan pemerintahan resmi dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.
Ide pindah ke Yogyakarta ini pertama kali dicetuskan Presiden Soekarno setelah mendapat informasi bahwa kondisi Jakarta kian tak kondusif.