1 MUHARRAM
Sama-sama Pakai Bulan Sebagai Dasar Penghitungan Kenapa 1 Muharram dan Imlek Jatuh di Hari Berbeda?
Uniknya, sistem penanggalan Tionghoa dan Islam sama-sama menggunakan bulan sebagai dasar perhitungannya
Tanggal 8 Februari 2016 sudah dihitung sebagai awal bulan baru dalam tahun baru kalender Tionghoa.
Sementara itu, dalam kalender Islam, hari ini baru tanggal 28 Rabbiul Akhir, belum bulan baru.
Baca: Puasa Muharram hingga Santuni Anak Yatim, Simak Amalan Bulan Muharram yang Disunnahkan Berikut Ini
Baca: 1 Muharram 1440 H - Doa Akhir Tahun & Doa Awal Tahun Baru Islam 1440 H dalam Bahasa Arab & Indonesia
Baca: Lafal Niat Puasa Asyura di Bulan Muharram Tahun Baru Islam 2018, Bisa Hapuskan Dosa Setahun
Mengapa bisa demikian?
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, dan dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Hakim L Malasan, mengatakan, walaupun sama-sama memakai bulan sebagai patokan, ada perbedaan dalam perhitungan kalender Tionghoa dan Islam.
Penanggalan Islam Bisa dikatakan, penanggalan Islam benar-benar murni berbasis waktu revolusi bulan mengelilingi bumi, 27,3 hari.

Bulan baru dalam sistem kalender Islam dihitung dari saat penampakan hilal, bulan sabit yang sangat tipis.
Penentuan bulan baru itulah yang kadang menjadi kontroversi saat awal bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan Idul Adha.
Ada yang menganggap penentuan bulan baru harus disertai pengamatan hilal terlebih dahulu.
Namun, ada juga yang menganggap bulan baru cukup ditentukan dengan perhitungan waktu penampakan hilal secara matematis.
Walau penentuan bulan baru bersifat rumit, sistem penanggalan Islam secara umum bisa dikatakan lebih sederhana.
Satu tahun adalah 354 hari.

Setiap tahun terdiri atas 12 bulan yang lamanya antara 29 dan 30 hari.
Karena lama satu bulan tak benar-benar tepat dengan waktu Bulan mengelilingi Bumi, kalender Islam mengenal tahun kabisat.
Ada penambahan satu hari, menjadi 355 hari.
Awal tahun dimulai dari bulan Muharam.