Kisah Dramatis Penangkapan DN Aidit, Ditemukan Bersembunyi di Belakang Lemari
Penangkapan DN Aidit mungkin adalah salah satu hal yang cukup menarik untuk diceritakan.DN Aidit adalah orang yang paling berpengaruh dalam tubuh PKI.
TRIBUNBATAM.id - Penangkapan DN Aidit mungkin adalah salah satu hal yang cukup menarik untuk diceritakan.
Pasalnya, menurut catatan sejarah, DN Aidit adalah pemimpin sekaligus orang yang paling berpengaruh dalam tubuh PKI.
Dalam catatan sejarah, DN Aidit direncakan akan ditangkap pada 23 November 1956 hari Senin, pukul 03.00.
Dalam operasi penangkapan tersebut, dipimpin langsung oleh Kapten Hardijo dari Brigif 4, dalam teknisnya penangkapan atas Aidit dimajukan menjadi Minggu Pukul 20.00 dan penggrebekan dilakukan di rumah Hardjomartono alias Kasim di Solo.
Namun, saat digrebek Aidit sudah tidak ada di tempat, bahkan saat diobrak-abrik tidak ditemukan sekalipun keberadaan Aidit.
Meski demikian beberapa anggota yaitu Letda Ning Prajito dan anggotanya merasa yakin bahwa Aidit memang masih berada di lokasi.
Alhasil, tempat tersebut masih terus berada di bawah pengawasan, namun rencana awal tersebut dinyatakan gagal maka dilakukanlah langkas selanjutnya.
Langkah berikutnya adalah menangkap Sudarmo dan Siswadi yang disebut berada di rumah Mayor Kaderi, merek berdua diyakini mengetahui banyak hal tentang keberadaan Aidit.
Dengan melakukan skenario Sriharto yang berperan sebagai kawan Sudarmo dan Siswandi diborgol dan seolah-olah sudah ditangkap, lalu ia dibawa kerumah Mayor Kaderi.
Sayangnya usaha untuk menangkap Sudarmo dan Siswadi juga gagal dan keduanya berhasil meloloskan diri.
Lalu, Sriharto memberitahukan bahwa di kamar Sudarmo ditemukan koper yang berisi uang penuh beserta lembaran dokumen penting milik Aidit.
Saat digrebek oleh pasukan petugas, lagi-lagi mereka mendapati uang dan dokumen milik Aidit sudah tidak ada di lokasi.
Lalu, saat diobrak-abrik, petugas menemukan Siswadi bersembunyi di kolong tempat tidur yang ditutupi sprei, lalu ia diinterogasi untuk memberitahu keberadaan Aidit.
Namun setelah kegagalan operasi pertama, pasukan yang dipimpin Hardijo ditarik kembali ke posnya, sedangkan Letda Pradjito bersama pasukan pengintai tetap di tempat.
Oleh karenanya Letda Pradjito kembali ke rumah Hardjomartono alias Kasim, untuk melakukan penggrebekan kedua pada pukul 02.00.