GEMPA DI SULTENG
Kondisi Terkini Tsunami Palu: Narapidana Bakar Rutan Donggala untuk Kabur. Inilah Fakta-faktanya
Kerusuhan terjadi lantaran para narapidana ingin pulang dan mengetahui nasib keluarganya pasca gempa dan tsunami di Donggala dan Palu.
TRIBUNBATAM.id, PALU - Kerusuhan terjadi di Rumah Tahanan atau Rutan Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018) malam. Para tahanan kelas II B itu membakar hangus rutan dan melarikan diri.
Kerusuhan terjadi lantaran para narapidana ingin pulang dan mengetahui nasib keluarganya pasca gempa dan tsunami di Donggala dan Palu.
Baca: Kondisi Terkini Gempa Palu, Aksi Penjarahan Warga di Kota Palu Jadi Tontonan Biasa
Baca: Presiden Jokowi Tinjau Gempa Palu, Langsung Rapat dan Ini Instruksinya
Baca: Kondisi Terkini Gempa Palu, Kisah Gadis Bertahan Hidup di Kubangan Air Bersama Jenazah Ibu
Berikut 6 fakta terkait kerusuhan di Rutan Donggala, Sulawesi Tengah:
1. Tuntutan Narapidana
Narapidana dan tahanan dikumpulkan di halaman saat terjadi kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan.
Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri.
Kepala Rutan Donggala, Saifuddin, mengakui peristiwa pembakaran rutan ini dipicu tuntutan para napi yang meminta dibebaskan untuk bertemu keluarganya pasca gempa yang melumpuhkan Donggala.
Mereka berusaha melarikan diri dan membakar hangus lapas tersebut. Akhirnya terjadi ricuh.
"Ricuh dipicu keinginan warga binaan dibebaskan untuk bertemu dengan keluarganya," ujar Saifuddin kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Sabtu (29/9/2018) malam.
2. Ratusan Napi dan Tahanan Kabur
Ratusan tahanan kabur dari Rutan Donggala, Sulawesi Tengah. "Ada sekitar 100 narapidana dan tahanan diperkirakan kabur," ujar Kepala Rutan Donggala, Saifuddin,
Adapun, rutan Donggala itu diisi sebanyak 342 narapidana, meski kapasitas rutan hanya mampu menampung 116 orang.
3. Rutan Hangus Terbakar
Saat ricuh terjadi, para napi juga membakar rutan. Saifuddin mengungkapkan ada 100 personel anggota Brimob dikerahkan dari Polda Sulawesi Tengah untuk mengendalikan keadaan.
Selain itu, baru 1 unit mobil pemadam kebakaran berjibaku memadankan api di lokasi. Namun, upaya pemadaman sulit dilakukan karena keterbatasan armada.