Mengenal Sesar Lembang yang Bikin Warga Bandung Harus Waspada, Tapi Tak Perlu Panik
Karakteristik Sesar Lembang sebagai sesar aktif, artinya Sesar Lembang dapat berpotensi gempa bumi dan akan terulang di tempat yang sama
Peneliti Utama Pusat Survei Geologi (PSG), Badan Geologi, Asdani Soehaimi, menjelaskan, kekuatan gempa akibat Sesar Lembang diperkirakan tidak akan lebih besar dari gempa Palu-Donggala 7,4 magnitudo.
"Mungkin kekuatannya tidak sebesar Sulawesi, jadi berdasarkan perhitungan saya dia lebih kecil dari pada enam magnitudonya, tidak lebih dari pada itu," ujarnya saat ditemui di Aula Museum Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (5/10/2018).
Asdani menjelaskan, Sesar Lembang terbagi menjadi beberapa segmen. Segmen-segmen itu, tidak serta-merta dapat bergerak secara bersamaan.
Karena patahan Lembang itu terbagi menjadi beberapa segmen.
"Jadi ada segmen satu, dua dan tiga, atau segmen barat, tengah, dan timur. Jadi, tidak secara serta-merta dia bergerak secara bersamaan, pasti segmen per segmen," kata Asdani.
Lebih lanjut, kata Asdani, jika dibandingkan dengan Patahan Opak yang membentang dari pesisir Pantai Bantul hingga ke Prambanan sepanjang 40 kilometer dengan arah 30 derajat Timur Laut, Patahan Lembang tidak seaktif patahan yang mengakibatkan gempa Yogyakarta pada 2006 itu.
Pasalnya, Patahan Lembang tak seperti Patahan Opak yang berdekatan dengan sumber gaya gempa buminya, yaitu subduksi di selatan Yogyakarta.
Mudrik Rahmawan Daryono, peneliti gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan bahwa sesar Lembang memiliki pergerakan sekitar 3 milimeter per tahun.
"Jadi setiap tahun dia bergeraknya selalu 3 milimeter. Ketika sesarnya tidak lagi bisa menahan gerakan sekitar 4 meter, maka dia harus melepaskan energinya," kataMudrik seperti dikutip dari Kompas.com.
Dengan pernyataan itu, Mudrik membantah pesan berantai yang mengatakan sesar Lembang dapat mengakibatkan aktivitas gempa dengan magnitudo lebih dari 8,0.
"Kalau (magnitudo) 8,0 itu kekuatan luar biasa besar dengan skala ratusan kilometer. Sementara kalau di sesar Lembang dia panjangnya 29 kilometer," jelasnya.
Pertanyaan selanjutnya, seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan bila terjadi gempa bumi di jalur Sesar Lembang?
Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng mengatakan, hasil pemodelan peta tingkat guncangan (shakemap) oleh BMKG dengan skenario gempa dengan kekuatan M=6,8 dengan kedalaman hiposenter 10 km di zona Sesar Lembang (garis hitam tebal), menunjukkan bahwa dampak gempa dapat mencapai skala intensitas VII-VIII MMI (setara dengan percepatan tanah maksimum 0,2 – 0,4 g) dengan diskripsi terjadi kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Dinding tembok dapat lepas dari rangka, monument/menara roboh, dan air menjadi keruh.
Sementara untuk bangunan sederhana non struktural dapat terjadi kerusakan berat hingga dapat menyebabkan bangunan roboh.