Mengenal Sesar Lembang yang Bikin Warga Bandung Harus Waspada, Tapi Tak Perlu Panik
Karakteristik Sesar Lembang sebagai sesar aktif, artinya Sesar Lembang dapat berpotensi gempa bumi dan akan terulang di tempat yang sama
Secara umum skala intensitas VII-VIII MMI dapat mengakibatkan terjadinya goncangan sangat kuat dengan kerusakan sedang hingga berat.
Warga Bandung Jangan Panik
Tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap bencana gempa, masyarakat diminta tidak panik dan resah dengan adanya potensi Sesar Lembang yang membentang dari Padalarang hingga Batu Loceng di kawasan Lembang.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman bencana, baik gempa bumi maupun lainnya. Namun, masyarakat jangan sampai panik atau justru menyebar kepanikan.
Ridwan Kamil mengatakan ada beberapa keluhan dari warga yang sampai kepadanya. Mereka mengaku ketakutan dengan potensi bencana yang dipicu aktivitas geologi Sesar Lembang. Hal tersebut pun dirasakan istrinya yang ikut panik.
"Pada dasarnya semua potensi bencana ada saja tapi jangan sampai membawa jurnalisme yang membuat panik," kata pria yang akrab disapa Emil tersebut, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (3/10/2018).
Emil mengaku telah menyiapkan sebuah program untuk penanganan bencana termasuk edukasi kepada masyarakat.
Program yang dia siapkan diberi nama West Java Resilience Culture Blue Print. Pembuatan dokumen tersebut sebagai upaya antisipasi bila Jawa Barat menghadapi bencana.
"Saya sampaikan intinya respon saya terhadap semua musim bencana ini karena sudah takdirnya kita hidup di tanah yang bergerak, gunung banyak. West Java Resilience Culture Blue Print ini akan kita kebut," katanya.
Dalam program ini, kata Emil, akan disiapkan berbagai langkah mulai dari pelatihan, edukasi, hingga penyiapan teknologi tentang kebencanaan. Dari sisi tata ruang juga harus diperhatikan untuk masalah kebencanaan ini.
Emil mengatakan belum ada daerah atau provinsi di Indonesai yang mempunyai dokumen bencana yang lengkap seperti di Jepang. Provinsi Jabar pun akhirnya akan berinisiatif melahirkan budaya yang paham terhadap bencana. (Tribun Jabar & Kompas)