Makan Jeriken hingga Bungkus Mi Instant, Simak 5 Fakta Dibalik Paus yang Mati Terdampar di Wakatobi
Seekor ikan paus ditemukan mati terdampar di perairan Desa Kapota, Kecamatan Wangiwangi, Wakatobi. Simak 5 fakta dibalik kematian pasu sepanjang 9,5 m
Saleh juga menjelaskan, paus itu kehilangan orientasi navigasi dan menyebabkan mamalia raksasa tersebut makan sampah plastik.
Saleh pernah melihat ada sabuk sampah membelah Laut Banda dari Timur Laut Sultra sampai tenggara Kepulauan Sula pada bulan tertentu.
"Karna kehilangan orientasi navigasi, paus tak mampu bedakan makanan dan non-makanan," terang dia.
Sementara itu, Kartika Sumalong dari WWF, MPA and Biodiversity Officer mengatakan, paus itu dikubur, Selasa (20/11/2018) pagi.
Tulangnya dijadikan specimen di Akademi Komunitas Perikanan dan Kelautan Wakatobi. “Sekarang proses pemilahan jenis sampah yang didapat dalam perut. Berat basah sampah plastik 5,9 kilogram, kira-kira penyebab kematiannya apa belum bisa dipastikan, karena ditemukan masyarakat juga sudah dalam keadaan mati dan bagian perut sudah terurai,” katanya.
3. Menimbulkan bau busuk, warga dan aktivis kubur paus
Bangkai paus yang mengeluarkan bau busuk menyengat dikubur di pesisir pantai Desa Kapota Utara, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa (20/11/2018).
Bau busuk tersebut sudah menganggu aktivitas warga di sekitar lokasi. Proses penguburuan paus tersebut pun tak mudah. Warga dan aktivitis lingkungan menarik bangkai paus dengan tali dan dimasukkan ke dalam lubang di tepi pantai.
"Saat kami temukan kemarin, kondisi sudah tidak lengkap dan perutnya sudah terurai. Kami tidak bisa menyimpulkan kematian tersebut karena apa," ujar Kartika, perwakilan dari WWF.
4. Sampah plastik mengancam perairan
Komunitas Melihat Alam (Kamelia) Wakatobi, menyebut, ekosistem di perairan Wakatobi terancam akibat sampah plastik.
Koordinator Kamelia Wakatobi, Hardin, menyebutkan, menjelaskan, Kamelia pernah melakukan aksi bersih di sejumlah pantai di sekitar Wakatobi, mulai dari Kabupaten Kepulauan Tukang Besi hingga Pantai Sembani di Pulau Sambano di Pulai Kaledupa, Wakatobi.
Aksi itu dilakukan dengan kolaborasi beberapa lembaga peduli lingkungan dalam aksi Diet Plastik di acara Beach Clean Up pada Maret 2018.
Hasilnya, mereka menemukan 1,7 ton sampah plastik berserakan di wilayah pesisir dan pantai sekitar Wakatobi. Mirisnya, laut Wakatobi sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia.
Bahkan, kata Hardin, sepanjang 2 kilometer perairan laut Waha Raya, Wakatobi, pernah ada yang menyelam di kedalaman 5 hingga 10 meter, dan ditemukan sebanyak 24 kilogram sampah yang didominasi botol plastik, dan ada juga sampah seperti jaring, popok dan toples plastik.