Najib Blak-blakan. Akui Jho Low Tipu Malaysia, Tetapi Salahkan Goldman Sachs dalam Skandal 1MDB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akhirnya mengakui bahwa negara itu ditipu oleh pengusaha Jho Low dalam skandal 1MDB.
"Dia melakukan kerja sama pihak-pihak tertentu, investasi ke RHB Bank dari Abu Dhabi Commercial Bank dan beberapa perusahaan lain. Dia memiliki rekam jejak hubungan dengan UEA dan Arab Saudi," katanya.
Najib mengatakan dia melihat Jho Low dari perspektif itu.
"Jika kita dapat menggunakan saluran kerja sama dengan negara-negara ini, kita dapat meningkatkan hubungan ekonomi dan diplomatik dengan mereka," tambahnya.
Najib mengatakan bahwa dia tidak memiliki pengetahuan tentang Jho Low secara pribadi, termasuk kebiasaannya.
"Saya baru tahu belakangan bahwa dia memiliki kapal pesiar besar dan pesawat terbang, suka berpesta, (sebelumnya) saya tidak tahu sama sekali apa yang dia lakukan," katanya.
"Hubungan saya dengan dia profesional, karena saya melihat dia dapat membawa investasi dan meningkatkan hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Timur Tengah."
"Tetapi jika dia melakukan kesalahan, dan melakukan pelanggaran kepercayaan, dia melakukan sesuatu yang melawan hukum dan tindakan harus diambil terhadapnya," katanya.
Najib juga membantah bahwa masalah 1MDB adalah alasan utama kekalahan Barisan Nasional dalam pemilihan umum ke-14 pada bulan Mei.
Dia mengatakan, kekalahan Barisan Nasional karena banyak faktor. Skandal 1MDB hanya masalah yang bergema di perkotaan, sementara kekalahan juga terjadi di pedesaan.
"Saya tidak menyangkal 1MDB adalah faktor (kekalahan) tetapi ada yang lain, seperti janji manis yang dibuat oleh Pakatan Harapan," kata Najib.
Pernyataan Najib saat ini berbeda dengan Maret 2015. Saat itu Najib mengatakan Low tidak terlibat dengan 1MDB dan semua keputusan dan transaksi dibuat oleh manajemen perusahaan dan dewan direksi yang dia pimpin.
"Low Taek Jho tidak pernah bekerja di 1MDB, dan semua keputusan dan transaksi dibuat oleh manajemen perusahaan dan dewan direksi," kata Najib dalam jawaban tertulis Najib di Parlemen.