Saat Manusia Berada di Luar Angkasa, Bagian Tubuh Ini yang Tak Berubah

Penelitian sebelumnya menemukan ada beberapa organ tubuh yang berubah saat berada di luar angkasa

Lutfi Fauziah
Astronot yang sedang melakukan eksperimen di Stasiun Luar Angkasa Internasional 

TRIBUNBATAM.id - Berada di luar angkasa dapat menimbulkan efek aneh dan kadang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu, kita perlu mengatasi masalah tersebut jika akan pergi ke Mars atau tempat jauh lainnya.

Penelitian sebelumnya menemukan ada beberapa organ tubuh yang berubah saat berada di luar angkasa. Namun kini para ahli telah mengungkap bahwa ada satu bagian yang tidak terpengaruh oleh mikrogravitasi, dan itu bagian dari sistem kekebalan tubuh kita.

Ini diketahui setelah ahli menganalisis sampel darah dari awak pesawat Stasiun Luar Angkasa ( ISS). Mereka mengamati 23 astronot selama enam bulan - sebelum, selama, dan setelah mereka berada di ISS.

Dalam laporan yang terbit di Journal of Applied Physiology, ahli menemukan bahwa sistem kekebalan sel B pada awak yang beberapa bulan di ruang angkasa tidak berubah.

Sel B merupakan bagian dari sel darah putih yang bertugas memproduksi antibodi untuk melawan infeksi.

Ini berita bagus, karena manusia harus melindungi diri dari bakteri dan virus selama di luar angkasa.

Ini juga menunjukkan bahwa vaksinasi efektif dalam ruang angkasa, meski masih ada banyak variable yang patut dipertimbangkan.

"Jarak tempuh orbital jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan stres psikologis, paparan akut, dan kronis terhadap radiasi ruang angkasa. Perubahan yang disebabkan oleh mikrogravitasi diketahui merusak sistem kekebalan tubuh," kata salah satu tim peneliti Guillaume Spielmann dari Louisiana State University (LSU).

Baca: Info Zodiak 13 Desember 2018, Cancer Lagi Happy,Capricorn Saatnya Ambil Keputusan

Baca: Dell Luncurkan Laptop Inspiron Terbaru, Ini Spesifikasi dan Harganya

Baca: Epson Luncurkan Robot T3, Robot dengan Segala Kemudahaannya

Tak hanya di ruang angkasa, seperti kita tahu sistem kekebalan tubuh juga efektif bekerja di Bumi. Misalnya saat kita tidak cukup makan atau kurang tidur, kita jadi lebih rentan terhadap penyakit.

Dilansir Science Alert, Selasa (11/12/2018), penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh bisa bingung di luar angkasa, terutama beberapa sel menjadi kurang aktif dan beberapa lainnya menjadi sangat aktif.

Sebelum kita melalui perjalanan panjang menjelajah angkasa, ada baiknya kita tahu lebih banyak tentang potensi risikonya.

Dengan hadirnya temuan ini, kita tahu bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja di ruang angkasa.

"Ini adalah studi pertama yang secara komprehensif menunjukkan bahwa durasi jangka panjang ruang angkasa pada astronot memiliki efek terbatas pada frekuensi sel B dan produksi antibodi," ujar salah satu ahli John Campbell dari University of Bath, Inggris.

Tim ahli berharap akan ada penelitian lebih lanjut yang melihat perjalanan panjang keluar dari atmosfer bumi sebagai bekal jika nanti kita menjelajah alam semesta.

Sekarang ada semakin banyak penelitian soal perjalanan ruang angkasa dan dampaknya pada kesehatan manusia.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved