Beginilah Sejarah Tahun Baru Imlek, Siapkan Amplop Merah dan Petasan

Perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa ini akan menandai permulaan tahun babi tanah.

TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
Jelang tahun baru Imlek 2569,sejumlah lampion menghiasi Kelenteng Tian Ie Kiong, jalan Yos Sudarso Samarinda, Minggu (11/2/2018). Di tahun anjing, doa yang dipanjatkan supaya diberi kesehatan, usaha lancar. (TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) 

Saat Dinasti Sung berkuasa, anak yatim piatu itu memenangkan pertempuran melawan iblis besar yang meneror Desa Chain-Chieu.

Sebagai hadiah, para tetua desa memberi anak itu satu amplop merah yang berisi uang.

Apa pun alasannya, angpau merupakan bagian dari Tahun Baru China hingga saat ini.

Begitu juga petasan menjadi bagian dari tradisi Tahun Baru Imlek.

Dalam Ted.com, penulis ShaoLan Hsueh bercerita tentang kisah di balik petasan saat Imlek.

Seorang peri yang menyamar sebagai seorang lelaki tua menyelamatkan kota dari monster mengerikan.

Peri tersebut melemparkan batang bambu ke api unggun. Lalu terjadi ledakan yang membuat monster itu ketakutan.

Kemudian, petasan selalu meramaikan perayaan Tahun Baru Imlek untuk menangkal roh jahat masa lalu.

Saat merayakan Imlek, hidangan yang disajikan tidak berbeda dengan perayaan lainnya.

Sebut saja pangsit dan nian gao atau niangao yang dibuat dari beras ketan.

Kue tidak hanya dikonsumsi saat perayaan, tapi juga pada saat acara keluarga.

Tradisi memakan kue nian gao dimulai di China utara. Kue berbentuk seperti bulan sabit atau bola.

Sedangkan pangsit dianggap menyerupai uang Tiongkok kuno dan membawa keberuntungan di rumah seseorang.

Northwest Asian Weekly menyebutkan bahwa seorang sarjana China abad ke-17 bernama Liu Tong mengartikan Nian Gao  'menjadi tinggi' atau 'harapan tinggi setiap tahun'.

Selamat Tahun Baru Imlek! (Reader's Digest)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved