Inilah Masjid Lima Lantai yang Dibangun Mendiang Istri Ustaz Maulana Semasa Hidup
Nur Aliyah rela menjual perhiasannya demi membangun sebuah masjid di Jl Sabutung No.27, Kelurahan Tamalabba, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar
Oki juga mengungkapkan perilaku mulia mendiang Nur Aliyah, yaitu tidak mau merepotkan meski dirinya tengah sakit parah.
Selain itu, Oki juga menceritakan kebaikan hati Nur Aliyah semasa hidup.
Bila dilihat, kehidupan Nur Aliyah sangatlah sederhana, padahal suaminya adalah dai kondang Tanah Air yang memiliki jadwal padat mengisi acara televisi.
Keseharian Nur Aliyah mengenakan baju sederhana, bahkan rumahnya juga sederhana.
Ternyata, selama ini seluruh harta yang ustaz Maulana berikan untuk istrinya, Nur Aliyah serahkan untuk membangun beberapa masjid serta membantu program sekolah gratis bagi siswa yang kurang mampu.
Kebaikan hati Nur Aliyah tak hanya ada saat dirinya bergelimang harta dan sehat, ketika dirinya sedang sakit parah pun tak mengurungkan hatinya untuk selalu berbagi.
Meski tengah menderita sakit kanker usus, pada November 2018 Nur Aliyah meminta suaminya untuk mengumrohkan 40 orang secara gratis. (Tribun Timur)
Kisah asrama
Kendati baru saja istri tercinta meninggal, Ustaz Maulana terlihat tegar.
Di takziah malam pertama, Ustadz Maulana menceritakan kisah asmara dengan Istri tercinta yang baru saja Meninggal Dunia Minggu (20/1/2019).
Gaya Ustaz Maulana tetap menghibur dan kocak padahal semua jamaah tahu sang Ustadz sedang berduka dan bahkan sempat pingsan saat jenazah Istri tiba di rumah duka.
Meski dirundung duka, Ustad Nur Maulana tampak tetap tegar mengisi tausyiah pada takziah almarhuma istrinya, Hj Nur Aliyah, di Jl Satando, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Senin (21/1/2019) malam.
Seperti biasa, dalam ceramahnya alumni pesantren An-Nahdlah itu menyampaikan tausyiah dengan jenaka.
Ribuan jamaah yang hadir tertawa lepas oleh penampilan ustad yang ngentren dengan istilah, 'Jamaah oh jamaah' itu.
Ayah empat anak ini blak-blakan membuka cerita awal mula kisah cintanya dengan Hj Aliyah semasa mengenyam pendidikan di pondok pesantren An-Nahdlah di Jl Tinumbu Dalam, sekitar dua kilometer dari rumah duka.