Mau Wisuda di Bandung, Begini Nasib Penumpang Wings Air yang Ngamuk Gegara Bayar Bagasi di Ketapang
Akibat kejadian ini, ia terpaksa harus menunda pelaksaan wisuda karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di Mapolres Ketapang
Satu di antara staff maskapai, Aldi mengatakan, dirinya dan pihak manejemen lainnya tidak dapat memberikan komentar dan informasi apapun terkait kejadian tersebut.
"Maaf Bang tidak bisa komentar apa-apa. Manajer saya menyuruh untuk tidak berkomentar apapun. Maaf, yah," sebut Aldi saat ditemui di kantor manajemen Wings Air di Bandara Rahadi Oesman Ketapang.
• Tak Banyak yang Tahu, WhatsApp Punya 5 Fitur Tersembunyi Ini. Begini Cara Menggunakannya
• Kapan Jadwal Pelatihan dari Disnaker Batam Untuk Pencari Kerja Tahun 2019?
• BERITA TIMNAS - Simon McMenemy Bicara Soal Pemain Naturalisasi di Timnas: Jangan Seperti Filipina
• Ditabrak Kapal Tanker Eastern Glory, BP Batam Ungkap Bagian Jembatan II Barelang yang Rusak
Bentuk Reaksi
Anggota DPRD Kabupaten Ketapang, Abdul Sani menyebut kejadian keributan yang terjadi di Bandara Rahadi Oesman Ketapang merupakan suatu bentuk reaksi dari masyarakat, khususnya di Ketapang terhadap kebijakan Maskapai Wings Air yang saat ini telah mengenakan biaya bagasi pada setiap penumpangnya.
Ia menuding pihak maskapai sebagai suatu perusahaan penerbangan saat ini keberadaannya sudah tidak lagi melihat fungsi sosial.
"Kenaikan itu jika tidak diikuti peningkatan pelayanan ekstra atau tambahan, maka akan terjadi seperti itu. Apalagi orientasinya sudah pada keuntungan, bisnis. Maka, pemerintah sulit untuk mendukung jika orientasinya kepada keuntungan," tegas Abdul Sani.
Sani meminta kejadian itu dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan-perusahaan, khususnya di wilayah Ketapang.
Sani berharap ke depan, perusahaan-perusahaan untuk tidak memikirkan keuntungan atau bisnis saja, tetapi harus memperhatikan fungsi-fungsi di dalamnya khususnya fungsi sosial terhadap masyarakat.
"Sebenarnya kejadian ini memang di seluruh Indonesia, mengingat masyarakat warga Ketapang memang masih frontal. Maka terjadi lah reaksi seperti itu, semuanya harus dapat mengambil pelajaran, khususnya dalam hal ini perusahaan maskapai yang tidak hanya berorientasi kepada keuntungan, tetapi perhatikan juga fungsi dan keadaan sosial masyarakat," kata Sani. (*)