Putri Pengusaha London yang Cantik dan Seksi Ini Ditangkap, Impor Kulit Ular Piton dari Indonesia
Model kaya Stephanie Scolaro dihukum kerja sosial selama 160 jam oleh pengadilan karena mengimpor kulit ular piton yang dikuliti hidup-hidup
Scolaro menyebut dirinya sebagai model.
• Cinta Terlarang Berujung Maut, Suami Tewas di Tangan Istri dan Pria Selingkuhannya
• Sang Ayah Ungkap Kisah Kelam Vanessa Angel, Daddy Sayang Kamu, Keluarga Semua Support Kakak
• PS Tira Permalukan Tuan Rumah Semen Padang. Gol Guntur Triaji Bawa Kemenangan The Guardian
Warga London berusia 26 tahun ini adalah anak konglomerat tambang asal Italia bernama Francesco Scolaro.
Di akun Instagram, ia sering mengunggah foto-fotonya di berbagai tempat di dunia.
Ia mengatakan sering bepergian dengan menggunakan pesawat pribadi.
Mereka berasal dari keluarga kaya dan mengunggah foto-foto gaya hidup mewah di media sosial biasa disebut "The Rich Kids of Instagram".
Kasus impor ilegal aksesori dari kulit ular piton Indonesia yang dilakukan Scolaro terungkap ketika pihak berwenang mencurigai paket dari Indonesia yang ditujukan ke alamat keluarga Scolaro di London namun dikirim melalui bandar udara Leipzig di Jerman pada 7 November 2016.
Paket ini dibuka oleh petugas bea cukai Jerman dan diketahui ada sepuluh topi dan dua tas yang terbuat dari kulit piton.
Nilai paket ini diperkirakan £17.000 atau sekitar Rp 313 juta.
Aparat penegak hukum di Inggris menindaklanjuti penyelidikan dan menemukan bahwa aksesori ini antara lain dijual oleh Scolaro melalui toko online.
Selain melalui online, Scolaro menjual aksesori dari kulit ular di satu toko di pusat kota London dan satu kawasan di London tenggara.
Saat investigasi dilakukan, aparat penegak hukum menemukan setidaknya 35 topi dan beberapa tas, yang dijual £2.800 atau Rp51,6 juta per satu barang.
Untuk topi, jaksa mengatakan, dijual antara £185 hingga £450 per satu topi.
Tak bisa tidur
Sarah Bailey dari unit kejahatan satwa liar di Kepolisian London mengatakan ular piton adalah salah satu satwa yang dilindungi berdasarkan perjanjian internasional.
"Perdagangan yang dilakukan di luar mekanisme yang disepakati mengacam status konservasi binatang ini yang ada di alam liar," kata Bailey.