Eka Tjipta Widjaja Meninggal
Profil Eka Tjipta Widjaja, Terlilit Utang, Penjual Biskuit Keliling hingga Jadi Orang Terkaya
Salah satu sosok pengusaha yang sangat berpengaruh dalam dunia usaha Indonesia, Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia, Sabtu (26/1/2019) malam.
Sembari menaiki sepeda, ia akan berhenti di setiap rumah dan mengetuk pintu calon pembeli tanpa kenal lelah.
Eka yang kala itu berusia 15 tahun ternyata bisa meringankan beban utang keluarganya dari hasil jualan biskuit dan permen.
Ia menabung sebagian keuntungannya untuk tambahan modal.
Tak puas dengan berjualan keliling, Eka membeli alat membuat kembang gula di rumah dan mulai memproduksi sendiri kembang gulanya.
Pada masa penjajahan Jepang, Eka bekerja sama dengan CIAD (Corp Intendands Angkatan Darat/TNI) dengan menjual kopra pada mereka.
Namun Jepang mengeluarkan kebijakan monopoli kopra dan bisnis Eka terhenti.
Eka Tjipta pun bangkrut.
Punya prinsip tak mau menyerah, Eka kembali menjajal bisnis baru.
Ia beralih ke usaha bahan-bahan keperluan makanan, bangunan, dan kebutuhan harian.
Tahun 1950, lagi-lagi usahanya terhenti karena dirampas saat peristiwa pemberontakan Permesta.
Saat usianya 37 tahun, Eka Tjipta pindah ke Surabaya dan mencoba berkebun kopi dan kebun karet di daerah Jember.
Eka mendirikan CV Sinar Mas dan mulai bisnis membuat bubur kertas dari sisa-sisa pengolahan karet.
Seiring perkembangan bisnisnya, Eka mendirikan PT Tjiwi Kimia pada 1976 yang bergerak di bidang bahan kimia dan tahun 1980, Eka bisa membeli 10 ribu hektare kebun kelapa sawit di Riau.
Tahun 1982, Eka membeli Bank International Indonesia (BII) yang dan memulai bisnis propertinya dengan nama Sinar Mas Group.
Hingga kini Eka mungkin telah mengalami puluhan kali jatuh dan bangkit.