Bikin Heboh, Awalnya Dikira Kayu Ternyata Ular Piton Sepanjang 4 Meter yang Terseret Banjir

Ular piton sepanjang empat meter hebohkan warga desa Malela, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (1/2/2019) malam.

desi/tribunluwu.com
Warga Desa Malela, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, dihebohkan dengan kemunculan ular piton sepanjang empat meter, Jumat (1/2/2019) malam. 

TRIBUNBATAM.id - Ular piton sepanjang empat meter hebohkan warga desa Malela, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (1/2/2019) malam.

Kemunculan ular piton sepanjang empat meter menghebohkan warga lantaran berada di dekat Masjid Nurul Haq, Dusun Karya Bakti, Desa Malela.

Tak hanya itu kemunculan ular piton tersebut juga sempat menghebohkan pengguna jalan karena badan ular yang menutupi badan jalan.

 Awalnya dilihat oleh pengendara motor yang ingin melintas dan mengira polisi tidur.

"Kira-kira panjangnya ular tiga sampai empat meter itu melintang di badan jalan, jadi orang tidak bisa lewat" ujar seorang warga, Dawang.

Warga setempat langsung menangkap ular tersebut.

"Tidak sampai menyerang. Cuma tadi orang yang mau lewat kaget. Dikira kayu yang melintang di jalan, tahu-tahunya ular," tuturnya.

Ular Piton Terseret Banjir

Ular piton yang ditangkap Maman (Ist)
Ular piton yang ditangkap Maman (Ist) ()

Maman (35), warga Perumahan Graha Prima Sentosa, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi harus bertarung untuk menangkap ular sanca (piton) yang masuk ke rumahnya.

Pada Minggu (27/1/2019), ular sanca sepanjang tiga meter dengan sekitar bobot 40 kilogram tersebut ditemukan di dapur rumah Maman.

Ketika itu rumah Maman dan sekelilingnya tengah dilanda banjir sekitar 20 sentimeter.

Jokowi Bungkam Pengritik Jalan Tol, Siapa yang Suruh Makan Jalan Tol?

Hari Kedua, Pencarian Rafly Korban Tenggelam di Jembatan 3 Dilanjutkan, Basarnas Turunkan Penyelam

Cara Nonton Streaming Manchester City vs Arsenal Pukul 23.30 WIB di RCTI via MAXstream

Link Live Streaming Jawapos TV PS vs Kalteng Putra Pukul 15.00 WIB, Ujian Pelatih Baru Juku Eja

Dikutip dari Kompas.com dan Tribun Jakarta, istri Maman, Wati (30) mengatakan penemuan ular piton itu pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Kemarin pagi, waktu itu kondisinya lagi banjir, air masuk ke dalam rumah, pas lihat di dapur ternyata ada ular," kata Wati, Senin (28/1/19).

Penemuan ular sanca itu sempat membuat seisi rumah geger.

Sebab, ukuran ular sanca cukup besar.

Kemudian, Maman dan dua kerabatnya berusaha menangkap ular sanca itu.

"Yang nangkep suami saya, orangtua sama paman, tiga orang," ucap Wati.

Maman dan dua kerabatnya itu menangkap ular sanca hanya memakai tangan kosong.

Namun, proses penangkapan ular sanca itu tak berjalan mulus.

Suami Wati harus terluka akibat gigitan ular sanca.

Bahkan, luka gigitan ular sanca itu cukup serius hingga Maman harus mendapat perawatan.

"Pas mau nangkep kepala ularnya berontak, tangan kanan suami saya kena gigit, luka lumayan dalam, sampai enam jahitan," ujar Wati.

Setelah berhasil ditangkap, ular sanca itu dimasukkan ke dalam kandang kucing.

Dua warga mengangkat kandang berisi ular

"Kita pakai kandang bekas kandang kucing, tadi sih sudah ada dari Damkar kemari ngecek."

Minas (60), warga yang ikut menangkap ular sanca, menduga reptil itu berasal dari Kali Sektor 5 yang berada di Perumahan Graha Prima Sentosa.

"Ularnya dari kali jadi pas dia (ular) kebawa ke dalam rumah, kebetulan kan rumahnya di dekat kali itu.

Saya sih sudah pernah lihat ular itu sebelum ini, tetapi ularnya ada di kali. Baru ini dia kita tangkap," tutur Minas.

Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa

Terkena gigitan ular berbisa sangat berbahaya. Racun pada ular bahkan bisa menyebabkan kematian.

Apalagi, bagi Anda yang kerap melakukan pekerjaan di tempat rawan munculnya ular.

Ancaman gigitan ular pun semakin tinggi, seperti di lokasi tambang, sawah, dan hutan.

Lokasi rawan itu pun akan menyulitkan untuk mendapatkan pertolongan dari tim medis.

Terlebih jika di sana tak ada satu orang pun yang bisa menolong.

Melansir dari Kompas.com, saat terkena gigitan ular dan sedang sendirian, sebaiknya tak boleh melakukan pergerakan.

Hal ini disampaikan pakar gigitan ular dan toksikologi Tri Maharani.

Jika berlari, bisa ular justru akan menyebar ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu, lebih baik posisi tubuh langsung dibaringkan.

Saat tubuh berbaring, bisa ular akan tetap berada di sekitar bagian tubuh yang digigit (lokal).

Artinya, bisa ular itu tak akan menyebar secara sistemik.

Posisi ini justru akan memembuat metabolisme tubuh mengeluarkan sendiri racun dari tubuh.

Tri Maharani pun mengutip penjelasan dari buku panduan WHO.

Saat racun masih ada pada fase lokal, dalam dua sampai tiga hari racunnya sudah keluar.

"Kalau ada di fase lokal, (bisa) keluar dengan sendirinya. Minimal observasi 24-48 jam. Jadi, kalau tergigit dan hanya sendiri, nggak bisa kemana-mana, dalam 2-3 hari 
sudah keluar (racunnya),” kata Tri Maharani.

Nah, agar memastikan racunnya sudah keluar, perlu diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan.

Melindungi Kesehatan Jantung Hingga Meringankan Nyeri, Simak Manfaat lain dari Susu Kunyit

Hasil dan Klasemen Liga Italia Juventus vs Parma Skor 3-3, Cuplikan Ronaldo Cetak Dua Gol

Hasil Akhir Juventus Vs Parma - Skor 3-3, Nyonya Tua Gagal Jaga Jarak Poin dengan Napoli

Download MP3 Lagu Pop Terpopuler, Mulai dari Seventeen, Iwan Fals, Peterpan Hingga Dewa 19

Ada perbedaan gejala dari setiap jenis racun dari bisa ular.

Pertama, gigitan ular king cobra, ular laut, dan ular weling menghasilkan racun neurotoksin.

Gejala yang timbul adalah rasa kantuk.

Mata akan sulit dibuka karena otot kelopak mata lumpuh, pita suara pun ikut lumpuh, dan sesak nafas.

Kedua, ular tanah, ular hijau berekor merah, dan ular picung menghasilkan racun hemotoksin.

Gejalanya berupa pendarahan. Mulai dari mimisan, air mata darah, kencing darah, hingga kotoran darah.

Ketiga, ada pula racun sitotoksin yang gejalanya berupa pembengkakan di bagian tubuh yang terkena gigitan.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular mengandung racun sitotoksin ini adalah kobra India.

Keempat, gejala dari racun miotoksin yakni rasa nyeri para otot.

Mengutip dari Info Hewan, contoh ular beracun miotoksin adalah ‘bothrops moojeni’ atau dikenal Brazilian lancehead snake.

Nah, jika semua gejala itu berhenti, maka kondisi tubuh sudah mulai membaik.

“Kalau semua gejala itu tidak ada, berarti kondisinya sudah mengalami perbaikan. Kalau di rumah sakit sudah lebih enak, tapi kalau terpaksa sendirian di tengah hutan 
nggak bisa kemana-mana," kata Tri Maharani.

Namun, perlu diingat penangangan diri sendiri ini bisa dilakukan saat racun masih bereda di daerah lokal gigitan ya.

Jika, racun itu sudah menyebar secara sistemrik ke seluruh tubuh, hanya serum anti bisa ular yang bisa menolongnya.

“Kita kan banyak yang kerja di hutan, tambang, dan sawah. Jadi, korban gigitan ular nggak perlu mencari pertolongan, tapi dia yang dicari sama penolongnya,” ujar Tri 
Maharani.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved