BERITA BALI

Terjadi di Bali - Tak Tahu Jalan, Agus Andalkan Google Maps, Mobilnya Masuk Jurang, Ini Kisahnya

Agus terjun ke sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler

Editor: Mairi Nandarson
Tribun Bali/ I Wayan Eri Gunarta
Warga melihat truk jatuh ke jurang meskipun melihat Google Maps 

TRIBUNBATAM.id, BALI - Saat kebingungan menuju suatu tempat,  Google Maps saat ini salah satu yang diandalkan untuk mengarahkan ke alamat yang dituju.

Google Maps juga biasanya memberikan beberapa jalan alternatif agar pengemudi memilih sendiri mana jalan yang terbaik.

Namun, awal bulan ini terjadi peristiwa nahas yang dialami oleh laki-laki bernama Agus Tri Pamungkas (23).

Ia baru saja terjun ke sungai bersama truk yang ditumpanginya akibat Google Maps.

Agus terjun ke sungai Wos sedalam 20 meter di perbatasan Banjar Gelogor, Desa Lodtunduh, Ubud-Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler, Sukawati.

Keterangan pihak korban melalui Pecalang Desa Adat Gelogor, I Ketut Sumardika bahwa Agus berniat membawa batu padas menggunakan truk dari Banyuwangi ke Banjar Kengetan, Desa Singakerta, Ubud.

Dua Mahasiswi Indonesia Alami Tindakan Kekerasan di Canberra Australia, Korban: Celana Temanku Sobek

Hasil Drawing Babak 16 Besar Piala Indonesia, Persib Bandung Ditunggu Arema FC

Bikin Mobil Hemat Konsumsi Bahan Bakar, Inilah 7 Tips Berkendara yang Baik

Jadwal Pekan ke 26, Klasemen & Top Skor Liga Inggris, Man City vs Chelsea Live RCTI, Salah 16 Gol

Karena tak tahu jalan menuju tempat yang diinginkan, Agus pun memanfaatkan Google Maps.

Sayangnya, Google Maps tak bisa mendeteksi jalan itu hanya bisa dilalui oleh pengendara sepeda motor namun Agus pun tetap mengikuti petunjuk Google Maps.

Sesampainya di sebuah jembatan, Agus kaget lantaran jalanan yang dilaluinya terlalu sempit untuk dilalui.

Ia pun sempat berpikir untuk putar balik, namun kemungkinan kecil truknya bisa berputar arah.

Alhasil, Agus tetap melanjutkan perjalanan hingga sampai di sebuah jalan menanjak dengan kondisi jalan rusak, di situlah mesin truknya mati lalu terpelanting ke jurang sungai.

"Jadi ia (Agus) pakai aplikasi handphone. Saat berada di jembatan, ia sudah bigung mau balik arah, tapi karena jalannya tak lebih dari tiga meter, iapun tak bisa berbalik. Nahas menimpa saat ia berusaha naik ke jalan tanjakan yang kondisinya rusak. Lalu truknya mati, dan ngatrek lalu terpelanting ke bawah,” jelas Sumardika.

Warga yang mengetahui kejadian itu segera membantu mengevakuasi Agus.

Daftar 7 Pemain yang Disiapkan Barcelona, Jika Sang Mega Bintang Lionel Messi Pensiun

MOTOGP 2019- Hasil Lengkap Test Pramusim Sepang Hari Ke-2, Vinales Tercepat, Valentino Rossi Nomor 6

Masyarakat setempat pun telah melakukan pemangkasan pohon bambu, guna memudahkan proses evakuasi truk tersebut.

Untunglah setelah jatuh ke jurang, Agus hanya mengalami keseleo di bagian pundak dan saat ini sudah dipulangkan oleh pihak rumah sakit.

Ayah Agus dan bosnya kembali ke desa itu untuk berterima kasih kepada warga yang sebelumnya telah membantu mengevakuasi.

Mengetahui kejadian itu, kepala Dinas Pekerjaan Umum Pertamanan (PUPR) Gianyar, I Nyoman Nuadi menugaskan stafnya untuk meninjau lokasi kejadian.

Ia mengaku heran, laporan kerusakan jalan tak pernah masuk ke Dinas PUPR.

Kebingungannya pun terjawab setelah mengecek lokasi, diketahui jalan dan jembatan tersebut milik desa sehingga untuk perbaikannya semestinya langsung diajukan pihak desa ke Bupati Gianyar.

“Kami sudah cek ke sana, ternyata jalan desa. Kalau memperbaiki, mekanismenya pihak desa yang mengajukan ke bupati. Melihat kondisi jalan seperti itu, kami tetap mengimbau agar pihak desa memasang portal pembatas, agar kendaraan besar tidak lewat sana,” ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Truk Masuk Jurang Gara-Gara Sopirnya Mengandalkan Google Map, Begini Kisahnya

CATAT! Ini Syarat, dan Formasi Pendaftaran PPPK Atau P3K 2019, Buka Jumat (8/2) Jam 16.00 WIB

Dimakan Babi Peliharaan, Wanita Ini Tewas Bersimbah Darah, Ini Penyebabnya

Babak Baru Prostitusi Online, Reaksi Maulia Lestari Ditanya soal Mucikari

Rifki 13 Hari hilang

Sejumlah petugas kepolisian sektor Sukasada bersama Tim Basarnas Buleleng dikerahkan untuk melakukan pencarian terhadap seorang pria bernama Kadek Rifki Cahyadi (36), Kamis (7/2/2019).

Pria yang beralamat di Jalan Wirasatya VII, Nomor 3 A, Tukad Balian, Denpasar, Bali ini diduga terjatuh ke dalam jurang bersama mobilnya di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Dugaan ini mencuat saat sang istri yang diketahui bernama Chyntia Dini Poernamasari (32) mencoba melacak GPS di mobil Mitsubishi Mirage DK 1186 OA milik sang suami.

Hasilnya, mobil itu diketahui berada di dasar jurang wilayah Desa Wanagiri.

Polisi dibantu keluarga korban pun mendatangi TKP.

Dan benar saja, mobil tersebut ditemukan dalam posisi terbalik di dasar jurang.

Namun anehnya, petugas justru menemukan mobil itu dalam keadaan kosong.

Sang pengemudi, Kadek Rifki Cahyadi, hingga kini belum diketahui keberadaanya.

"Mobil itu sudah diderek sejak 27 Januari lalu. Saat ini mobilnya sudah kami amankan. Kami belum bisa memastikan apakah pengemudinya menjadi korban lakalantas atau tindakan kriminal. Anggota bersama tim Basarnas mencoba melakukan pencarian di sekitar TKP ditemukannya mobil tersebut. Namun sementara hasilnya nihil, yang bersangkutan belum ditemukan," kata Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya, saat ditemui Kamis (7/2/2019).

Berdasarkan hasil koordinasi, Chyntia Dini Poernamasari telah melaporkan hilangnya sang suami ini di Polsek Denpasar Selatan pada 27 Januari 2019.

Di hadapan polisi, Chyntia mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan sang suami melalui telepon selular pada Sabtu (26/1/2019) sekitar pukul 23.00 Wita.

Saat itu Kadek Rifki meminta kepada istrinya agar pintu pagar rumah tidak ditutup sebab ia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah (pulang).

Dalam laporannya di Polsek Denpasar Selatan, Chyntia menyebutkan saat pergi dari rumah, suaminya mengenakan baju kaos oblong warna hitam, celana biru tua, membawa tas selepang berisikan HP Samsung S8 Plus warna hitam, serta berkas-berkas kredit pelanggan.

"Karena tidak kunjung tiba di rumah, akhirnya istrinya melapor ke Polsek Densel. Kemudian dilacak GPS mobilnya, diketahui mobil itu jatuh di Wanagiri. Saat petugas Polsek Sukasada menderek mobil itu, pengedara tidak ditemukan. Hanya ada HP, tas, dan SIM saja," terang Iptu Sumarjaya.

Dari pencarian yang dilakukan pada Kamis (7/2/2019) sejak pukul 10.00 hingga 15.00 Wita, petugas belum menemukan keberadaan Kadek Rifki.

"Hasilnya masih nihil, demikian dengan barang bukti lain tidak ditemukan di sekitar TKP. Kami masih akan berkoordinasi lagi dengan Tim Basarnas dan Polsek Densel apakah akan melakukan pencarian lagi besok (hari ini, red) atau bagaimana," tutupnya.

Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya, saat dikonfirmasi tadi malam, membenarkan adanya laporan dari istri Kadek Rifki.

Namun, Kapolsek menyebutkan saat ini timnya masih sulit berkomunikasi dengan istri Kadek.

"Saat akan dipanggil istri belum bisa menghadiri, dengan beberapa alasan,” katanya.

Dari dugaannya kasus tersebut ada kejanggalan.

“Janggal karena saat mobil ditemukan tidak ada korban, tidak ada bercak darah di mobil. Jajaran Polsek Sukasada hanya menemukan kendaraannya itu dalam posisi terbalik, posisi kendaraan dalam posisi D, pokoknya janggal-lah," ujar Wirajaya.

Usai melaporkan kejadian tersebut, istri Kadek Rifki belum bisa datang lagi ke Polsek Denpasar Selatan.

Hingga kini, Chyntia Dini belum sempat dipanggil lagi.

Sementara itu, Chyntia Dini saat dihubungi Tribun Bali tadi malam, belum bisa berbicara banyak.

Dari nada suaranya terdengar berat.

Kata dia, dirinya belum siap berbicara dan saat ini berusaha menguatkan diri.

"Kalau nanti sudah siap untuk ditanya baru menghubungi lagi," kata dia pelan.

Ia juga mengakui telah melaporkan kabar hilangnya suaminya itu ke Polsek Denpasar Selatan.

"Saya sudah melaporkan ke Polsek Denpasar Selatan saat dinyatakan hilang. Hilang tanggal 26 dan saya melapor tanggal 27," ujarnya.

Ia juga mengiyakan pada malam hari itu sempat berkomunikasi terakhir dengan suaminya,

Lalu esoknya diketahui mobil Kadek Rifki berada di jurang.

Total sudah 13 hari Kadek Rifki hilang.

Peristiwa ini terbilang misterius karena penuh kejanggalan. (rtu/bus/tribun-bali.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kadek Rifki Sudah 13 Hari Hilang Misterius, Mobilnya Ditemukan di Dasar Jurang di Buleleng

Dimakan Babi Peliharaan, Wanita Ini Tewas Bersimbah Darah, Ini Penyebabnya

Pendaftaran PPPK Buka Hari Ini (8/2) Jam 16.00 WIB, Klik Link sscasn.bkn.go.id Bukan sscn.bkn.go.id

SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming Persibat vs PSIS Semarang di Piala Indonesia, Mulai 15.00 WIB

Babak Baru Prostitusi Online, Reaksi Maulia Lestari Ditanya soal Mucikari

Aturan pakai GPS

 Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Refdi Andri, menjelaskan, hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan komunitas mobil terkait penggunaan Global Positioning System ( GPS) dinilai sudah tepat.

Sebab, bisa menurunkan konsentrasi pengemudi atau pengendara, yang bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Namun, larangan menggunakan GPS itu bukan berarti pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor sama sekali tidak boleh menggunakan aplikasi tersebut.

"Jadi yang dilarang itu mengoperasikan atau mengaktifkannya dalam posisi kendaraan berjalan atau bergerak," kata jenderal bintang dua itu ketika berbincang dengan Kompas.com di gedung Korlantas Polri, Jakarta, Rabu (6/2/2019) malam.

Refdi melanjutkan, jika harus menggunakan layanan aplikasi tersebut maka masing-masing pengendara mengaktifkannya sebelum kendaraan mulai berjalan.

Tentukan arah GPS sesuai dengan lokasi yang ingin dituju.

"Jadi berhenti dulu, setelah tujuannya sudah ada maka boleh berjalan lagi sambil menggunakan GPS. Tetapi, kalau pakai GPS sambil memegang ponsel dan kendaraan sambil jalan itu yang jelas dilarang dan akan kami tindak," ujar Refdi.

Secara aturan sudah tertuang dalam Pasal 106 Ayat 1 dan Pasal 283 UU 22 Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang berbunyi, setiap orang yang mengemudikan kendaran bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraanya dengan wajar dan penuh konsentrasi.

"Karena kalau kendaraan sambil berjalan lalu mengoperasikan GPS atau ponsel itu yang berbahaya," ucap Refdi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Truk Masuk Jurang Gara-Gara Sopirnya Mengandalkan Google Map, Begini Kisahnya
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved