DAMPAK TIKET PESAWAT MAHAL
ASITA Kepri : Gaji Naik Tak Sampai 10 Persen, Harga Tiket Pesawat Naik 2 Kali Lipat
Kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar membuat pelaku industri wisata menjerit. Sebab, banyak wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Kepri.
Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pembatalan rute terbang sejumlah maskapai penerbangan tujuan dalam negeri, akibat sepinya penumpang, berpotensi membuat wisatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Batam, menurun.
Sebaliknya, secara tidak langsung ikut membantu, mendongkrak peningkatan wisatawan mancanegara (wisman) ke negara-negara tetangga.
Pilihan berwisata ke luar negeri, khususnya dari masyarakat Batam, Kepri, ke Singapura, Malaysia, Thailand atau negara lainnya, tampaknya menjadi hal yang paling mungkin dilakukan saat ini.
Dibanding harus direpotkan dengan harga tiket pesawat tujuan dalam negeri yang tinggi, belum lagi penerapan bagasi berbayar yang cepat membuat 'kantong jebol'.
"Inikan tak sesuai dengan yang dicanangkan Pak Jokowi. Targetnya sebanyak 20 juta wisman masuk ke Indonesia, dan 275 juta wisnus tahun 2019. Ini benar-benar membuat kita terpukul dari sisi jumlah wisnusnya," kata Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kepri, Andika Lim, baru-baru ini.
Ia melihat, kebanyakan masyarakat memilih untuk 'wait and see' dulu', sebelum memutuskan untuk bepergian. Sepinya wisnus yang datang ke Batam saat ini, membuat para pelaku usaha di Batam, Kepri, terpukul.
• Protes Harga Tiket Mahal, Irwandi: Jika Pariwisata Batam Lumpuh, Maka Perekonomian Juga Lumpuh
• Agar Mudah Cari Penumpang, Taksi Konvensional Bisa Pakai Aplikasi Online, Blue Bird Sudah Pakai
• Protes Bagasi Berbayar dan Harga Tiket Pesawat Mahal, Asosiasi Pelaku Wisata Batam Gelar Aksi
• Rose BLACKPINK Ulang Tahun ke-22, Tagar #RosesAreRosieDay Jadi Trending Topic Dunia
Tak hanya dari pelaku wisata yang bergerak di jasa hotel, restoran, pelaku usaha travel, pelaku-pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), sopir taksi, porter, dan lainnyapun, merasakan dampak yang sama.
"Lihat saja ke bandara, sepikan. Pasti ini juga dirasakan porter, taksi, tukang-tukang yang bungkus plastik bagasi di bandara," ujarnya.
Mewakili pelaku wisata di Batam, Kepri, Andika berharap persoalan ini bisa segera diatasi alias tidak berlarut-larut semakin lama. Satu diantara dampaknya, bisa membuat perekonomian di Kepri merosot.
"Kami berharap dari Menteri Pariwisata, Menko, dan petinggi-petinggi di pemerintah pusat bisa berkoordinasi, memperbaiki keadaan ini," harap Andika.
"Kita juga tak minta murah sekali (harga tiket), tapi yang wajar. Gaji saja naik tak sampai 10 persen. Tapi harga tiket mau dua kali lipat naiknya," sambungnya.
Aliansi Pelaku Wisata Gelar Demo
Sementara itu, mengusung hastag #DariBatamUntukIndonesia, 12 asosiasi pelaku pariwisata di Batam, Kepulauan Riau, menggelar aksi pawai keprihatinan untuk menyuarakan aspirasi mereka terhadap kenaikan harga tiket dan penerapan bagasi berbayar, Senin (11/2/2019).
Mereka mendatangi Gedung DPRD Kota Batam untuk menyampaikan petisi. Jumlah mereka kurang lebih 200an.
Koordinator lapangan Irwandi mengatakan, pawai keprihatinan pariwisata ini sebagai ekspresi mahalnya harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar yang dilakukan sejumlah maskapai penerbangan, yang berdampak pada dunia pariwisata.