Tiket Pesawat Mahal Berdampak Pada Hunian Hotel, Ketua PHRI: Pemerintah, Hapuslah Kartel Penerbangan
Ia menyampaikan keluhan tersebut langsung kepada Presiden Joko Widodo dalam sambutan perayaan HUT Ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat yang menyebabkam sepinya kamar-kamar hotel di Indonesia.
Ia menyampaikan keluhan tersebut langsung kepada Presiden Joko Widodo dalam sambutan perayaan HUT Ke-50 PHRI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Ia mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat hingga 40 persen menyebabkan berkurangnya minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri.
Akibatnya, menurut dia, masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negeri sebab harga tiketnya lebih murah.
"Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," kata Hariyadi kepada Jokowi.
Ia menambahkan kenaikan harga tiket pesawat dipicu oleh kartel bisnis penerbangan yang terjadi di Indonesia yang menurut dia saat ini dikuasai oleh dua grup besar, yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.
• Keluarga Fitri Berkumpul di Rumah Duka, Begini Suasana Kediaman Korban Sehari Setelah Pembunuhan
• Cara Login sscasn.bkn.go.id dan Tahapan Daftar PPPP 2019, Lengkapi Syaratnya
• BERITA PERSIB - Salut, Ezechiel Ndouassel Cetak Hattrick Saat Tengah Berduka, Ibunya Meninggal Dunia
• Sebelum Bunuh Fitri, Pelaku Diduga Sudah Sebulan Pantau Rumah Korban, Ini Cerita Tetangga
Ia pun mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat juga dipicu oleh tingginya harga avtur yang dijual Pertamina.
Menurut dia, harga avtur yang dijual Pertamina lebih tinggi daripada harga pasaran internasional.
Karena itu, ia mengusulkan kepada Jokowi agar menghentikan monopoli penjualan avtur yang dilakukan Pertamina serta menghilangkan kartel dalam bisnis penerbangan di Indonesia.
• Ditanya Soal Harga Tiket Pesawat Mahal, Begini Jawaban Lion Air
• Sebelum Bunuh Fitri, Pelaku Diduga Sudah Sebulan Pantau Rumah Korban, Ini Cerita Tetangga
Ia meyakini hal itu akan membuat harga tiket domestik lebih kompetitif sehingga tingkat okupansi kamar hotel di seluruh daerah bisa meningkat kembali.
"Kami berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi terhadap kondisi ini dengan memberikan peluang kepada perusahaan lain untuk menjual avtur dengan harga yang lebih kompetitif," ujarnya.
"Dan juga memberikan kesempatan bagi perusahaan penerbangan baru atau perusahaan penerbangan regional untuk beroperasi, menambah rute, dan bersaing secara efisien serta mencegahnya terjadi kartel," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepada Jokowi, Pengusaha Hotel Keluhkan Kamar Sepi karena Harga Tiket Pesawat Mahal "
• Link Live Streaming Timnas U22 vs Madura United Jam 15.30 WIB. Satria Tama Pulang Sebagai Lawan
• Lagu Terbaru ITZY Dalla Dalla Trending Topic Youtube, Lirik dan Terjemahan di Bahasa Indonesia
Bandara Hang Nadim Makin Sepi, Porter Kehilangan Job, Pernah Sehari Tak Dapat Uang
Penurunan jumlah penumpang pesawat terbang di sejumlah bandara termasuk Bandara Hang Nadim Batam mulai dirasakan sejumlah kalangan.
Tak hanya maskapai yang membatalkan penerbangan karena penumpang sepi, porter hingga petugas counter tiket juga sepi orderan.
"Lihat itu, lebih banyak petugas bandara dibanding penumpangnya," kelakar seorang pria yang sedang menikmati kopi kepada salah satu temannya.
Terkait harga tiket yang melambung tinggi ini, TRIBUNBATAM.id juga menanyakan langsung kepada petugas counter tiket salah satu maskapai untuk memastikan harga ke beberapa daerah tujuan.
• Bagasi Berbayar Diterapkan, Sopir Taksi Bandara RHF Tanjungpinang Keluhkan Penumpang Turun Drastis
• Kisah Porter Bandara RHF Tanjungpinang: Jangankan Dapat Rp 50 Ribu, Kadang Sehari Tak Angkat Barang
• Protes Harga Tiket Mahal, Irwandi: Jika Pariwisata Batam Lumpuh, Maka Perekonomian Juga Lumpuh
"Mana ada lagi tiket murah, naik semua. Cuma kalo berangkat menggunakan Citilink, penumpang masih bisa mendapatkan free bagasi," ujar wanita berjilbab hijau yang bertugas di counter tiket maskapai Citilink Indonesia.
Beda halnya dengan maskapai Citilink, petugas counter tiket Lion Air memiliki tanggapan yang berbeda.
"Harga memang segitu. Tapi sifatnya masih sementara, tunggu keputusan yang diatas," jelasnya.
Menurut informasi yang TRIBUNBATAM.ID dapatkan, selain sepi penumpang, beberapa jadwal penerbangan juga banyak yang dibatalkan.
Hal ini seperti yang diungkapkan salah satu petugas maskapai Lion Air yang tidak ingin disebutkan namanya kepada TRIBUNBATAM.ID, Kamis (7/2/2019) malam.
"JT, GA, dan QG banyak yang cancel. Untuk reasonnya kurang tahu, langsung tanya ke CS saja," ujarnya sambil meminta agar namanya tidak disebutkan mengingat masih ada yang lebih pantas untuk menjelaskan informasi ini.
Menurut informasi darinya, bahkan maskapai Lion Air juga mengalami penurunan jumlah flight. Yang awalnya 24 flight berkurang menjadi 21 flight.
"Ya turun juga jumlah flightnya. Ini mungkin faktor keduanya, bagasi berbayar bisa dan harga tiket naik bisa," ujarnya lagi.
Keluhan yang sama juga dialami oleh petugas porter.

Menurut Junaedi, salah seorang porter yang telah bekerja selama tiga tahun ini, dirinya hanya bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu dalam sehari.
"Itu pun sudah bersyukur kita, kemarin pernah malah kita tidak dapat orderan sama sekali," ucapnya sambil menunjuk teman-temannya yang senasib.
Ia menuturkan sepinya orderan sejak aturan bagasi berbayar mulai diberlakukan.
"Sejak bagasi berbayar sudah sepi, apalagi ditambah harga tiket naik," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya diberitakan, Direktur BUBU Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso mengungkapkan, sejumlah maskapai mengambil kebijakan pembatalan penerbangan sebagai efek sepinya penumpang yang akan menggunakan jasa mereka.
Sepinya penumpang tersebut diduga sebagai imbas mahalnya tiket pesawat belakangan ini serta kebijakan bagasi berbayar.
Bahkan, Kamis (7/2/2019) hari ini, diakui Suwarso, tercatat ada 14 penerbangan akhirnya dibatalkan akibat jumlah penumpangnya sepi.
Selain Garuda Indonesia dan Citilink, penerbangan milik maskapai Lion Air Grup paling banyak yang mengalami pembatalan penerbangan.
"Hari ini yang membatalkan itu ada dari maskapai Garuda satu penerbangan, Lion ada sembilan penerbangan, Wing Air ada tiga penerbangan, dan Citilink ada satu penerbangan," kata Direktur BUBU Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso, Kamis (7/2/2019).
Tak hanya hari ini, pembatalan penerbangan sudah terjadi sejak minggu lalu.
Bahkan, Lion Air pernah membatalkan 12 sampai 13 penerbangan.
Sedangkan Garuda Indonesia membatalkan 3 penerbangan.
"Minggu ini sudah mulai agak berkurang, kayak Lion minggu ini 9 penerbangan, Garuda hanya 1 saja saat ini. Kenapa Lion paling banyak, karena paling banyak juga rute penerbangan dari ke Hang Nadim," sebutnya.
Ia pun juga berkoordinasi dengan pihak Lion Air agar terus memberikan penerapan informasi yang intens kepada para pelanggan.
"Apalagi soal penerapan bagasi berbayar ini, sebab masih banyak penumpang yang tidak tahu," katanya.
Disampaikannya, terkait jumlah penumpang sudah terlihat naik bila dibandingkan bulan lalu. Biasa rata rata per hari 5.400 orang.
Namun saat ini 8 persen hingga 10 persen.
"Jadi kalau saat ini sedang lagi naik sedikit jumlah penumpang, rata rata saat ini sekitar 6.300 penumpang lah," sebutnya.
Namun jumlah ini pun masih dalam kategori menurun bila dibandingkan pada tahun lalu yang mencapai diatas 7.000 orang per hari
Penurunan dan pembatalan penerbangan ini pun tidak berpengaruh pada tujuan internasioanal atau luar negeri.
Ia juga menyampaikan, untuk harga tiket bulan ini sudah beranjak turun, dan pada jumlah penumpang pun diprediksi normal hinhha ahkir Maret ini.
Jumlah Penumpang Pesawat Turun
Sementara itu, beberapa waktu lalu disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri merilis jumlah angkutan udara domestik dalam November yang berangkat dari Kepri sebanyak 191.526 orang atau mengalami penurunan sebanyak 9,54 persen dari Oktober 2018.
“Dalam bulan yang sama, pun terjadi penurunan jumlah penumpang angkutan udara internasional yang berangkat, dimana totalnya mencapai 1.090 orang atau turun sebanyak 65,12 persen dari bulan sebelumnya,” katanya Kepala BPS Kepri, Zulkifli, Rabu (9/1/2019) lalu.
Disampaikannya, dalam bulan yang sama untuk jumlah muat bagasi dan barang angkutan udara domestik menjalani penurunan 8,44 persen dari 4389,05 ton dibulan Oktober menjadi 4.018,51 ton.
“Sementara itu, untuk angkutan udara internasional, selama November bagasi dan barang yang dimuat hanya sebanyak 7,01 ton, menjalani penurunan 81,84 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” katanya.
“Selama November pun sudah ada sebanyak 342.346 orang embarkasi domestik dari pelabuhan di Kepri. Jumlah embarkasi penumpang domestik menjalani kenaikan 3,34 persen dibandingkan bulan Oktober 2018 yang mencapai 331.296 orang,” tambahnya. (dna/dra)