Menyulap Sungai Citarum dari Karpet Sampah Plastik Menjadi Harum. Baru Setahun, Lihat Hasilnya
Megaproyek restorasi ini melibatkan tiga kementerian dan 19 instansi/institusi terkait, termasuk perguruan tinggi, TNI, Polri, Kejaksaan serta warga.
TRIBUNBATAM.id, BANDUNG - Restorasi Sungai Citarum selama setahun terakhir sudah menyulap sungai terbesar dan terpanjang di Tanah Pasundan itu berubah total, meskipun restorasi ditargetkan Presiden Joko Widodo tuntas hingga tahun 2025.
Anehnya, pemerhati lingkungan dan media asing masih menempatkan Sungai Citarum dalam 10 sungai paling tercemar di dunia, bahkan masih menempatkannya di peringkat pertama.
Seperti berita Eco News yang dilansir oleh The Thaiger, Minggu (10/2/2019) berjudul "Top 10 most plastic polluted rivers in the world (2019)" serta situs iBAN Plastic International pada Selasa (12/2/2019) berjudul "The Most Polluted River In The World".
Tidak heran, berita itu langsung membuat heboh jajaran Kodam III Siliwangi yang ditunjuk Presiden sebagai koordinator restorasi Sungai Citarum bersama belasan instansi dan organisasi lain.
Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi, Letkol Inf FX Sri Wellyanto mengatakan, fakta yang diungkapkan oleh media asing tersebut adalah data lama dan diduga mereka belum melihat perkembangan terbaru tentang Sungai Citarum.
"Sungai Citarum paling tercemar itu cerita lama. Sekarang sudah jauh berubah," kata Letkol Inf FX Sri Wellyanto kepada TribunBatam.id, Selasa (12/2/2019).
Letkol Inf FX Sri Wellyanto menanggapi pemberitaan TribunBatam, Senin (11/2/2019) yang berjudul "10 Sungai Paling Tercemar Sampah Plastik di Dunia. Sungai Citarum Juaranya!", mengutip sumber-sumber asing tersebut.
• 10 Sungai Paling Tercemar Sampah Plastik di Dunia. Sungai Citarum Juaranya!
• Kapendam Siliwangi Wellyanto: Sungai Citarum Paling Tercemar, Itu Cerita Lama, Kini Sudah Berubah
Hasil restorasi Sungai Citarum setahun terakhir, sudah puluhan ribu ton sampah dibongkar dari perut sungai tersebut.
Wellyanto mengungkapkan bahwa restorasi Citarum sudah dilakukan Kodam III/Siliwangi dan instansi terkait lainnya sejak setahun terakhir ini sudah memperlihatkan hasil yang luar biasa.
Letkol Inf FX Sri Wellyanto kemudian mengirimkan beberapa foto terkini Sungai Citarum setelah restorasi bertajuk "Citarum harum" itu.

Gambar terbaru Sungai Citarum setelah puluhan ribu ton sampah diangkat dalam setahun terakhir.
Bandingan dengan foto yang di bawah (Dok. Pangdam III Siliwangi)

Pada 15 januari lalu, digelar rapat evaluasi Citarum Harum sekaligus program lanjutan untuk menjadikan Citarum benar-benar bersih dari sampah.
Pangdam III Siliwangi Tri Soewandono mengatakan, 80 ribu ton sampah dan endapan sudah dibongkar dari Sungai Citarum.
Hal itu dilakukan oleh 1.700 personel militer bersama 1.300 warga setempat serta instansi lainnya, termasuk perguruan tinggi dan aktivis lingkungan hidup.
“Kalau kita lihat kasat mata, bersihnya dulu. Baru bersihnya dulu. Saya optimistis lima tahun ke depan (bisa selesai),” jelasnya kepada wartawan usai rapat evaluasi satu tahun "Citarum Harum" di Bandung.
Selanjutnya, di tahun 2019 ini, tim akan fokus untuk mengangkut endapan yang sudah dibongkar ke titik-titik pembuangan atau diolah.
Restorasi hingga 2025
Kondisi Sungai Citarum memang sangat teruk sejak lama.
Pada Oktober 2017, Presiden Jokowi menugaskan Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan untuk membereskan Sungai Citarum.
Pada 22 Februari 2018, Presiden Jokowi mencanangkan restorasi Sungai Citarum dengan target, tahun 2025, harus selesai.
Megaproyek restorasi ini melibatkan tiga kementerian dan 19 instansi/institusi terkait, termasuk perguruan tinggi, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Keterlibatan TNI, Polri, dan Kejaksaan ini dibutuhkan untuk penegakan hukum.
Dilansir dari Tribun Jabar, sedikitnya ada 4.000 personel yang dikerahkan untuk megaproyek untuk menghapus strerotype Sungai Citarum sebagai karpet sampah plastik terbesar di dunia.

"Sungai Citarum adalah masalah besar bangsa kita yang tak bisa kita biarkan lagi. Karena ini menyangkut masa depan kita. Terutama terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia," jelas Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto seperti dilansir PepNews.com.
Selain propgram pembersihan, rencana jangka panjangnya adalah membereskan industri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membuang limbah ke sungai yang panjangnya mencapai 270 kilometer ini.
Di hulu sungai ada lahan kritis yang menyebabkan erosi tanah dan sejak pencanangan oleh Presiden Jokowi, dilakukan penanaman kembali.
Menko Luhut sudah bertemu dengan para pengusaha yang mempunyai pabrik di sepanjang Sungai Citarum.
Untuk mempercepat restorasi Sungai Citarum, Presiden Jokowi langsung berkoordinasi dengan Kodam III/Siliwangi yang saat itu masih dipimpin Letjen Doni Monardo yang saat ini menjadi Kepala BNPB.
Bagaimana dengan target Sungai Citarum bersih pada tahun 2025?
"Insya Allah tercapai sebelum 2025. Belum setahun proyek ini berjalan sudah banyak kemajuan yang kami capai. Jika Singapura dan China butuh waktu sepuluh tahun membersihkan sungai-sungai di negara masing-masing, saya yakin Sungai Citarum bisa selesai dalam lima tahun," ungkap Sjafri yang dijuluki "Deputi Sampah" gara-gara mengurusi restorasi Sungai Ciliwung.

Presiden Jokowi dan Menteri KLH Siti Nurbaya menanam pohon di hulu Sungai Citarum saat pencanangan
Citarum Harum, 22 februari 2018)
Program pembersihan besar-besaran Sungai Citarum memang sangat vital karena ada 35 juta orang yang tergantung pada sungai ini di 13 kabupaten/kota yang dilaluinya.
Restorasi Sungai Citarum merupakan proyek stategis karena merupakan sumber air untuk Jakarta dan Banten.
Lanjutan Citarum Harum
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam Rapat Evaluasi Satu Tahun Program Citarum Harum di Gedung Graha Manggala Siliwangi juga akan habis-habisan melanjutkan program Citarum Harum dengan Pangdam III Siliwangi.
Tahap pertama, Emil menyiapkan kantor sebagai pos komando Satgas Citarum Harum di Jalan Naripan Kota Bandung.
"Di sinilah semua keputusan akan dilakukan dan diambil," ujar Emil yang baru terpilih menjadi Gubernur Jabar, tahun lalu.
Pemprov Jabar juga mengalokasikan dana sebesar Rp 300 miliar untuk dikelola oleh TNI sebagai dana pendukung.
Pemerintah pusat sendiri mengalokasikan anggaran Rp 600 miliar untuk program Citarum Harum di tahun 2019 ini.
"Setengah dari anggaran itu atau sekitar Rp 300 miliar untuk TNI. Karena TNI mengambil porsi pengembalian ekosistem sekitar DAS Citarum paling berat dan paling besar," ungkapnya seperti dilansir Kompas.com
Sementara anggaran yang tersisa akan dibelanjakan pada proyek infrastruktur di sekitar Sungai Citarum.
Terkait relokasi industri di sepanjang DAS, Gubernur Ridwan Kamil juga sudah punya solusi.
Sebab, Pemprov berencana menggabungkan tiga kawasan strategis, Patimban, Kertajati, dan Cirebon menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) menjadi pusat industri termaju yang disebutnya Segitiga Rebana
Rencananya, semua industri padat karya di sepanjang DAS Citarum akan dipindah ke kawasan Segitiga Rebana.
Kawasan industri terpadu ini sangat luas tetapi juga sangat strategis karena memiliki infrastruktur logistik.
Yakni, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Karawang di selatan, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, di utara dan batas timurnya Pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon.
"Kita akan segera merilis kawasan Segitiga Rebana, Cirebon-Patimban-Kertajati," ujar pria yang akrab disapa kang Emil ini.
Targetnya, KEK Segitiga Rebana itu akan terwujud pada 2021 mendatang.
Asal tahu saja, jumlah industri kecil hingga besar di DAS Sungai Citarum mencapai 3.000 perusahaan dan saat ini masih menjadi pengganjal restorasi Sungai Citarum.

Restorasi Sungai Citarum ini seluruhnya ada 23 sektor dari hulu sampai hilir.
Pada 2018, pemulihan ekosistem sudah berlangsung di 13 sektor dan sisa 10 sektor akan digarap mulai 2019.
Tentara bersama warga setempat juga telah menanam 1,4 juta pohon “bernilai ekonomis dan ekologis” di kawasan hulu dari total target 125 juta pohon.
Meskipun pekerjaan masih panjang dan saat ini masih menunggu cairannya anggaran pemerintah pusat untuk tahun 2019, namun restorasi Citarum Harum terus dilakukan.
