ABG Inggris yang ke Suriah Ingin Pulang Setelah ISIS Hancur. Dua Anaknya Tewas dan Kini Sedang Hamil

Shamima Begum yang saat ini berusia 19 tahun mengatakan, ia sudah dua kali melahirkan, namun kedua anaknya itu meninggal dalam 3 bulan terakhir

The Times
Shamima Begum, satu dari tiga ABG Inggris yang gabung ISIS 2015 lalu, ditemukan hidup dan ingin pulang ke London 

TRIBUNBATAM.id - Tiga remaja Inggris pernah menghebohkan dunia tahun 2015 lalu, ketika memutuskan berangkat ke Suriah untuk bergabung ISIS.

Tiga tahun tak terdengar nasib mereka, satu di antara mereka, Shamima Begum, saat ini diketahui berada di kamp pengungsian di Raffa, Suriah timur.

Ia berada di tempat itu karena kondisi ISIS saat ini semakin hancur dan sedang menunggu keruntuhan karena terus terpojok.

Dalam sebuah wawancara yang dilansir The Times, Kamis (14/2/2019), Shamima Begum mengaku ingin pulang. "Aku tidak tahan lagi," katanya.

Meskipun mengaku tak pernah menyesal bergabung dengan ISIS, namun Shamima Begum mengatakan bahwa tidak ada lagi yang diharapkan di Suriah.

Shamima Begum, Kadiza Sultana dan Amira Abase. 

Keinginan satu-satunya saat ini adalah untuk menyelamatkan bayi yang dikandungnya, hasil pernikahannya dengan anggota ISIS.

Shamima Begum yang saat ini berusia 19 tahun mengatakan, ia sudah dua kali melahirkan, namun kedua anaknya itu meninggal.

Mirisnya, Dua anak itu meninggal berdekatan dalam tiga bulan terakhir. Anak pertamanya, seorang wanita bernama Sarayah meninggal karena sakit.

Kemudian disusul oleh putranya bernama Jerah, juga meninggal karena sakit.

Shamima Begum membuat gempar dunia setelah melarikan diri dari London dengan dua teman sekolahnya, Bethnal Green School di London timur.

Begitu tiba di Suriah, ia langsung dinikahkan dengan militan ISIS.

Tiga remaja Inggris yang kabur di Suriah tertangkap di CCTV Bandara tahun 2015 lalu

Dua rekannya, Kadiza Sultana, dilaporkan tewas, sedangkan yang lainnya, Amira Abase, saat ini masih hidup dan saat ini berada di Baghouz, basis terakhir militan ISIS.

Shamima mengatakan, ia tidak ingin anak yang akan dia lahirkan nanti akan mati seperti dua anak sebelumnya jika tetap tinggal di tengah negara yang bergolak tersebut.

"Mereka kuat. Saya menghargai keputusan mereka," kata Begum tentang teman-temannya.

“Saya bukan anak sekolah berusia 15 tahun yang melarikan diri dari Bethnal Green empat tahun lalu. Saya tidak menyesal datang ke sini, tapi saya semakin sulit tinggal di sini.”

Ancaman penjara

Tentunya tidak mudah bagi Shamima untuk kembali ke Inggris karena ia sudah terpapar radikalisme yang menjadi musuh seluruh dunia.

Pemerintah Inggris memperkirakan sekitar 900 warga Inggris pergi ke Suriah dan Irak untuk bergabung dalam konflik.

Sekitar 300-400 telah kembali dan 40 orang telah telah dituntut di pengadilan dan dipenjara.

Dilansir TribunBatam.id dari AFP, hingga bulan lalu, sekitar 200 diyakini masih hidup dan di wilayah tersebut.

Berbicara kepada Sky News, Menteri Keamanan Ben Wallace"mengkhawatirkan" pernyataan Begum yang tidak menyatakan penyesalan ke Suriah.

Anggota keluarga ISIS meninggalkan Beghuz, pertahanan terakhir ISIS.

"Ini adalah tantangan bagi kita semua," katanya, “Beberapa dari mereka dipersiapkan, dilatih ketika mereka masih muda. Tetapi sekarang sudah dewasa dan beberapa dari mereka adalah pejuang yang keras.”

Amerika Serikat mengatakan siap membantu negara-negara yang ingin memulangkan anggota ISIS yang ditahan di Suriah, tetapi penyelesaian hukum dan deradikalisasi akan diserahkan kepada negara masing-masing.

Masalahnya, banyak negara yang keberatan kelompok ini kembali. Seperti juga Inggris, mereka telah mengalami cuci otak yang keras dan ditakutkan akan menjadi masalah terorisme.

Inggris sendiri bahkan sudah membuat undang-undang anti-terorisme baru yang memberi ancaman hukuman 10 tahun penjara setelah mereka kembali.

Seorang pengacara yang mewakili keluarga Begum dan dua temannya empat tahun lalu, Tasnime Akunjee, mengatakan kepada The Times bahwa dia bersyukur Beggum masih hidup.

Akunjee tetap menilai para remaja itu adalah korban dan berharap tidak dibawa ke pengadilan.

Begum mengaku menikah dengan seorang militan ISIS asal Belanda segera setelah tiba di Suriah.

"Awalnya kami menjalani kehidupan normal di Raqqa, Namun setelah itu, setiap saat dan berterusan pemboman terjadi dan perang semakin keras,” kata Beggum.

Beggum mengaku menyaksikan semua peristiwa yang mengerikan selama di Suriah.

Bahkan, saat pertama ia datang, ia menemukan kepala orang yang terpenggal di tong sampah.

Begum melarikan diri dengan suaminya ketika basis militer ISIS diserang oleh kelompok pejuang Suriah di bawah Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS.

Begum mengatakan, ia menyerah, namun tidak menceritakan nasib suaminya.

"Kekhalifahan telah berakhir," katanya,"Mereka tidak pantas menang karena begitu banyak penindasan dan korupsi.”

Begum mengatakan, apapun akan dihadapinya di Inggris meskipun harus hidup di penjara.

“Saya akan melakukan apapun untuk dapat pulang dan hidup tenang dengan anak saya."

Keluarga Kaget

Kabar Shamima Begum masih hidup membuat kaget bercampur haru keluarganya di London.

Ibunya, Remu Begum bahkan tak berhenti menangis ketika mendengar suara anaknya dalam wawancara anaknya dengan The Times.

Berbicara kepada Daily Mail, ipar laki-laki Shamima, Mohamed Rehman berkata, "Dia membuat kita semua banyak sakit hati. Tetapi dia juga mengalami masa-masa yang sangat sulit," katanya.

Renu Begum, ibu Shamima

"Sampai wawancara dan beritanya muncul di media, kami tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak. Jadi bisa Anda bayangkan, ini mengejutkan kami semua."

“Pada satu tahap, kami pikir dia sudah mati. Tidak ada kontak dengannya selama 2 tahun. Ibu Shamima menangis dan berharap anaknya pulang."

Remu memaklumi bahwa banyak orang tidak ingin putrinya kembali ke Inggris.

'Saya bisa mengerti mengapa orang-orang di negara ini marah dan tidak ingin dia kembali. Apa yang dia lakukan tidak menggambarkan Islam yang baik. Tapi dia baru berusia 15 ketika dia pergi ke Suriah. Kami memohon belas kasih dan pengertian atas namanya," kata Remu.

Keluarga Shamima Begum dan Amira Abase yang berharap dua anaknya kembali ke Inggris.
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved