Mahasiswi Diva Velda, Jualan Gethuk Alias Singkong Kukus yang Beromzet Rp 2,2 Miliar. Ini Rahasianya

Target saya di 2019 ini, saya bisa mengedukasi para petani singkong, karena mereka mengaku susah menjual singkongnya. Saya ingin menginspirasi mereka

Irene Chintya Hadi
Ricca (kiri) dan Diva (tengah), owner Oh My Gethuk 

Ada 18 pegawai tetap bekerja di perusahaan tersebut.

"Omzet saya hari ini sekitar Rp 2,2 miliar," ucap mahasiswi kelahiran Malang, 4 Maret 1998, terus terang.

Naik kelas

Di perkuliahan yang mengajarkan tentang wirausaha, Diva banyak menyerap ilmu, terutama soal mengaplikasikan ide.

Dia mulai paham cara menyaring ide dan cara membuat ide menjadi nyata.

"Banyak orang mendapatkan ide, bahkan idenya muncul secara cepat, tapi useless, tak berguna kemudian. Nah, di kuliah ini saya tahu itu. Saya belajar cara memahami pasar. sudah tidak ngawur lagi, benar-benar tahu pasarlah," papar Diva.

Setelah ikut kompetisi business plan itu, lanjut Diva, 6 bulan kemudian dia resmi meluncurkan Oh My Ghetuk.

Tapi, penghasilannya yang sudah miliaran rupiah tak membuat mahasiswi semester empat ini jadi malas dan abai dengan tugas kuliah.

"Saya tetap ingin mandiri seperti waktu SD dan SMA, tak mau merepotkan orangtua. Zaman sekarang harus cerdas. Saya mau jadi milenial yang cerdas. Kita punya bisnis harus belajar dari pengalaman orang lain supaya enggak jatuh di bisnis yang sama," kata Diva.

Lebih dari itu, Diva juga ingin menyelipkan misi untuk masyarakat dalam bisnisnya, terutama para petani singkong.

Pada awal menekuni bisnis getuk ini, menurut Diva, harga singkong masih Rp 200 per kilo.

Dari situ dia ingin punya social impact pada bisnis yang dilakukannya dan hasilnya, selain bisnisnya lancar, petani singkong juga mendapat hasil yang wajar sesuai keringat mereka.

"Target saya, di 2019 ini, saya bisa mengedukasi para petani singkong, karena mereka mengaku susah menjual singkongnya. Saya ingin menginspirasi mereka tentang value singkong, mulai dari keripik, gaplek, getuk dan lain-lainnya. Pokoknya, segala cara untuk menaikkan nilai singkong dalam kehidupan sehari-hari mereka," kata Diva.

Diva yakin, dari sekadar menjual jajanan tradisional, dia bisa membawa getuk bukan saja di kancah nasional, tapi juga internasional.

Untuk itulah, dia aktif mengajak pebisnis travel, hotel, bahkan dinas pariwisata untuk mengenalkan gethuk singkong tersebut.

Dengan harga per bungkus Rp 55.000, Diva yakin getuk yang dijualnya sudah "naik kelas" sebagai oleh-oleh yang menarik, bukan lagi sekadar jajanan warung tradisional.

"Sekarang ini sehari itu saya bisa memproduksi 200 sampai 1000 boks gethuk. Satu boks itu seperti roti gulung. Jadi, basic-nya adalah oleh-oleh, bukan jajanan warung," ucapnya.

Pada libur Natal Desember 2018 lalu Diva berhasil menjual dua kali lipat daripada bulan-bulan sebelumnya dan OMG meraup omzet Rp 500 juta.

"Saya berhasil menjual sekitar 10.000 boks sebulan, di Desember itu saja. Untuk Lebaran nanti saya juga sudah siapkan rencana produksi," tutup Diva.

Tentunya sukses Diva ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda bahwa hal-hal kecil di sekeliling, bisa bernilai ekonomis yang tinggi.

Selain itu, Diva juga tak berhenti belajar, mengikuti berbagai kegiatan yang bisa menambah ilmunya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Sukses Diva Velda (21 Tahun) Bisnis Gethuk Beromzet Rp 2,2 M & Pernah Tertipu Rp 300 Juta, http://surabaya.tribunnews.com/2019/02/19/kisah-sukses-diva-velda-21-tahun-bisnis-gethuk-beromzet-rp-22-m-pernah-tertipu-rp-300-juta?page=all.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved