BATAM TERKINI

Tiap Hari Warga Batam Hasilkan 900 Ton Sampah, Ini Kata Kepala DLH Soal Sampah Plastik

Di Batam, dalam satu hari rata-rata sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur sebesar 900 ton.

Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA
Sejumlah polisi mengikuti acara bersih-bersih di pinggir sungai Bengkong Sadai bersempena dengan hari peduli sampah, Kamis (21/2/2019) 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Herman Rozie menyambut baik kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) alias berbayar di ritel-ritel, secara bertahap mulai 1 Maret ini.

Menurut Herman, dalam rangka mengurangi penggunakan kantong plastik, kebijakan ini memang perlu diterapkan.

"Karena bahaya kantong plastik ini untuk lingkungan dan kesehatan memang sangat mengkhawatirkan," kata Herman, Jumat (1/3/2019).

Lantaran proses mengurainya, membutuhkan waktu yang lama.

Tak cukup setahun, dua tahun.

Bisa sampai ratusan bahkan ribuan tahun.

Dari Pemerintah Kota Batampun, lanjutnya, konsen terhadap persoalan sampah plastik di Batam.

VIDEO - Banyak Kampanye Hitam, Ini Strategi TNI Untuk Menghadapinya

Mc Dermott hingga Casco Sea, Ini Daftar Perusahaan Buka Lowongan Kerja Selama Job Fair di Batam

VIDEO - 2 Rumah di Perumahan Pondok Pertiwi Terbakar, Uang Rp 6 Juta Ikut Ludes

35 Pelipat Surat Suara Ramai-ramai Mundur, Ada yang Gara-gara Upah Rp 98 Dipotong Pajak

Dikatakan, dalam satu hari rata-rata sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur sebesar 900 ton.

Sekitar 20 persen atau lebih dari jumlah itu, diperkirakan berasal dari sampah plastik atau sejenis plastik.

"Kita di Pemko saat ini juga sedang mempersiapkan Perwako (peraturan wali kota) untuk mengimbau, mengurangi, membatasi, melarang, penggunaan kantong plastik," ujarnya.

Tak cukup sampai di situ, Herman mengatakan, Pemko Batam juga telah meminta kepada pemerintah pusat, di dalamnya mencakup Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, untuk tidak lagi memberikan kuota impor sampah plastik ke Batam.

Lebih lanjut menyoal penggunaan plastik berbayar, menurutnya, ini merupakan satu pembelajaran yang baik kepada masyarakat.

Agar berpindah ke penggunaan kantong yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang.

Kebijakan inipun sebelumnya pernah diterapkan di ritel-ritel modern di Batam.

"Kalau pertimbangannya untuk lingkungan dan kesehatan, kami di Pemko Batam sangat setuju. Bahkan untuk minum saja, kalau bisa jangan pakai yang tempat plastik. Cari yang ramah lingkungan," kata Herman.

Iapun menilai, masyarakat mestinya tak perlu merasa keberatan dengan kebijakan ini. Jika tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan.

"Ini untuk edukasi. Kita harapkan masyarakat bawa kantong yang bisa digunakan berulang-ulang dari rumah. Imbauannya, kalau bisa jangan pakai kantong plastik. Karena bisa menambah sampah plastik di Batam, dan ini juga tak baik untuk kesehatan," ujarnya. (tribunbatam.id/dewi haryati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved