Inilah Amalan yang Bisa Dilakukan di Bulan Rajab, 1 Rajab 1440 H Jatuh Pada 8 Maret 2019
Bulan Rajab 1440 H akan segera tiba tepatnya pada 8 Maret 2019.banyak amalan yang bisa diperbuat selama masuk Bulan Rajab.
TRIBUNBATAM.id - Bulan Rajab 1440 H akan segera tiba tepatnya pada 8 Maret 2019.
Bulan Rajab dikategorikan sebagai bulan haram (mulia), selain bulan Ramadhan, Dzul Qa'dah dan Dzulhijjah, serta Muharram.
Dilansir oleh TribunWow.com dari Nu.or.id, banyak amalan yang bisa diperbuat selama masuk Bulan Rajab.
Amalan tersebut antara lain:
• Inilah Bacaan Niat Puasa Rajab dan Artinya Serta 5 Amalan Lain di Bulan Rajab
• Amalan di Bulan Rajab Mulai dari Istighfar hingga Puasa, 1 Rajab 1440 H Jatuh Pada 8 Maret 2019
• 1 Rajab 1440 Jatuh Pada 8 Maret 2019, Ini Doa dan Amalan, serta Bacaan Istighfar Rajab
• Masuk Bulan Rajab 1440 Hijriyah, Ini Doa dan Niat Puasa di Bulan Rajab Serta Hukumnya
1. Perbanyak Membaca Istighfar
Ulama NU Habib Muhammad mengingatkan bulan Rajab sebagai bulan istighfar karena Allah akan mengampuni seberapa pun banyak dosa hambanya.
2. Perintah Salat
Sebaik-baiknya ibadah ialah salat, untuk itu jelang masuk Bulan Rajab tambahlah salat di luar salat wajib.
3. Doa Pagi dan Sore
Perbanyak doa di pagi dan sore hari untuk menambah pahala di Bulan Rajab seperti membaca doa di bawah ini sebanyak 70 kali sambil menengadahkan kedua tangan.
ربِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ
4. Berpuasa
Berpuasa di Bulan Rajab bisa diawali dengan membaca niat berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبٍ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”
Bagi yang lupa mengucapkan niat dan masih ingin berpuasa, ada juga niat bisa diucapkan pada siang hari.
Selama mereka yang menjalani puasa belum minum atau makan.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبٍ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Rajab
Hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) itu cukup menjadi hujjah atau
landasan mengenai keutamaan puasa di bulan Rajab.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah):
"Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban. Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"
Menurut as-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi,
"Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim.
Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan.
Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah).
Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu.
Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban.
Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.
Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqa’dah, dzul hijjah, rajab dan
muharram.
Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah
al-Muharram adalah Rajab.
Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan
haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang
puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Awal Bulan Puasa Ramadan Jatuh Pada Bulan Mei
Saat ini kita telah memasuki tahun baru 2019 Masehi
Dilansir dari Septembercalendar.biz persamaan antara kalender Masehi dan Islam keduanya terdiri dari 12 bulan sepanjang tahun.
Perbedaan antara keduanya adalah kalender Islam berdasarkan perhitungan posisi bulan.
Sedangkan perhitungan kalender Masehi didasarkan pada peredaran matahari.
Tahun 2019 ini terdapat sejumlah hari-hari penting dalam kalender Islam.
seperti tanggal 7 Januari 2019 merupakan awal bulan Jumadil Awwal 1440 Hijriah.
Kemudian ada awal bulan Syaban yang bertepatan dengan tanggal 8 Maret 2019.
Selain itu juga yang sangat dinantikan Umat Muslim adalah bulan Ramadhan dimana Allah memerintahkan untuk menjalankan ibadah Puasa.
Awal Ramadhan jatuh pada tanggal 6 Mei 2018.
Berikut Tribunsumsel.com himpun kalender Islam di tahun 2019:

Kalender Islam juga dikenal sebagai Kalender Hijriah.
Dilansir dari Wikipedia kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M.
Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari.
Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya.
Berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari.
(Tribunwow.com / Tribun Sumsel/ Tribun Jogja)