Penembakan di Selandia Baru

Kisah Irfan Yunianto, Mahasiswa Doktoral asal Indonesia yang Lolos dari Penembakan di Selandia Baru

Seorang mahasiswa doktoral asal Indonesia bernama Irfan Yunianto lolos dari maut dalam serangan teror di Masjid Al Noor, Kota Christchurch, Selandia B

Dok Pribadi/BBC Indonesia
Irfan Yunianto, mahasiswa S3 di Christchurch yang dapat menyelamatkan diri dari aksi penembakan di Masjid Al Noor. 

Orang-orang pada keluar, saya ikut lari. Kami ke luar, lari ke parkiran mobil di belakang, luas. Semua orang panik, kemudian memanjat pagar.

Di situ ada teman saya yang sekolah penerbangan, 'ke sini, ke sini'. Ditolong saya memanjat pagar.

Lalu kami sembunyi di rumah penduduk yang pagarnya menempel dengan pagar masjid.

Ada sekitar 15 orang, kami melihat dua orang korban. Satu luka tembak di bahu kanan. Wah itu parah.

Saya sempat khawatir, bagaimana bila beliau meninggal? Dia sudah mengucap syahadat dan seterusnya.

Tapi ada orang lain yang menolong, menghentikan pendarahan. Terus ada satu korban, remaja berusia 15 tahun. Kakinya bercucuran darah. Termasuk saya, ada tiga warga Indonesia di rumah warga tersebut.

Kami menghubungi paramedis yang datang menjemput dua korban tadi. Kami enggak berani lihat ke luar karena kami takut terkena peluru nyasar atau kalau pelakunya mengejar sampai ke parkiran belakang.

Kami hanya mendengar polisi menyisir, di parkiran belakang.

Makna Lambang Tangan Brenton Tarrant Pelaku Penembakan Terhadap 51 Jamaah Masjid di Selandia Baru

Aksi Teror Penembakan di Selandia Baru, Sejumlah Negara Kirimkan Simpati dan Ucapan Belasungkawa

Mereka melihat kami kemudian berteriak 'Get into the house!' Saya menghubungi supervisor dan KBRI.

Di dalam rumah kami saling menguatkan.

Sekitar lima jam kami ada di rumah warga tersebut. Dia pria pensiunan dokter mata berusia 60-an tahun.

Selama sembunyi di rumah itu, tuan rumahnya menyalakan televisi. Kami melihat laporan berita. Wah sudah.

Memang terguncang karena teringat ada kerabat, keluarga yang jadi korban, Ada yang meninggal di dalam. Kami coba saling support.

Sekitar jam 19.00 baru kami dievakuasi sama polisi. Saya diantarkan ke rumah, sampai di rumah jam 19.30 waktu setempat. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul KISAH NYATA : Mahasiswa Doktoral asal Indonesia Ini Lolos dari Tragedi New Zealand

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved