Siswi SMP Negeri Sampai Depresi Karena Dilecehkan dan Di-bully Teman Sekelasnya di Pekanbaru
Diduga dibully dan alami pelecehan seksual oleh teman laki-laki, siswi sebuah SMP negeri di Pekanbaru Riau mengalami depresi dan jatuh sakit.
Menurut keluarga korban, LP beberapa kali menerima perlakuan tak pantas dari teman lelakinya.
Pengakuannya kepada pihak keluarga, area sensitifnya dipegang oleh teman-teman prianya.
Akibatnya, korban mengalami depresi hingga jatuh sakit dan sampai saat ini tak mau masuk sekolah.
Disampaikan abang korban, Hendro, Senin (18/3/2019), dia menerima kabar dari teman sekolahnya, bahwa adiknya menjadi korban pelecehan di sekolah.
"Sekitar dua hari lalu saya dikabarin sama temannya, kalau di sekolah adik saya mendapat pelecehan seksual dan dibully. Ini sudah yang kedua kalinya ya. Dadanya itu dipegang-pegang sama temannya di sana," kata Hendro.
Hendro mengatakan, adiknya itu kini syok dan trauma, bahkan tidak mau makan sampai akhirnya jatuh sakit.
"Sekarang dia juga lagi sakit. Kita cek ke rumah sakit, tensinya itu seratus per seratus lima puluh," beber abang kandung korban lagi.
Terkait hal ini dipaparkan Hendro, pihak keluarga sudah mendatangi pihak sekolah dan mendesak agar pihak sekolah menyelesaikan permasalahan ini.
Dia ingin agar pihak sekolah lebih memperhatikan tingkah laku siswa-siswi di sekolah.
"Tadi kami sudah menghubungi pihak sekolah. Kita lihat sampai mana tindak lanjut penyelesaian dari pihak sekolah. Tapi kalau tidak bisa selesai secara kekeluargaan, terpaksa harus kami laporkan kepada yang berwajib," tegasnya.
Sementara itu, P2TP2A Pekanbaru meminta agar keluarga korban melapor sehingga mereka bisa membantu pemulihan trauma psikologi yang dialami siswi tersebut.
Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Pekanbaru Herlia Santi meminta pihak keluarga sekolah tersebut segera melapor ke P2TP2A Pekanbaru.
"Segera laporkan ke kami, kami akan bantu pulihkan trauma psikologi korban tersebut," ujar Herlia.
Herlia mengatakan, bully dan pelecehan yang dialami oleh LP dipastikan menimbulkan trauma yang mendalam.
Trauma tersebut, kata Herlia, akan menyebabkan korban tidak ingin sekolah, mengurung diri dalam kamar, bahkan bisa mengalami depresi berat.