BERITA KALIMANTAN

Gempa Sintang Kejutkan Warga Kalimantan, Ini Daftar Gempa yang Pernah Terjadi di Kalimantan Barat

Beberapa wilayah kabupaten Sintang secara mengejutkan mengalami gempa bumi pada Rabu (27/09/2019) ini, khususnya Kecamatan Kelam Permai

Editor: Mairi Nandarson
INSTAGRAM/INFOBMKGKALBAR
Penjelasan BMKG Kalimantan Barat soal Gempa di Kalimantan 

TRIBUNBATAM.id, SINTANG - Beberapa wilayah kabupaten Sintang secara mengejutkan mengalami gempa bumi pada Rabu (27/09/2019) ini, khususnya Kecamatan Kelam Permai.

Hal ini dibenarkan Camat Kelam Permai, yang mengungkap bahwa gempa terjadi dan dirasakan oleh warga di sekitar 3 desa pada dini hari tadi. 

Ketiganya yakni Desa Merpak, Desa Kelam Sejahtera, dan Desa Kebong.

Terungkapnya persitiwa alam di Sintang ini ternyata juga mengungkap sebuah fakta yang mengoreksi mitos bahwa Kalbar adalah wilayah aman gempa.

Nyatanya, beberapa wilayah di Kalbar menyimpan potensi untuk diguncang bencana mengerikan satu ini.

Terkait hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Kalbar memberikan penjelasannya. 

Hasil Lengkap INDIA OPEN 2019, Tommy Sugiarto Kalah, 4 Wakil Indonesia Lainnya Menang

Hasil Lengkap dan Klasemen Grup D, F dan J Kualifikasi Piala Eropa 2020, Setelah Italia Pesta 6 Gol

Stadion Gelora Citramas, Lokasi TC Persib Bandung di Batam, Pernah Dijajal Persija & Klub Singapura

Jadwal Babak 8 Besar (Perempat Final) Piala Presiden 2019, Persija vs Kalteng Putra Kamis Besok

"Kalimantan Barat secara geologi dan tektonik sebagian besar wilayahnya banyak terdapat kelurusan dari sesar tua," ungkap Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi  BMKG  Kalbar, Soetikno, Rabu (27/03/2019). 

Singkawang dan Bengkayang, pada 2011 lalu sempat heboh karena diguncang gempa lebih dari 4 Skala Ritchter (SR), memang masuk dalam 'zona merah'.

Sebab, di lokasi ini menurutnya terdapat sesar yang ada dan sudah lama dikenali sebagai Formasi Sintang yang berumur Oligosen berupa sesar mendatar sinistral, yaitu Sesar Adang.

Sementara itu, ia mengutip penelitian Suntoko dan Sutopo pada 2013 bahwa dataran rendah di Kalimatan Barat sebagian besar wilayah pesisirnya didominasi oleh endapan material alluvium dan pasir.

Namun pulau Kalimantan diungkapnya selama ini memang dikenal sebagai kawasan dengan tingkat aktivitas seismisitas yang sangat rendah.

Tingkat aktivitas gempabumi yang terjadi di Kalimantan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas gempabumi di wilayah lain di Indonesia, seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Nusatenggara, Sulawesi, dan Papua. 

Sehingga dengan demikian memang masih relatif lebih aman dari wilayah lainnya di Indonesia. 

Hanya saja, katanya, peristiwa gempa di Kalbar menjadi sesuatu yang relatif sulit dideteksi.

Dengan adanya sesar Adang di beberapa wilayah Kalbar, menyimpan potensi terjadinya gempa kapan saja dan dimana saja. 

"Hingga saat ini belum ada satu institusipun yang bisa memprediksikan akan terjadinya gempa, bahkan negara maju sekalipun seperti jepang atau amerika juga belum bisa. Jadi, jika ada yang memprediksikan akan terjadi gempa, maka fix itu adalah hoax," katanya. 

Sudah Keenam Kalinya di Kalbar

Kabar mengejutkan datang dari Bumi Senentang (julukan Sintang) pada Rabu (27/03/2019), dimana gempa bumi menghantam Sintang dan sekitarnya.

Gempa dengan magnitudo 3.1 yang mengguncang Sintang itu, disebutkan dipastikan tidak berpotensi tsunami.

Informasi tentang gempa tersebut disampaikan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui website, bmkg.go.id, Rabu (27/3/2019).

Ternyata, peristiwa terjadinya gempa di Kalbar bukan barang baru. 

Bantu Pengobatan Diabetes Hingga Cegah Kanker, Inilah Manfaat Sirsak yang Luar Biasa

Atasi Asam Urat dengan Pengobatan Rumah, Inilah 3 Ramuan Alami Penurun Asam Urat

Sejauh ini, dalam catatan yang www.tribunpontianak.co.id rangkum, sediktinya sudah terjadi lima kali gempa yang melanda wilayah Kalbar dalam satu dekade ini, dan menjadi kali ke 6 bila dijumlahkan dengan kejadian di Sintang ini. 

Fakta inipun menjadi sebuah pertanyaan soal seberapa amankah wilayah Kalbar dari resiko bencana gempa bumi hari ini, dan juga di masa mendatang.

Berikut kami tampilkan catatan kejadian gempa yang pernah mengguncang wilayah Kalbar sebelum peristiwa gempa Sintang hari ini. 

2016 Gempa Kendawangan - Sukamara Kalteng

Pada 2016, peristiwa gempa mengguncang wilayah Kalbar menjadi berita menghebohkan.

Pasalnya, gempa yang terjadi pada Jumat (24/6/2016) pagi hari itu punya skala kekuatan hingga berkuatan 5,1 skala ritcher.

Pusat gempa sendiri waktu itu diketahui terjadi di Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah.

Namun kuatnya gempa yang terjadi membuat getarannya juga dirasakan di kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kala itu langsung menyatakan gempa bumi tektonik mengguncang kuat daerah Kandawangan, Kabupaten Ketapang, Kalbar.

Bersihkan Usus Hingga Singkirkan Racun, Inilah Manfaat Air Putih yang Diminum Saat Perut Kosong

Inilah Sosok Karakter yang Akan Lawan Thanos di Avengers: Endgame, Perhatikan Warna Poster

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 07.41.36 WIB dengan kekuatan M=5,0 dengan episenter terletak pada koordinat 2,61 LS dan 110,19 BT, tepatnya di darat pada jarak sekitar 10 kilometer arah barat daya Kota Kandawangan, Ketapang, Kalbar pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.

"Efek gempa bumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa, wilayah terdampak gempa bumi di Kota Kandawangan dan sekitarnya mengalami guncangan pada skala intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG) artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar dan kerusakan ringan pada bangunan rumah dapat terjadi," jelasnya.

Menurut laporan, bahwa banyak warga setempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Laporan terbaru menyebutkan terjadi kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah di Kandawangan sebagai dampak gempa bumi ini.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa berdasarkan kedalaman hiposenternya yang cukup dangkal menunjukkan bahwa, gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif," ucapnya.

Daryono menjelaskan, aktivitas disebabkan sesar karena hiposenter berada di kedalaman 10 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal.

Sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di Kota Kandawangan dan sekitarnya yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa bumi.

Berdasarkan monitoring BMKG kala itu, bahkan terjadi gempabumi susulan. 

Camat Kendawangan, Gusti Indra Kusuma mengatakan ada beberapa desa yang terkena getaran gempa 5,1 SR di perbatasan Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat.

Di antaranya di Desa Kendawangan Kanan, Kendawangan Kiri, Banjar Sari dan lain-lain di sekitarnya.

Menurut warga, getarannya sempat terjadi tiga kali. Tapi tidak begitu parah.

Getaran juga tidak terlalu berdampak pada rumah penduduk. Ia belum ada informasi jika ada rumah warga roboh akibat gempa tersebut.

Peristiwa ini juga membuat panik Karyawan PT Well Harves Winning di Desa Sungai Tegar Kecamatan Kendawangan

karyawn yang sedang dalam ruangan berlarian ke luar dalam kondisi panik.

Jika Tak Ingin Tampak Lebih Tua, Hindari 8 Hal Ini , Jangan Nonton Film Berlebihan dan Begadang

2017 Gempa Landak

Pada 2017 isu gempa menyergap wilayah Kabupaten Landak. 

Peristiwa ini terjadi pada Minggu (12/03/2019).

Kala itu, warga juga sempat dibuat panik dengar beredarnya informasi gempa yang melanda beberapa wilayah di Landak.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak, Banda Kolaga,  menyikapi informasi itu dengan mengungkap bahwa kejadian getaran yang menyerupai gempa yang terjadi di Dusun Karta Jaya, Desa Karangan, Kecamatan Mempawah Hulu pada Minggu (12/3/2017) benar terjadi.

Namun, ditelusuri lebih lanjut, Banda Kolaga mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut tidak termonitor oleh BMKG terkait di mana titik koordinat terjadinya getaran mirip gempa bumi tersebut. 

Hanya saja peristiwa itu memang sudah sempat membuat panik masyarakat setempat yang merasakan getaran kuat saat kejadian.

Satu di antara warga Dusun Karya Jaya, Darna Sutikna menerangkan, memang benar telah terjadi getaran di sekitar dusun tempat tinggalnya.

Namun diakuinya getaran tersebut awalnya muncul dari suara yang begitu keras kemudian ada getaran.

2015 Gempa Bengkayang

Gempa menggoyang wilayah Bengkayang pada 2015. 

Gempa di 2015 ini bak mengulang kejadian gempa di lokasi Bengkayang yang terjadi di 2011 sebelumnya.

Dengan demikian, sedikitnya sudah terjadi dua kali gempa di lokasi ini dalam rentang 5 tahun meski di titik berbeda. 

Kepala BPBD Bengkayang, Yosef, kala itu membenarkan telah terjadi guncangan gempa yang terjadi dua kali di wilayah pesisir Bengkayang di sekitar kawasan Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan.

Menurutnya, getaran terjadi jam 4 sore, dengan titik terkuat guncangannya di Desa Sungai Jaga B.

"Di situ memang pusatnya, terutama pada Agustus 2011 lalu. Dulu itu kekuatan gempanya 4,6 SR, kalau dulu ada retak-retak di sekolah dan puskesmas, tapi gempa yang sekarang ndak ada, kejadiannya cuma sebentar, hanya 15 detik," ujarnya kala itu, Kamis (14/5/2015).

Dijelaskannya bahwa guncangan gempa yang pertama hanya dirasakan warga Desa Sungai Jaga B. Sedangkan guncangan kedua sekitar pukul 17.27 WIB dirasakan lebih luas.

Dari Sungai Duri, terus ke Sungai Pangkalan 1 dan 2 sampai Teluk Suak, bahkan informasinya dapatkan sampai Anjongan Kabupaten Mempawah.

Kejadian gempa yang cukup keras itu bahkan saat itu disertai dengan tersebarnya informasi terkait potensi tsunami yang membuat warga heboh dan ketakutan, meski kemudian hari tak terbukti. 

2011 Singkawang - Bengkayang

Gempa yang mengguncang wilayah Singkawang - Bengkayang dan sekitarnya menjadi peristiwa gempa pertama dalam 10 tahun terakhir yang membuat heboh masyarakat di Kalbar. 

Kala itu, gempa terjadi pada Selasa (23/08/2011) pagi.

Dipastikan bahwa guncangan tersebut merupakan sebuah peristiwa gempa bumi yang terjadi di daratan. Data yang diterima  Badan  Meteorologi  Klimatologi  dan  Geofisika  (BMKG), gempa terjadi pada Selasa (23/08/2011) pada pukul 08:26:48 WIB.

Kekuatan gempa mencapai 4.4 SR dengan kedalaman 37 Km 1.15 LU 109.19 BT. Sementara pusat gempa berada di darat 132 km Timur Laut Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang dirasakan di Singkawang dan sekitarnya.

Suasana Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, paska gempa Selasa pagi, berangsur-angsur normal. Namun sebagian besar warga masih dalam kondisi siaga, mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

Johendri, Warga Desa Pangkalan II, misalnya, mengaku akan terus berjaga hingga pagi hari. "Malam ini saya tidak akan tidur sampai besok pagi. Masih takut juga kalau-kalau terjadi gempa susulan," ungkapnya kepada Tribun, Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Hal serupa, menurut Johendri, juga dilakukan oleh warga Sungai Pangkalan II lainnya. Warga umumnya berkumpul di depan rumahnya. Ada juga yang berada di dalam rumah, namun pintu rumah dalam kondisi terbuka. 

Tepat pukul 08.26 lebih 48 detik WIB, Selasa (23/8), Bumi Sungai Duri, Bengkayang mendadak bergetar.

Getaran yang dipicu gempa bumi ringan ini, memantik kepanikan masyarakat Bengkayang hingga Kota Singkawang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, memastikan gempa mencapai kedalaman 37 Km 1.15 LU 109.19 BT.

Pusat gempa di darat, 132 kilometer Barat Laut Pontianak. Kendati tak ada korban jiwa dan kerusakan material signifikan, gempa di fase 10 hari terakhir Ramadan, mengejutkan khalayak Kalbar, Indonesia sekalipun.

Getaran akibat gempa ternyata dirasakan juga oleh warga Singkawang, khususnya Sedau, Singkawang Selatan. Namun kepastian adanya gempa mereka ketahui setelah mendapat informasi dari Tribun Pontianak. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Gempa Sintang Ungkap Ternyata Kalbar Tak Sepenuhnya Aman, BMKG Beri Penjelasannya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved