Dukungan Dahlan Iskan hingga Gatot Nurmantyo, Simak 5 Fakta Terkait Pidato Kebangsaan Prabowo
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaan di Dyandra Convention Hall, Surabaya. Simak 5 fakta terkait pidato itu.
Pada 2014 lalu, ia menganggap Jokowi memiliki program-program yang dinilai mampu membawa perubahan, yakni revolusi mental dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Terkait program ekonomi, Dahlan berharap pendapatan per kapita masyarakat dapat mencapai 7.000 USD per tahun selama lima tahun masa pemerintahan Jokowi.
Namun, menurut Dahlan, kedua program Jokowi itu tidak berjalan. "Kalau itu terwujud maka Indonesia akan menjadi negara besar tapi itu tidak terlaksana," ucap Dahlan.
3. Kehadiran Gatot Nurmantyo
Seusai Dahlan menyatakan dukungan, tiba-tiba mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo muncul di acara pidato kebangsaan keempat Prabowo.
Gatot tiba di tempat acara sekitar pukul 15.46 WIB.
Saat itu, Prabowo tengah membacakan tokoh-tokoh yang telah membantunya dalam beberapa bulan terakhir terkait pencalonannya di Pilpres 2019.
Ia tampil mengenakan baju koko berwarna putih dan memakai peci berwarna hitam.
Prabowo pun sempat menghentikan pidatonya dan mempersilakan Gatot naik ke atas panggung.
Saat bertatap muka Gatot memberikan hormat ke Prabowo, begitu juga sebaliknya. Kemudian mereka saling memberi salam dan berpelukan.
Setelah itu, Gatot duduk di sebelah Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, tepat di belakang podium tempat Prabowo memberikan pidato kebangsaannya.
4. Kritik keras terkait anggaran dan jabatan
Saat berpidato, Gatot menyampaikan pandangannya soal anggaran TNI saat ini yang dinilai berada dalam situasi kritis. Ia mengatakan, anggaran sekitar Rp 6 triliun mengecilkan institusi TNI.
"Saat ini, yang kritis adalah mulai dari segi anggaran," ujar Gatot.
"Saya tidak menyalahkan siapapun juga, tapi sekarang ini saya perlu informasikan karena saya mantan panglima TNI, semuanya benar-benar saja, tapi ini dari segi anggaran mengecilkan Tentara Nasional Indonesia," ucap dia.