PILPRES 2019
VIDEO VIRAL. Marah pada hasil Quick Count Pilpres 2019. Pria di Padang Banting Televisi
Video viral menampakkan seorang pria membanting dan menginjak televisinya lantaran tak terima dengan hasil quick count atau hitung cepat pemilu 2019
TRIBUNBATAM.id - Video viral menampakkan seorang pria membanting dan menginjak televisinya lantaran tak terima dengan hasil quick count atau hitung cepat pemilu 2019.
Viral tersebut viral di media sosial (medsos) dan grup-grup whatsapp (WA)
Video viral pria membanting dan menginjak televisinya lantaran tak terima dengan hasil quick count atau hitung cepat pemilu 2019 ini diunggah akun Twitter @anonLokal, Rabu (17/4/2019)
Dalam video viral tersebut tampak seorang pria yang tiba-tiba menginjak dan membanting televisi miliknya.
• Pilpres Sistem Noken di Kabupaten Puncak Papua, 100 Persen Suara untuk Jokowi-Maruf
• Didampingi Sandiaga Uno, Prabowo Kembali Deklarasikan Kemenangan Pilpres 2019
• Jakowi Akhirnya Klaim Kemenangan: Akurasi Quick Count 99 Persen
Setelah itu, TV LED tersebut ditentengnya ke teras rumah, kemudian membuangnya.
"Mengapa kau, bang," tanya pria yang merekam video tersebut.
Usai menginjak-injak dan membanting televisinya, pria itu menjelaskan alasannya melakukan hal itu
Ia menunjukkan sebuah unggahan Facebook di ponselnya yang menunjukkan hasil Quick Count pemilu 2019
Pria tersebut lalu menjelaskan "Alamak, di TV itu berubah ah," ujar pria tersebut sembari menunjukkan gambar hasil Quick Count pemilu 2019 di ponsel.
Dalam video juga terdapat tulisan, "Tidak mau nonton berita bohong tentang Quick Count, abang ini rela hancurkan TVnya".
"Di padang nich
sabar ya....02 pasti menang...sabar ya
Saudara kita ini rela menghancurkan TV nya daripada menonton berita bohong hasil Quick Count
Mantap Da...," tulis akun @anonLokal.
Pro Kontra Quick Count
Hingga saat ini, Quick Count yang ditayangkan belasan lembaga survei masih menimbulkan pro dan kontra.
Prabowo Subianto menyatakan tidak percaya dengan hasil quick count tersebut karena lembaga survei dinilai menggiring opini publik.