Kisah Penggali Kubur Lulusan Universitas Sakit 1 Minggu Gegara Lihat Mata Jenazah Tiba-tiba Terbuka
Sebagai penggali kubur, Rashidi Maajis mengaku tidak lepas dari pengalaman menghadapi kejadian di luar nalar saat menggali kubur
"Sudah banyak melamar pekerjaan tetapi belum diterima
mungkin Allah, sudah menetapkan rejeki saya disini
Alhamdullilah, pendapatan cukup untuk kebutuhan isteri dan dua anak"
TRIBUNBATAM.id - Kalimat itu terlontar dari Mohamad Rashidi Maajis (27), seorang penggali kubur di pemakaman Islam Sungai Kantan, Malaysia, sejak 10 tahun lalu.
Profesi penggali kubur itu sebenarnya sudah ditekuni sejak lama karena saat dirinya sejak tamat sekolah, jika ada waktu, pulang sekolah membantu orang tua dan
saudaranya membantu menggali kubur.
Dikutip dari Tribunjogja.com melansir laporan hmetro.com.my, pengakuan dari Rashidi Maajis, kali pertama ikut membantu mengali kubur, ada perasaan takut menyelimuti.
Namun lambat lain perasaan itu mulai hilang karena berusaha membiasakan diri saat berada di dalam liang lahat saat menggali kubur.
• Bali United vs Persija Jakarta 26 April 2019, Teco: Bali United Siap Ladeni Persija Main Sore
• BlackBerry Messenger (BBM) Hentikan Layanan Mulai 31 Mei 2019; Waktunya Ucapkan Selamat Tinggal
• Borneo FC vs Persib Bandung 24 April 2019, Pelatih Borneo FC Mario Gomez Bicara Soal Persib
• Cara Mengaktifkan Mode Gelap pada Facebook Messenger, Fitur Baru di Facebook Messenger
"Waktu itu, saya melakukan pekerjaan ini tiap ada waktu luang disela-sela belajar di Universitas,"katanya.
Namun kini karena tak mendapatkan pekerjaan dari sekian banyak lamaran yang ajukan, dia menjadi pekerjaan penggali kubur sebagai pekerjaan tetap.
"Perasaan takut ada, tapi kini saya gembira karena bisa malaksanakan tanggungjawab kifayah di samping mencari rezeki,"terangnya.
Dia tak memungkiri, ada beberapa yang mempersoalkan keputusan akhirnya bekerja menjadi penggali kubur meski memiliki ijazah.
Namun Rashidi Maajis tak mau ambil pusing karena pekerjaan itu dilakukan atas dasar prinsip yang kuat.
"Yang lebih penting, pekerjaan ini halal,"ujarnya.
• 3 Cara Download Foto dan Video dari Instagram, Mudah Banget
• BERITA PERSIB - Dream Team Persib Bandung Setelah Artur Gevorkyan dan Achmad Jufriyanto Gabung
• Hasil Lengkap Liga Europa, Duo Tim London ke Semifinal, Eintracht Frankfurt Singkirkan Benfica

Dia juga mengaku masih bisa menerapkan ilmunya yang didapat di sekolah yaitu mengurus administrasi jenazah tanpa waris menggunakan Microsoft Excel serta Power Point.
Belajar dari pengalamannya, Mohamad Rashidi anak sulung dari tiga bersaudara ini mengaku puas membantu ahli waris mengurus jenazah.
Disisi lain, dia juga bersyukur karena pekerjaan itu memberinya kesempatan untuk sentiasa mengingati kematian serta lebih mendekatkan diri dengan Allah.
• Jadwal Semifinal Liga Europa Eintracht Frankfurt vs Chelsea, Arsenal vs Valencia, Digelar 2 & 9 Mei
Gangguan Saat Menggali Kubur
Sebagai pengali kubur, Rashidi Maajis mengaku tak lepas dari kejadian di luar nalar yang dialaminya saat menggali kubur.
Namun gangguan itu dianggap sebagai ujian untuk menguatkan semangatnya.
Pernah satu kali menemui kejadian yang membuatnya demam selama seminggu.
Kejadian itu adalah melihat mata jenazah terbuka ketika dirinya melepaskan kain yang menutup wajahnya.
“Pengalaman paling tidak dapat saya lupakan adalah ketika melihat mata jenazah terbuka,"ujarnya.
“Kejadian itu menyebabkan saya demam seminggu,"tegasnya.
Tak hanya itu, Rashidi Maajis juga pernah mencium bau wangi saat menggali kubur.
Kejadian lain yang membuatnya kaget yang lain adalah tiba-tiba mendengar suara memberikan salam ketika sedang dalam posisi sendirian.
“Jujurnya, pengalaman itu langsung tidak melemahkan semangat saya hingga terdetik niat untuk berhenti sebaliknya saya jadikan apa yang berlaku sebagai iktibar,”
katanya.
Mohamad Rashidi mengatakan, selagi masih kuat dan diberi kesehatan, dia akan terus melakukan pekerjaan itu. ( Tribunjogja.com )