TKW Terancam Hukuman Mati di Singapore. Majikan Tewas dengan 98 Luka, Rancang di Buku Harian
Daryati (26), seorang TKW (tenaga kerja wanita) asal Indonesia terancam hukuman mati di Singapore karena membunuh majikannya secara sadis.
"Saya harus melaksanakan rencana ini dengan cepat. Saya harus berani walaupun hidup dipertaruhkan. Saya siap menghadapi semua risiko. Apa pun risikonya, saya harus siap menerimanya. Saya harap bahwa rencana ini berhasil dan berjalan dengan lancar.
"Keluarga majikanku adalah target kematianku!!!" begitu ditulis Daryati di buku hariannya.
• KPK Ingatkan Semua Kepala Sekolah Terkait PPDB yang Sebentar Lagi Akan Dilaksanakan di Indonesia
Wakil Jaksa Penuntut Umum Wong Kok Weng mengatakan bahwa kata-kata mengerikan ini sebenarnya merupakan pengakuan "ex-ante" pembunuhan "brutal dan berdarah dingin" yang akhirnya memang ia lakukan.
Dalam pemeriksaan polisi, Daryati mengakui perbuatannya, antara lain, memotong leher Nyonya Seow dan menikamnya berkali-kali.
Dibantu Pembantu Lain
Nyonya Seow tinggal di rumah tiga lantai dengan suaminya, dua putra dewasa, menantu perempuan lainnya dan dua cucu.
Paspornya disimpan di brankas di kamar tidur utama dan hanya Nyonya Seow dan suaminya, Tuan Ong Thiam Soon, yang memiliki kunci.
Madam Seow juga memegang kunci laci di lantai pertama, tempat menyimpan uang tunai hasil bisnis keluarga mereka.
Daryati kemudian menyusun rencana untuk membunuh Nyonya Seow pada 12 Mei untuk mengambil paspor, mencuri uang, lalu kabur ke Indonesia.
Dalam aksinya, Daryati tidak sendiri, namun juga melibat pembantu lainnya yang juga asal Indonesia bernama Don Hayati (27).

Namun, Hayati sendiri tidak ikut melakukan pembunuhan dan tidak ikut dalam rencana kabur dari rumah keluarga yang menurut pengakuan Daryati adalah "keluarga yang baik".
Kepada Hayati, Daryati hanya menjanjikan akan memberinya uang saat ia datang berkunjung ke Singapore.
Don Hayati hanya diminta untuk mengalihkan perhatian Tuan Ong dan menantunya yang tidur di lantai tiga rumah tersebut.
Dia juga memberi tahu Hayati untuk memberitajhunya jika saudara lelaki Nyonya Seow datang ke rumah untuk menyetor uang.
Dalam buku hariannya pada tanggal 2 Juni, Daryati menggambar peta rumah, merencanakan cara yang akan diambilnya untuk mendapatkan paspor dan rute pelariannya setelah keluar dari rumah.