Ternyata India 3 Kali Beri Peringatan Sebelum Bom Sri Langka. PM Ranil: Kalau Saja Saya Diberi Tahu
Saya pikir, mungkin hanya inilah satu-satunya negara di dunia di mana anggota keamanannya tidak suka jika dipanggil oleh perdana menteri
TRIBUNBATAM.ID, COLOMBO - Teka-teki "badan intelijen asing" yang mengirimkan peringatan kepada Sri Lanka terkait ledakan bom pada Minggu (21/4/2019) mulai terjawab.
Sumber internal pemerintah yang memahami isu keamanan negara mengungkapkan, adalah India yang memberikan peringatan kepada negara sesama kawasan Asia Selatan itu.
Diberitakan CNN Rabu (24/4/2019) seperti dilansir Kompas.com, sumber itu menuturkan New Delhi setidaknya mengirimkan tiga laporan intelijen berisi peringatan kepada Sri Lanka.
• Lagi-lagi Sandi tak Hadiri Syukuran Prabowo di Taman Mini. Sandi: Kita Bagi Tugas
• Polda Kepri Tetapkan Tersangka Baru Kasus Hoaks di PPK Gor Bandara, Ini Perannya!
• Sinopsis Film Indonesia Ghost Writer, Ge Pamungkas Jadi Hantu Lemah Lembut, Segera Tayang di Bioskop
Laporan pertama dikirimkan pada 4 April atau lebih dari dua pekan sebelum serangan.
Kemudian peringatan kedua dikirimkan sehari sebelum serangan (20/4/2019) dan peringatan ketiga terkirim satu jam sebelum serangan.
"Semua peringatan itu memaparkan bahwa gereja dan hotel menjadi target," papar sumber itu.
Pemerintah Sri Lanka melalui juru bicara Rajitha Seneratne mengatakan, dinas keamanan sebenarnya sudah menerima peringatan yang langsung disebarkan pada 11 April.
Namun, dia menegaskan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sama sekali tidak mengetahui adanya laporan itu buntut perselisihan dengan Presiden Maithripala Sirisena.
Sempat bertikai dengan Presiden Maithripala Sirisena, Wickremesinghe dipecat dari jabatannya pada Oktober 2018, namun dimasukkan kembali setelah Sirisena ditekan mahkamah agung Sri Lanka.
Meski begitu, Sirisena masih menjauhkan Wickremesinghe dari dewan pada Desember 2018 yang membuatnya tidak bisa menerima informasi rahasia soal keamanan negara.
Bahkan setelah serangan, Senaratne berkata anggota dewan keamanan tidak bersedia untuk memenuhi panggilan Wickremesinghe dan membahas kejadian tersebut.
"Saya pikir, mungkin hanya inilah satu-satunya negara di dunia di mana anggota keamanannya tidak suka jika dipanggil oleh perdana menteri," sindir Senaratne.

Namun, Sirisena juga membantah sudah menerima laporan tersebut.
Wickremesinghe menyatakan penyelidikan telah digelar untuk mencari tahu sebab keamanan tidak menindaklanjuti laporan itu. Insiden yang terjadi di delapan tempat, di antaranya tiga gereja dan tiga hotel mewah, dilaporkan telah menewaskan 359 orang dan melukai 500 lainnya.
Kalau Saya Diberitahu
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan, pihaknya seharusnya bisa mencegah ledakan bom paskah tersebut.
Ledakan yang terjadi di delapan tempat yang menyasar hotel mewah maupun gereja itu menewaskan 359 orang, termasuk di antaranya delapan warga negara Inggris.
Jauh sebelum serangan terjadi menurut juru bicara pemerintah Rajitha Seneratne, sebenarnya pihak keamanan sudah mendapat peringatan dari dinas intelijen asing.
Dalam konferensi pers seperti diwartakan Sky News Selasa (24/4/2019), Wickremesinghe mengakui ada komunikasi yang terputus antara keamanan dengan kabinetnya.
"Kami seharusnya bisa mencegah serangan ini terjadi. Atau setidaknya mengurangi jumlah serangannya," kata PM yang menjabat sejak Januar 2015 itu.
Seneratne mengatakan, alasan mengapa Wickremesinghe tidak bisa mendapat informasi sepenting itu dikarenakan pertikaiannya dengan Presiden Maithripala Sirisena.
Wickremesinghe sempat dipecat pada Oktober 2018. Namun Sirisena melantiknya kembali karena ditekan oleh mahkamah agung.
Meski begitu, Wickremesinghe masih "dijauhkan" dari laporan rahasia tentang keamanan negara.
Dia menuturkan jika saja informasi intel sepenting itu sudah diserahkan kepadanya, dia bakal menerapkan kebijakan anti-terorisme cepat untuk membendung serangan.
Wickremesinghe menegaskan penyelidikan telah dilakukan untuk mencari tahu mengapa keamanan tidak segera memberitahukan informasi yang diterima sejak 4 April tersebut.
"Para pejabat pertahanan bakal diganti 24 jam kemudian, dengan restrukturisasi total di kepolisian dan keamanan minggu-minggu ke depan," terang dia.
Pernyataan Wickremesinghe terjadi setelah Sri Lanka menetapkan hari berkabung nasional di mana misa hingga pemakaman massal bakal terjadi di Colombo dan Negombo.
PM 70 tahun itu menuturkan Inggris dan Badan Penyelidik Federal AS (FBI) membantu penyelidikan.
Hasilnya, mereka sudah mulai mampu mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim yang melakukan serangan melalui media propaganda mereka, Amaq.
Namun sejauh ini, mereka tidak memberikan bukti klaim.
Hampir 60 orang sudah ditangkap karena diduga berhubungan dengan serangan teror tersebut, dengan Wickremesinghe berkata sejumlah terduga pelaku bersenjata dan berbahaya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terkuak, India Peringatkan Sri Lanka 1 Jam Sebelum Ledakan Bom Terjadi" dan "PM Sri Lanka: Jika Saja Info Intel soal Ledakan Bom Bisa Diserahkan ke Saya"