Siswi SMP Jadi Budak Nafsu Ayah Tiri di Dalam Parit. Setelah Disetubuhi, Korban Dibunuh dan Dikubur
Miris! Seorang siswi SMP di Kalbar harus meregang nyawa di tangan ayah tiri sendiri setelah disetubuhi di dalam parit
SISWI SMP Korban Nafsu Bejat Ayah Tiri, Disetubuhi 3 Kali hingga Dibunuh di Selokan
TRIBUNBATAM.ID, SANGGAU - Miris! Seorang siswi SMP di Kalbar harus meregang nyawa di tangan ayah tiri sendiri setelah disetubuhi.
Kejadian ini terungkap saat warga digegerkan dengan penemuan mayat seorang perempuan inisial AT (16) di dalam parit.
• TERKUAK! Tak Hanya Setubuhi Remaja, Oknum PNS Pemprov Kalbar Sekap berhari-hari dan Disundut Rokok
• Selatpanjang Gempar. Seorang Wanita Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Dapur. Ada 3 Tusukan di Leher
• Pembunuhan di Selatpanjang Masih Misteri. Sebelum Ditikam di Leher, Erna Sempat Melawan
Saat ditemukan, jenazahnya mengenakan seragam pramuka di di Dusun Peruan Dalam, Desa Peruan Dalam, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Selasa (30/4/2019).
Mayat tersebut ditemukan tak jauh dari permukiman warga di Dusun Peruan Dalam, Kecamatan Tayan Hulu, atau sekitar 1 KM dari SMP Tayan Hulu.
Dilansitr TribunBatam.id dari Tribun Pontianak, Kepala Desa Peruan Dalam, Kecamatan Tayan Hulu, Robert Jonshon membenarkan penemuan mayat remaha berusia 16 tahun tersebut.
Bahkan dirinya juga ikut ke lokasi melihat mayat itu di parit.
“Betul, tadi pagi sekira pukul 09.00 Wib dijumpai warga dengan mencium bau busuk di TKP. Dia siswi SMPN 05 Tayan Hulu, Kelas 8 B,” katanya melalui telpon selulernya, Selasa (30/4/2019) malam pukul 20.35 WIB.
Kades menjelaskan, Sebelumnya korban pulang sekolah pada Sabtu (27/4/2019) siang, namun tidak pernah sampai di rumah.
“baru digegerkan tadi pagi pukul 09.00 WIB, kami menerima laporan sekira pukul 09.20 WIB. Jasadnya saat ditemukan warga sudah mulai membusuk, ” katanya.
Pelakunya Ayah Tiri

Tersangka dugaan pembunuhan siswi SMP Tayan Hulu, inisial AT (16) ternyata ayah tiri korban inisial RW.
Hal itu disampaikan Kapolres Sanggau, AKBP Imam Riyadi didampingi Kasat Reskrim Polres Sanggau, AKP Haryanto, Tim Dokter Forensik Polda Kalbar, dr Monang Siahaan saat ekspose di Polres Sanggau, Rabu (1/5/2019).
Kasus ini terungkap kurang dari 24 jam karena bantuan masyarakat sehingga proses penyidikannya menjadi cepat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang turut serta membantu terungkapnya kasus ini," kata Kapolres Sanggau, AKBP Imam Riyadi.
Kronologi Kejadian.
Pada Selasa (30/4/2019), warga Kecamatan Tayan Hulu berinisial JR mencium bau yang tidak enak saat hendak pergi ke ladang.
“Setelah dicari ternyata dia melihat kaki manusia yang sudah tertimbun tanah. Saksi kemudian menginformasikan kejadian itu ke Polsek Tayan Hulu,” katanya.
Tim dari Polres Sanggau dan Polsek mendatangi TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan melakukan olah TKP serta mengindentifikasi dan mengumpulkan barang bukti dan informasi yang ada di lokasi.
“Di TKP juga kita amankan beberapa barang bukti, berupa kayu, batu dan juga seragam korban. Setelah diidentifikasi dan mencari keterangan, mayat yang sudah tertimbun tersebut berinisial AT yang sudah tiga hari tidak pulang,” ujarnya.
• Naruhito Resmi Jadi Kaisar Jepang ke-126, Ini Pidato Perdananya
• LIVE STREAMING Bacelona vs Liverpool, Kamis Dinihari 01.30 WIB. Adu Tajam Messi vs Mo Salah
• Di Desa Ini, untuk Usir Hantu Janda, Pria Warnai Kuku Lindungi Diri dari Kematian
Setelah itu, jenazah dibawa ke Puskesmas Tayan Hulu. Pihak Polres langsung menghubungi Bidang Dokes Polda Kalbar.
“Untuk penangganan jenazah untuk dilakukan autopsi. Dan hari ini sudah ada tim dokter forensik Polda Kalbar yang telah melaksanakan autopsi terhadap AT, ” kata Kapolres Imam Riyadi.
Penyidik secara maraton melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, termasuk juga pengumpulan keterangan dari pihak sekolah, lantaran saat ditemukan korban masih menggunakan seragam pramuka.
“Kita periksa saksi-saksi termasuk juga teman dekat, kerabat, ibu kandung korban, wali kelas korban dan dugaan tersangka RW (Ayah tiri korban). Keterangan para saksi mengarah kepada RW sampai akhirnya yang bersangkutan mengakui bahwa ia membunuh korban," kata Imam lagi.
Sebelum menghabisi korban, RW sempat menyetubuhi korban di sekitar lokasi.
Sebelumnya juga sudah dilakukan sebanyak dua kali di rumah pada tahun 2018.
“Kita juga mendapatkan informasi dari guru wali kelas bahwa korban seperti mengalami tekanan batin sehingga di sekolah cenderung menjadi pendiam,” jelasnya.
Pelaku juga yang kerap mengantar-jemput korban saat sekolah, termasuk di hari pelaku membunuh korban.
Pembunuhan terjadi karena antara pelaku dan korban terjadi cekcok mulut.
AT marah karena perlakuan ayah tirinya sehingga menuntut pertanggungjawaban pelaku terhadapnya.
Korban didorong pelaku dan jatuh ke parit, kemudian langsung dicekik.
Selanjutnya, pelaku memukul korban mewnggunakan batu dan kayu.
“Ancaman hukuman bisa seumur hidup, karena pelaku kita jerat dengan pasal berlapis. Selain KUHP, juga UU Perlindungan anak," katanya.
“Dan kerjasamanya yang baik antar masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Tayan Hulu yang sudah memberikan informasi, masukan demi kecepatan terungkapnya kasus pembunuhan ini. Mudah-mudahan kedepan tidak terulang kembali kejadian seperti ini, ”tegasnya.
Anggota tim Dokter Forensik Polda Kalbar, dr Monang Siahaa menyampaikan, setelah mendapat informasi, pihaknya langsung membentuk tim untuk dikirim ke Sanggau.
“Sore kemarin langsung kita bentuk tim dan meluncur langsung ke Sanggau untuk melakukan otopsi," katanya.
“Setelah dilakukan autopsi tadi, saya banyak menemukan beberapa kejanggalan yang akan saya tuangkan di visum et refertum. Tapi kami tidak punya wewenang untuk menjelaskannya kepada teman-teman media. Beberapa hari ke depan bisa bertanya kepada penyidik," katanya.
Pengakuan Ayah Tiri
RW tersangka pelaku pembunuhan terhadap AT siswi SMP Tayan Hulu, mengaku menyesal setelah menghabisi anak tirinya itu.
“Saya menyesal. Saya melakukannya hari Sabtu (27/4/2019) siang, di lokasi berbatuan (tambang pasir). Jauh sikit dari perkampungan,” katanya, Rabu (1/5/2019).
Namun ia mengakui sudah berencana untuk menyetubuhi korban, kemudian menjemput korban dari sekolah.
Di tempat sepi itu, RW kemudian memaksa anak tirinya untuk melayani nasfunya.
Keduanya kemudian terlibat pertengkaran sehingga ia kemudian mendorong korban ke parit.
“Dia bilang menyesal dan putus asa. Lalu saya langsung dorong ke parit dan mencekiknya. Pakai batu langsung ditimpakan ke bagian muka korban dan langsung meninggal dunia. Setelah itu, saya menggunakan kayu untuk menggali tanah dan menguburkannya di dalam parit,” ujarnya.
RW mengakui, dirinya sudah tiga kali melakukan hubungan badan dengan korban.
“Dua lagi tahun lalu di rumah," katanya.
Ketika ditanya, kenapa ia sampai tega membunuh anak tirinya sendiri, hal itu karena tidakm ingin rahasia tersebut terbongkar karena korban mengancam akan menceritakannya pada orang lain.
Link artikel tribunpontianak.co.id: http://pontianak.tribunnews.com/2019/05/01/siswi-smp-korban-nafsu-bejat-ayah-tiri-disetubuhi-3-kali-hingga-ditemukan-jadi-mayat?page=all.