Ular Piton Raksasa 7 Meter Kembali Hebohkan Sulteng. Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Santapan
Ular piton raksasa kembali membuat heboh Sulawesi Tenggara karena nyaris saja menerkam seorang bocah berusia 7 tahun di Kabupaten Muna, Kamis
Ular piton raksasa sepanjang 7 meter kembali menghebohkan Sulawesi Tenggara. Bocah berusia 7 tahun nyaris jadi santapan. Ayahnya berjuang bebaskan anaknya dari belitan
TRIBUNBATAM.ID, MUNA - Ular piton raksasa kembali membuat heboh Sulawesi Tenggara karena nyaris saja menerkam seorang bocah berusia 7 tahun di kabupaten Muna, Rabu (1/5/2019).
Tahun lalu, Kabupaten Muda, Sulawesi Tenggara juga dihebohkan oleh penangkapan ular piton raksasa sepanjang 7 meter yang menelan seorang wanita.
• Bhayangkara FC Dilanda Sial, PSM Makassar Tim Pertama yang Lolos ke Semifinal Piala Indonesia 2019
• Ngga Nyangka, Ternyata Ada Indonesia di Film Avengers: Endgame
• FAKTA TERBARU, Ahmad Dhani dan Mulan Jameela Sama-sama Tak Lolos ke Senayan
Kali ini, bocah bernama Wa Selmi ini nyaris menjadi santapan ular piton raksasa sepanjang 7 meter di Desa Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara saat hendak ke kebunnya, Rabu (1//5/2019) sore.
Kaki Wa Selmi sudah diterkam oleh ular piton raksasa tersebut dan dalam waktu cepat, tubuhnya juga sudah dibelit oleh ular terbesar di dunia itu.
Untungnya, saat itu Wa Selmi tidak sendirian ke kebun, tetapi ada ayahnya yang berjalan di belakangnya.
Melihat anaknya diterkam ular, sang ayah bernama Halimi langsung menghunus parang yang dibawanya, membacok tubuh ular piton raksasa itu.
Ular piton itu terluka oleh sabetan parang Halimi dan kemudian melepaskan lilitannya dari Wa Selmi, juga gigitannya.
Dalam waktu yang singkat, Halimi langsung menarik anaknya menjauh dari ular itu.
Ular piton yang terluka itu ternyata belum menyerah, tetapi berbalik hendak menerkam Halimi yang mengganggu makan siangnya.
Melihat ular itu hendak menyerangnya, Halimi kemudian mundur beberapa langkah.
Ternyata ular piton itu tidak melanjutkan penyerangannya, melainkan kabur ke semak-semak.
Halimi kemudian berlari sambil menggendong anaknya ke desa untuk meminta bantuan warga lainnya menangkap ular tersebut.

“Kita naik ke kebun, saat naik, saya pikul jeriken air, dia duluan di depan beberapa meter dari saya," kata Halimi seperti dilansir Kompas.com.
"Tiba-tiba dia bertariak, mama... mama... Dia langsung terbaring dan langsung dililit dengan ular,” kata Halimi, Jumat (3/5/2019).
• Banjir di Kabupaten Bogor, Empat Ekor Ular Piton Panjat Rumah Warga
• Penangkapan Ular Piton Raksasa 5 Meter Masuk Plafon Rumah. Awalnya Dikira Ban Mobil
Halimi melihat kaki kanan anaknya telah digigit ular dan tubuhnya juga sudah dililit ular itu.
Ia langsung membacok ular tersebut dengan parang, sehingga ular tersebut kemudian melepaskan lilitannya.
Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, nyaris tewas setelah digigit dan dililit ular piton yang panjangnya sekitar 7 meter, saat hendak ke kebunnya, Rabu (1//5/2019) sore. " />
Wa Selmi (7), warga Desa Watopute, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, nyaris tewas setelah digigit dan dililit ular piton yang panjangnya sekitar 7 meter, saat hendak ke kebunnya, Rabu (1//5/2019) sore. (Handout)
“Anakku langsung saya tarik, dan saya gendong. Tapi itu ular mau menerkam saya, saya langsung melompat mundur kebelakang beberapa meter,” ujarnya.
Melihat ular berjalan memasuki semak-semak, sambil menggendong anaknya, Halimi turun ke kampung dan memanggil warga.
“Kita dan warga kembali mencari itu ular. Kita dapat itu ular ada sekitar 10 meter dari lokasi awal," katanya.
• Jika Berhadapan dengan Ular Piton, Lakukan 5 Jurus Ini Agar Bisa Lolos saat Dililit
Karena terancam, ular itu mengangkat kepalanya hendak menerkam. Namun jumlah warga yang warga langsung memukul ular itu sampai akhirnya mati.
Wa Selmi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muna untuk mengobati kakinya yang terluka akibat gigitan ular.
Ini videonya:
KENAPA PITON SULAWESI MEMANGSA MANUSIA?
Ini adalah kasus kedua ular piton raksasa menerkam manusia.
Pada 16 Juni 2018, seorang wanita berinama Wa Tiba (54) ditemukan warga dalam perut ular piton setelah hilang sehari sebelumnya.
• Hilang Saat ke Kebun, Wanita Ini Ditemukan Sudah Tewas Dimangsa Ular Piton Sepanjang 7 Meter
• Ular Piton Berukuran 8 Meter Kejutkan Pemancing, Begini Nasib Sang Ular. Ini Foto dan Videonya
Jasad warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu ditemukan utuh dalam perut ular piton setelah dibelah.
Ular itu tidak melawan saat dibunuh warga karena sedang kekenyangan dan butuh waktu berhari-hari untuk melumatkan mangsanya di dalam perut.
Kasus ular piton (pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang memangsa manusia juga pernah terjadi di Sulawesi Barat.
Pada 26 Maret 2017, seorang petani sawit bernama Akbar (27), tewas dimangsa piton di kebun sawitnya, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah.
Jasad Akbar juga ditemukan utuh di perut piton setelah dibelah warga.
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular piton atau sanca batik yang memiliki nama latin phyton reticulatus memang termasuk ular jenis yang kerap ditemui di Indonesia dan Malaysia.
"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir.
Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia. Ukuran ini melebihi panjang ular anaconda yang terkenal di Sungai Amazon.

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan di wilayah tersebut."
Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan.
Hal ini membuat ukuran ular piton di Sulawesi lebih besar jika dibandingkan ular piton di Sumatera karena masih ada predator lainnya seperti harimau.
"Jika di penangkaran, panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar, panjangnya sekitar 7 meter," kata Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.
Atasi konflik piton dan manusia
Konflik piton dan manusia memang sering terjadi di Sulewasi.
Untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terulang,, Amir mengimbau masyarakat untuk memelihara anjing dan membawa hewan itu saat pergi ke kebun.
Anjing akan membantu majikannya jika ada ancaman dari hewan liar di sekitar manusia.
Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa piton di wilayah Sulawesi merupakan predator tertinggi dalam rantai makanan.
Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan agar ular tidak mencari mangsa lainnya di sekitar perkampungan penduduk.
Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya.
Piton juga membantu mengendalikan populasi babi hutan yang juga meresahkan masyarakat.
"Karena itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.
Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi.
"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.
"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.
Jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.
"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu python morulus atau sanca bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Kemudian condropyhton viridis atau sanca hijau yang ada di Papua dan pyhton timorensis atau sanca timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Anak Nyaris Tewas Digigit dan Dililit Ular Piton Sepanjang 7 Meter"
Penulis : Kontributor Baubau, Defriatno Neke