Perang Dagang AS vs China Kembali Berkobar, Rupiah Tersungkur
Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang semakin memanas akibat isu perang dagang membuat rupiah tersungkur
Pada Hari Rabu (8/5), Trump mengatakan keliru jika China berharap untuk bernegosiasi dagang dengan pemerintahan presidensial demokrat.
Trump juga bilang, dia akan senang untuk menjaga tarif impor China tetap berlaku
Namun Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memandang perubahan pada hukum China sebagai hal penting untuk memverifikasi kepatuhan setelah bertahun-tahun janji reformasi kosong.
Lighthizer mendorong rezim penegakan yang lebih keras seperti yang diberlakukan bagi Korea Utara atau Iran yakni sanksi ekonomi, ketimbang kesepakatan perdagangan khusus.
"Ini merongrong arsitektur inti dari perjanjian itu," kata seorang sumber di Washington.
Bahkan, salah satu sumber Reuters dari kalangan swasta mengatakan putaran terakhir perundingan berjalan sangat buruk karena China menjadi tamak.
"China mengingkari selusin hal, jika tidak lebih... Pembicaraan itu sangat buruk sehingga kejutan yang sebenarnya adalah butuh Trump meledak pada Minggu kemarin," ujar sumber itu.
Kirim Delegasi
Namun, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam sebuah pernyataan Rabu lalu mengatakan, menyelesaikan pertikaian perdagangan adalah proses negosiasi dan bahwa China tidak menghindari masalah.
Pembicaraan perdagangan dipastikan akan berlanjut karena delegasi China akan mengunjungi Washington pada Kamis dan Jumat ini.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan hal tersebut kepada wartawan di Washington.
Meski demikian, Lighthizer memastikan bahwa Trump tetap akan menaikkan bea impor Tiongkok mulai Jumat, pukul 12:01.
“Kami merasa berada di jalur yang benar untuk mencapai suatu tempat. Selama minggu lalu kami telah melihat erosi komitmen China. Kami tidak dapat menerima perubahan sikap tersebut, ” kata Lighthizer seperti dilansir Bloomberg.
Kabar ini membuat saham Wall Street langsung berguguran