BATAM TERKINI

Antisipasi Virus Cacar Monyet Dari Singapura, Kini Masuk Wilayah Batam Harus Lewati Thermal Detector

Kasus cacar monyet atau virus monkeypox yang ditemukan di Singapura dikhawatirkan masuk ke Indonesia melalui manusia.

Penulis: Eko Setiawan |
TRIBUNBATAM.id/EKO SETIAWAN
Kantor Kawasan Pelabuhan (KKP) Batam menempatkan alat pengukur suh tubuh manusia atau thermal detector di pintu kedatangan Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre, Senin (13/5). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kasus cacar monyet atau virus monkeypox yang ditemukan di Singapura dikhawatirkan masuk ke Indonesia melalui manusia.

Siaga mengantisipasi penyebaran virus ini, penumpang kapal dari Singapura yang masuk ke Batam dan Karimun harus melalui thermal detector atau alat pendeteksi suhu tubuh.

"Sebelumnya alat itu juga sudah terpasang. namun letaknya terlalu tinggi. Nah saat ini kita bawa alat baru supaya semua penumpang yang lewat bisa terdeteksi," kata Ketut Ngurah, Kepala Seksi Kepolisian Kawasan Pelabuhan (KKP) Batam di Pealabuhan Batam Centre.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan KKP memasang thermal Detector khusus di pelabuhan international.

Tujuan pemasangan alat ini untuk mendeteksi wisatawan atau warga luar negeri yang masuk ke Batam jangan sampai membawa virus cacar monyet.

"Saat ini kita belum ada indikasi warga luar yang terinfeksi cacar monyet masuk ke Batam, namun kita sudah melakukan langkah awal dengan memasang thermal detector," kata, Kadinkes Batam.

Dia mengatakan, pemeriksaan dilakukan khusus warga Batam dan warga Singapura dan Malaysia yang keluar masuk dari pelabuhan internasional.

"Kita juga sudah siapkan 6 ruang isolasi, jika ada ditemukan warga yang terindikasi mengidap cacar monyet. Ruang isolasi kita siapkan dua di RSUD EF dan empat di RSBP Sekupang," kata Didi.

Cegah Cacar Monyet di Singapura Masuk Batam, Dinkes Siapkan Berbagai Langkah

Viral Virus Cacar Monyet (Monkeypox) di Singapura, 42 Kematian Tercatat di Afrika Tahun 2018

VIRUS Cacar Monyet Jadi Viral, Begini Pesan Direktur Rumah Sakit BP Batam

Direktur Rumah Sakit BP (RSBP) Batam dr Sigit Riyanto, minta masyarakat Batam tidak panik terhadap isu penularan cacar monyet.

"Kepada masyarakat, diminta tidak perlu panik karena virus tersebut relatif dapat segera diatasi bila segera ditangani," kata dr Sigit.

Meski begitu, RSBP Batam tetap berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk mengambil tindakan pencegahan penularan kasus cacar monyet di Singapura.

"Saat ini belum ada pasien tersebut, BP Batam bersama kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan dan seluruh rumah sakit di Batam sudah berkoordinasi dengan baik untuk antisipasi penyebarannya," ujarnya.

Kata Sigit, meskipun risiko penyebarannya rendah, RSBP Batam siap menerima, apabila terdapat pasien terindikasi penyakit tersebut.

"Kami sudah meyiapkan ruang isolasi lengkap dengan peralatannya, apabila ada pasien tersebut," kata Sigit seraya mengingatkan, bila ada masyarakat atau orang asing yang mengeluh panas tinggi, lemas dan muncul ruam pada kulitnya, segera ke RSBP Batam atau RSUD Embung Fatimah.

Di Karimun, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungbalai Karimun melakukan pengecekan setiap warga negara Singapura yang datang ke Kabupaten Karimun.

Di pintu kedatangan pelabuhan Feri Internasional Tanjungbalai Karimun, petugas memasang alat pendeteksi suhu tubuh.

"Setiap penumpang Singapura yang masuk kita lakukan pemeriksaan suhu tubuh. Jika terinfeksi langsung dilakukan pemeriksaan khusus," kata Kepala Kantor Kesehatan Kelas II Tanjungbalai Karimun, Bakhtiar Agus Wijaya.

Dikatakan, pemeriksaan sejak Jumat lalu tidak ditemukan temuan penumpang yang terindikasi menderita Monkeypox.

"Meski tidak kita temukan adanya penumpang yang terjangkit virus tersebut, kita tetap bersiaga," ujar Bakhtiar.

Dokter KKP Kelas II Tanjungbalai Karimun, dr Famelia mengatakan, ciri-ciri terjangkit virus cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri-nyeri otot, dan mengalami kelenjar getah bening.

"Untuk masa inkubasinya atau gejala penyakitnya mulai kelihatan lima sampai 20 hari setelah terinfeksi virus cacar monyet tersebut dan apabila terinfeksi maka akan dilakukan penanganan khusus di rumah sakit," kata Famelia.

Ditambahkannya, untuk penyembuhannya diperlukan sekitar dua minggu dengan daya tahan tubuh yang kuat. Akan tetapi juga dapat berakibat fatal jika daya tahan tubuh dari manusia itu sendiri lemah.

"Kalau daya tahan tubuh lemah virus tersebut dengan sangat mudah masuk dan bisa menyebabkan gagal ginjal hingga kematian," terangnya.

Seperti diberitakan, Kementerian Kesehatan telah mengkonfirmasi satu kasus impor infeksi virus cacar monyet di Singapura. Munculnya kasus itu, membuat Departemen Kesehatan Singapura (MOH) langsung sibuk memburu orang-orang yang pernah kontrak dengan pria tersebut.

Pemerintah Singapura mengkarantina 23 orang selama 21 hari untuk mengetahui, apakah mereka juga terpapar virus tersebut.

Pasien yang diserangcacar monyet ini adalah seorang warga negara Nigeria yang datang di penghujung bulan lalu untuk mengikuti workshop atau lokakarya di Singapura.

Sebelum datang ke Singapura, pria itu menghadiri pesta pernikahan di Nigeria. Ia mungkin telah mengkonsumsi "daging semak" (daging yang berasal dari hasil buruan hewan liar) yang kemungkinan menjadi pemicu penularan virus monkeypox.

Daging semak adalah sumber protein yang populer di beberapa bagian Afrika dan tergolong daging yang mahal dan mewah, berasal dari berbagai hewan liar yang diburu, termasuk jenis primata (spesies monyet).

Dalam dua hari berikutnya, dia menghadiri workshop di Samsung Hub di Church Street, di Central Business District.

Pada 30 April, ia mengalami demam, sakit otot, kedinginan, dan ruam kulit. Antara 1 dan 7 Mei, lelaki itu melaporkan bahwa dia sering tinggal di kamar hotelnya.

Cacar monyet bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1969 di Kongo.

Namun dengan perkembangan vaksinasi dan tindakan isolasi penderita cacar monyet, dunia sebenarnya sudah bebas dari cacar monyet pada tahun.

Cacar monyet bisa menjadi berbahaya bila dialami oleh anak balita. Data WHO menunjukkan bahwa 1 dari 10 balita yang sakit cacar monyet meninggal dunia. (tribunbatam.id/eko setiawan/dewi haryati/elhadif putra)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved