Kisah See Quey, Kanibal Top Thailand Tahun 50-an Pemakan Jeroan Anak. Kenapa Warga Kini Membelanya?
Hingga saat ini, nama See Quey masih terus menjadi legenda paling terkenal di Thailand, tentang kekejaman seorang kanibal pemakan jeroan anak-anak
Banyak yang percaya bahwa See Quey adalah kambing hitam yang mudah karena ia adalah anggota kelompok etnis yang terpinggirkan.
Kasusnya terjadi selama Perang Dingin, ketika kediktatoran militer AS yang memerintah Thailand kala itu selalu menjadikan etnis China sebagai sasaran karena kekhawatiran meningkatnya pengaruh komunisme.
Pada saat itu, imigran Tiongkok sering dipandang endah dan didiskriminasi oleh penduduk setempat.
Mereka yang percaya pada See Quey tidak bersalah juga mengatakan, ketidakmampuannya untuk berbicara bahasa Thailand juga turut andil membuatnya sangat mudah diseret ke meja hijau.
Selain itu, banyak yang menunjukkan bahwa See Quey diarak di jalanan dan dilabeli monster di koran sebelum persidangannya dimulai.
Media, menurut mereka, mengubah kisah itu menjadi cerita yang menakutkan sampai hari ini.
Dalam sebuah posting yang dibuat kemarin pagi, halaman Facebook Poetry of Bitch (Tuhan, kami suka nama itu), membeberkan beberapa bukti untuk mengklaim bahwa See Quey sebenarnya tidak bersalah.
Tersangka sebenarnya --kata akun yang menyatakan telah melakukan sejumlah investigasi-- adalah seorang lelaki Thailand bernama "Gleang," saudara ipar seorang wakil bupati yang disegani.
Halaman Facebook tersebut menuduh bahwa Gleang memiliki riwayat penyakit mental dan benar-benar diidentifikasi namanya oleh salah seorang yang selamat dari serangan See Quey.
Potongan hati seorang anak juga diduga ditemukan di saku Gleang.
Kita mungkin harus menjelaskan pada titik ini bahwa hampir semua informasi baru mereka berasal dari film dokumenter PBS Thailand yang ditayangkan tahun lalu.
Warga setempat yang diwawancarai untuk segmen PBS, yang tinggal dekat See Quey ketika pembunuhan terjadi, juga mengarahkan jari mereka pada Gleang yang misterius ini.
Gleang, bagaimanapun, tidak pernah diperiksa atau dituntut.
“Quey adalah karyawan kami. Ibuku menghabiskan banyak waktu bersamanya ... Dia pria yang pemalu dan pendiam. Dia tidak akan pernah mengambil keuntungan dari siapa pun,” kata Wanapa Tonshim, mantan karyawan Kuey mengatakan kepada PBS.