Polri: Rusuh 22 Mei Bukan Spontan Tapi Direncanakan
Kepolisian menyebut bahwa rusuh 22 Mei dini hari pascademo di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019) bukan spontan tapi sudah direncanakan
Setelah imbauan beberapa kali, massa kooperatif membubarkan diri. Proses berjalan damai.
Pukul 23.00 WIB

Tiba-tiba ada massa yang tidak diketahui asalnya. Mereka memprovokasi hingga melakukan tindakan anarkistis.
Lantaran tidak boleh lagi ada kerumuman massa, kepolisian kemudian membubarkan.
Ketika didorong mundur, massa melawan dengan melempar batu, molotov, dan petasan ukuran besar ke arah petugas.
"Massa tersebut sangat brutal," ujar Iqbal.
Polisi terus melakukan upaya penanganan hingga lima jam.
Massa saat itu terpecah, ada yang mengarah ke Jalan Sabang, ada yang masuk ke gang-gang kecil. Ada juga yang menuju Jalan Kiyai Wahid Hasyim dan Tanah Bang.
Provokator dari Luar Jakarta
Dalam proses itu, polisi mengamankan 58 orang yang diduga provokator (berita ilainnya menyebut 69 orang). Polisi sedang memeriksa mereka.
Dugaan sementara, mayoritas berasal dari luar Jakarta.
Sekitar 200 orang berkumpul di KS Tubun. Polri menduga massa tersebut sengaja dipersiapkan.
Seketika itu, massa bergerak ke arah asrama Polri di Petamburan yang merupakan jalur yang menghubungkan Tanah Abang-Slipi.
Mereka menyerang asrama dengan melempar batu, molotov, petasan, botol.
Saat itu, asrama dijaga petugas piket. Massa dihalau dengan tembakan gas air mata.