BATAM TERKINI

Fasilitas Kurang Memadahi, Menhub Bakal Kaji Ulang Pelabuhan Pelni di Batam, Kembali ke Sekupang?

Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi bakal mengevaluasi penempatan pelabuhan Pelni yang saat ini ditempatkan di Batu Ampar, Batam.

Penulis: Dewi Haryati |

"Kalau ada kapalnya pasti ramai. Sekarang kan memang tidak ada jadwal," ucap Yuna, seorang petugas yang ditemui.

Yuna menambahkan jadwal keberangkatan baru dibuka esok hari, Selasa (21/5/2019) mulai dari jam 07.00 - 11.00 WIB dengan tujuan Tanjung Balai Karimun dan Belawan.

"Itu menggunakan Kapal KM Kelud," tambahnya. 

 Kepala Bayi Retak, Ini Kesaksian Dokter Pemeriksa Mayat Bayi Kembar yang Lahir di Kos Batam

 5 Santapan Favorit yang Selalu Ada Saat Buka Puasa Ramadhan

 Butuh Dana Rp 9,3 Miliar, Pemilik Eastern Glory Siap Perbaiki Kerusakan Jembatan II Barelang

Kondisi pelabuhan Pelni di Batu Ampar Batam terlihat sangat tidak layak digunakan sebagai pelabuhan penumpang dan barang.
Kondisi pelabuhan Pelni di Batu Ampar Batam terlihat sangat tidak layak digunakan sebagai pelabuhan penumpang dan barang. (TRIBUNBATAM.ID/EKO SETIAWAN)

Keramik Mengelupas hingga Toilet Pesing

Sebelumnya diberitakan, sejak pindah dari Sekupang ke Batu Ampar, pelabuhan Pelni di Batuampar sangat tidak layak digunakan untuk lalu lalang penumpang.

Hingga kini, tidak satu pun fasilitas yang diperbaiki.

Dari hasil pantauan Tribunbatam.id, kondisi pelabuhan semakin tak terurus. Seperti keramik yang sudah mengelupas, kipas angin yang rusak dan ventilasi udara yang tidak sehat.

Padahal setiap tahunya, puluhan ribu orang menggunakan jasa kapal Pelni untuk pulang pergi dari dan ke Batam.

Apalagi saat ini, semenjak tiket pesawat mahal, kebanyakan masyarakat di Batam lebih memilih menggunakan moda transportasi laut yakni menggunakan kapal Pelni.

Mirisnya lagi, setiap hendak masuk ke pelabuhan, mereka harus berdesak-desakan sesama penumpang.

Belum lagi para porter di pelabuhan yang ikut berdesakan demi barang bawaan mereka bisa terangkat ke atas kapal.

Tidak heran, setiap keberangkatan ada saja orang yang pingsan akibat gerah dan kepanasan.

Apalagi di saat musim mudik seperti ini, kebanyakan dari mereka menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

 Jadwal Buka Puasa Sabtu 18 Mei 2019 untuk Medan, Padang, Pekanbaru & 33 Kota Besar Seluruh Indonesia

 Bangun Tidur, Feri Kaget Motornya Meleleh Diduga Dibakar Orang di Depan Kamar Kosnya di Batam

 Setelah Dipasang Box Curvert, Jalanan di Depan Pasar Melayu Batuaji Batam Licin Mirip Bubur

 Seruan People Power 22 Mei 2019 Menggaung hingga ke Daerah, Ini Kata Tokoh Melayu Kepri

 Masih Banyak Jalan Berlubang di Batam, Kasatlantas: Kelihatan Sepele Tapi Dampaknya Terasa

Salah satu petugas kepolisian di Pelabuhan Batu Ampar bercerita, sebagai Polisi mereka tidak bisa berbuat banyak. Sebab mereka hanya bertugas menjaga dan mengamankan para penumpang saat naik ataupun turun kapal.

Kendati demikian, ia juga memahami kondisi yang sangat memprihatinkan ini.

"Ya beginilah kondisinya, kita gak bisa ngomong banyak juga. Tugas kita di sini pengamanan, walaupun ada saja ibu-ibu yang pingsan saat masuk pelabuhan," sebut seorang polisi saat ditemui di pelabuhan Batuampar, Sabtu (18/5/2019).

Selain panas, kipas angin rusak toilet pelabuhan tersebut juga tidak memadai.

Pasalnya toilet tersebut tidak layak digunakan lagi dengan segala keterbatasannya.

Air mengalir tidak terlalu deras, toilet berbau pesing seolah tidak terurus.

Namun tidak ada pilihan lagi untuk orang buang hajat, dari pada mereka tahan, lebih baik mereka menahan nafas sebentar agar bisa melegakan diri sendiri.

Beralih ke luar pelabuhan, aktifitas kontainer harus dihentikan jika kapal Pelni datang.

Aktifitas bongkar muat otomatis akan terganggu jika ada mobil bus penumpang lalu lalang mengantar dan menjemput para penumpang setiap harinya.

Untuk naik ke atas bus, mereka juga harus berdesakan. Lagi-lagi pemandangan yang sama seperti di pintu masuk Pelabuhan juga terlihat. Ada yg berteriak sakit terjepit ataupun kuku kakinya terpijak sepatu penumpang lain.

Namun kondisi seperti itu seolah wajar saja bagi mereka yang selalu memgalami hal yang sama disetiap tahunya. Mereka tetap semangat naik ke atas bus menuju ke dermaga kapal Pelni.

Penderitaan para penumpang Pelni belum selesai. Usai turun dari bus, mereka naik ke atas kapal. Di sinilah mereka kembali harus berjuang.

Kembali berdesakan dengan penumpang lainnya. Naik ke atas kapal dengan menggunakan tangga darurat.

Hanya tiga tangga yang dibuka, yakni di bagian depan, tengah dan belakang.

Tangga bagian tengah hanya lebar setengah meter itupun merek berdesakan untuk naik ke atas kapal.

Sementara itu, kapal Pelni dari Jakarta ataupun Medan terkadang masuk Batam dan bersandar di Pelabuhan Batu Ampar sekitar pukul 20.00 WIB.

Tanpa penerangan dan tanpa jemputan mobil bus.

Mereka harus berjalan dari kapal sampai ke gerbang pelabuhan. Di ujung gerbang baru ada angkutan umum yang biasa mencari penumpang.

Mirisnya lagi, mereka berjalan dalam kondisi gelap gulita. Minimnya penerangan membuat mereka harus berhati-hati agar tidak menabrak kontainer yang terparkir dikawasan tersebut.

Itulah sedikit gambaran yang terlihat di pelabuhan Pelni Batuampar. Pastinya semenjak dipindahkan dari Sekupang ke Bataampar sejauh ini pelabuhan Sekupng juga belum diperbaiki oleh pemerintah setempt ataupun pemerintah pusat. (tribunbatam.id/dewi haryati/dipa nusantara/setiawan koe)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved